Faridah Febriyanti, Putri (2024) ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PEMBANGUNAN CONVEYOR PADA PT ABC. S1 thesis, Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Text
Putri Faridah Febriyanti_3333200037_Fulltext.pdf Download (2MB) |
|
Text
Putri Faridah Febriyanti_3333200037_CP.pdf Download (26MB) |
|
Text
Putri Faridah Febriyanti_3333200037_01.pdf Download (1MB) |
|
Text
Putri Faridah Febriyanti_3333200037_02.pdf Download (380kB) |
|
Text
Putri Faridah Febriyanti_3333200037_03.pdf Download (374kB) |
|
Text
Putri Faridah Febriyanti_3333200037_04.pdf Download (823kB) |
|
Text
Putri Faridah Febriyanti_3333200037_05.pdf Download (375kB) |
|
Text
Putri Faridah Febriyanti_3333200037_06.pdf Download (209kB) |
|
Text
Putri Faridah Febriyanti_3333200037_Ref.pdf Download (303kB) |
|
Text
Putri Faridah Febriyanti_3333200037_Lamp.pdf Download (445kB) |
Abstract
PT ABC adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa logistik dan salah satu layanannya yaitu jasa bongkar dan muat. Saat ini PT ABC sedang menjalin kerjasama dengan PT EFG terkait bongkar dan muat kargo batubara yang blending. Apabila kerja sama ini saling menguntungkan kedua belah pihak maka PT EFG akan menjalin kerjasama jangka panjang dengan PT ABC dengan total throughput yang cukup besar mencapai 1.500.000 ton per tahun. Untuk itu PT ABC harus membangun fasilitas muat berupa conveyor agar dapat meningkatkan rata-rata muat. Untuk membangun conveyor tersebut perlu dihitung margin yang akan didapatkan, nilai Weighted Average Cost of Capital (WACC) yang digunakan, hasil analisis kelayakan, hasil analisis sensitivitas, dan rancangan strategi pembangunan conveyor. Berdasarkan hasil penelitian maka margin yang didapatkan untuk muat kargo batubara sebesar Rp2.868 per ton atau 15% dari tarif. Nilai WACC yang digunakan untuk pembangunan conveyor sebesar 11,96%. Hasil perhitungan kelayakan dengan Net Present Value (NPV) sebesar Rp-76.127.604.299, Internal Rate of Return (IRR) sebesar 3,96%, Benefit Cost Ratio (BCR) sebesar 0,521, Payback Period (PP) sebesar 26,58 tahun maka pembangunan conveyor tersebut disimpulkan tidak layak. Hasil analisis sensitivitas dengan parameter kenaikan throughput sebesar 15% dan kenaikan tarif sebesar 13% maka akan terjadi perubahan nilai kelayakan jika variabel tersebut berubah.Terdapat tiga rancangan dalam pembangunan conveyor yaitu pembangunan tidak dilanjutkan, membuat perjanjian dengan PT EFG mengenai minimal throughput yang digunakan sebesar 2.348.511 ton per tahun, dan membuatperjanjian mengenai minimal tarif yang digunakan sebesar Rp28.355 per ton artinya tarif tersebut harus naik 66% dari tarif eksisting.
Item Type: | Thesis (S1) | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Contributors: |
|
|||||||||
Additional Information: | PT ABC adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa logistik dan salah satu layanannya yaitu jasa bongkar dan muat. Saat ini PT ABC sedang menjalin kerjasama dengan PT EFG terkait bongkar dan muat kargo batubara yang blending. Apabila kerja sama ini saling menguntungkan kedua belah pihak maka PT EFG akan menjalin kerjasama jangka panjang dengan PT ABC dengan total throughput yang cukup besar mencapai 1.500.000 ton per tahun. Untuk itu PT ABC harus membangun fasilitas muat berupa conveyor agar dapat meningkatkan rata-rata muat. Untuk membangun conveyor tersebut perlu dihitung margin yang akan didapatkan, nilai Weighted Average Cost of Capital (WACC) yang digunakan, hasil analisis kelayakan, hasil analisis sensitivitas, dan rancangan strategi pembangunan conveyor. Berdasarkan hasil penelitian maka margin yang didapatkan untuk muat kargo batubara sebesar Rp2.868 per ton atau 15% dari tarif. Nilai WACC yang digunakan untuk pembangunan conveyor sebesar 11,96%. Hasil perhitungan kelayakan dengan Net Present Value (NPV) sebesar Rp-76.127.604.299, Internal Rate of Return (IRR) sebesar 3,96%, Benefit Cost Ratio (BCR) sebesar 0,521, Payback Period (PP) sebesar 26,58 tahun maka pembangunan conveyor tersebut disimpulkan tidak layak. Hasil analisis sensitivitas dengan parameter kenaikan throughput sebesar 15% dan kenaikan tarif sebesar 13% maka akan terjadi perubahan nilai kelayakan jika variabel tersebut berubah.Terdapat tiga rancangan dalam pembangunan conveyor yaitu pembangunan tidak dilanjutkan, membuat perjanjian dengan PT EFG mengenai minimal throughput yang digunakan sebesar 2.348.511 ton per tahun, dan membuatperjanjian mengenai minimal tarif yang digunakan sebesar Rp28.355 per ton artinya tarif tersebut harus naik 66% dari tarif eksisting. | |||||||||
Subjects: | T Technology > T Technology (General) T Technology > TA Engineering (General). Civil engineering (General) |
|||||||||
Divisions: | 03-Fakultas Teknik 03-Fakultas Teknik > 26201-Jurusan Teknik Industri |
|||||||||
Depositing User: | Mrs Putri Faridah Febriyanti | |||||||||
Date Deposited: | 26 Feb 2024 12:10 | |||||||||
Last Modified: | 26 Feb 2024 12:10 | |||||||||
URI: | http://eprints.untirta.ac.id/id/eprint/33488 |
Actions (login required)
View Item |