Search for collections on EPrints Repository UNTIRTA

PEMANFAATAN LIMBAH BUNGKIL INTI SAWIT (Elaeis guineensis) SEBAGAI BAHAN BAKU PAKAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus) MELALUI FERMENTASI Saccharomyces cerevisiae

FAJRI HIDAYAT, SYAMSUL (2018) PEMANFAATAN LIMBAH BUNGKIL INTI SAWIT (Elaeis guineensis) SEBAGAI BAHAN BAKU PAKAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus) MELALUI FERMENTASI Saccharomyces cerevisiae. S1 thesis, UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA.

[img] Text (Skripsi)
PEMANFAATAN LIMBAH BUNGKIL INTI SAWIT (Elaeis guineensis) SEBAGAI BAHAN BAKU PAKAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus) MELALUI FERMENTASI Saccharomyces cerevisiae.PDF
Restricted to Registered users only

Download (2MB)

Abstract

Waste palm kernel meal is a plant source can be used as raw material for feed, because palm kernel meal is an alternative raw material source of protein in the feed that has a high protein content but has an anti nutrition substance as well as a high crude fiber material so the need for a fermentation process to reduce the anti nutrition and crude fiber material. The purpose of study was to evaluate the effectiveness of digestion and growth from the utilization of waste palm kernel meal (Elaeis guineensis) as raw material of tilapia (Oreochromis niloticus) through fermentation Saccharomyces cerevisiae. Research was conducted for 40 days, the first phase of the research used factorial randomized completely design with difference factor of incubation times (0 hours, 24 hours, and 48 hours difference doses) factor of S. cerevisiae (0%, 0.9%, and 1.5%). The second phase of this research used a complete randomized design with 3 feed treatments, A (control), B (without fermentation), C (with best fermentation) and four replications. Frequency of feeding was three times a day at 08.00 am, 12.00 am and 04.00 pm with at satiation. The research fish used are male monosex with average size 5.34 + 0.14 g with the density of 15 fish/aquarium. The result show that without or with fermentation by 1.5% S. cerevisiae. Fermentation with S. cerevisiae 1.5% with 24 hours incubation, decreases the value of low crude fiber, providing raw materials, dry ingredients to good protein and capable of supporting growth and development in fish.

Item Type: Thesis (S1)
Contributors:
ContributionContributorsNIP/NIM
Thesis advisorNoerkhaerin Putra, AchmadUNSPECIFIED
Thesis advisorbayu Syamsunaryo, MasUNSPECIFIED
Additional Information: Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan salah satu jenis ikan budidaya yang berkembang pesat di Indonesia. Pakan merupakan salah satu faktor penentu pertumbuhan dan merupakan biaya terbesar dalam kegiatan budidaya (60-70%). Penyediaan bahan baku utama dalam pakan masih bertumpu pada tepung ikan dan tepung kedelai dengan ketersediaan yang sulit dan harga yang relatif mahal. Saat ini penyediaan sumber protein dalam pakan telah diarahkan terhadap evaluasi dan penggunaan sumber protein konvensional, terutama dari tanaman produk seperti biji, daun dan produk pertanian lainnya. Bungkil inti sawit adalah bahan baku alternatif sumber protein dalam pakan karena memiliki kandungan protein yang tinggi. Proses fermentasi pada bungkil inti sawit dilakukan untuk mengatasi kandungan zat antinutrisi serta meningkatkan nilai gizinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas kecernaan dan pertumbuhan dari pemanfaatan limbah bungkil inti sawit (Elaeis guineensis) sebagai bahan baku pakan ikan nila melalui fermentasi Saccharomyces cerevisiae. Penelitian telah dilaksanakan selama 40 hari pada September hingga Oktober 2017 bertempat di Hatchery Jurusan Perikanan. Penelitian ini menggunakan rancangan pada tahap I (menentukan nilai serat kasar) menggunakan rancangan percobaan berupa Rancangan Acak Lengkap Faktorial (RALF) dengan faktor perbedaan lama inkubasi (0 jam, 24 jam dan 48 jam) dan faktor perbedaan dosis Saccharomyces cerevisiae (0%, 0,9% dan 1,5%) yang masing-masing terdiri dari tiga kali ulangan. Tahap II (pemeliharaan ikan) adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 4 ulangan, yaitu perlakuan A (Pakan komersil sebagai kontrol), B (Pakan dengan penambahan BIS tanpa fermentasi), C (Pakan dengan penambahan BIS fermentasi terbaik pada tahap I). Penggunaan dosis kapang dalam fermentasi yaitu sebesar 1,5 g/1 kg bungkil inti kelapa sawit. Ikan nila yang digunakan berasal dari Balai Benih Ikan (BBI) Curug Barang, Kab. Pandeglang, Banten. Ikan uji yang digunakan adalah ikan nila monoseks jantan berukuran 5,34 ± 0,14 g. Ikan di plotting ke dalam akuarium yang berukuran 70 x 30 x 30 dengan volume air 40 L dan kepadatannya 15 ekor/akuarium. Frekuensi pemberian pakan dilakukan sebanyak 3 kali pukul 08.00, 12.00 dan 16.00 WIB secara at satiation. Ikan dipuasakan terlebih dahulu selama 7 hari, kemudian barulah ikan uji dipelihara selama 40 hari masa pemeliharaan. Parameter yang diamati yaitu kecernaan bahan kering, kecernaan protein, kecernaan lemak, kecernaan energi, jumlah konsumsi pakan, laju pertumbuhan spesifik, konversi pakan dan tingkat kelangsungan hidup.
Subjects: S Agriculture > SH Aquaculture. Fisheries. Angling
Divisions: 04-Fakultas Pertanian
04-Fakultas Pertanian > 54244-Program Studi Ilmu Perikanan
Depositing User: Admin Eprints Untirta
Date Deposited: 09 Dec 2021 10:45
Last Modified: 09 Dec 2021 10:45
URI: http://eprints.untirta.ac.id/id/eprint/9543

Actions (login required)

View Item View Item