NURHASANAH, RANI (2025) KAJIAN ETNOSAINS PADA KESENIAN DEBUS SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPA DI SMP. S1 thesis, UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA.
![[img]](https://eprints.untirta.ac.id/style/images/fileicons/text.png) |
Text (SKRIPSI)
RANI NURHASANAH_2281210028_02.pdf Restricted to Registered users only Download (323kB) |
|
Text (SKRIPSI)
RANI NURHASANAH_2281210028_03.pdf Restricted to Registered users only Download (281kB) |
|
Text (SKRIPSI)
RANI NURHASANAH_2281210028_04.pdf Restricted to Registered users only Download (949kB) |
|
Text (SKRIPSI)
RANI NURHASANAH_2281210028_05.pdf Restricted to Registered users only Download (184kB) |
|
Text (SKRIPSI)
RANI NURHASANAH_2281210028_Reff.pdf Restricted to Registered users only Download (218kB) |
|
Text (SKRIPSI)
RANI NURHASANAH_2281210028_Lamp.pdf Restricted to Registered users only Download (3MB) |
|
Text (SKRIPSI)
RANI NURHASANAH_2281210028_FULLTEXT.pdf Restricted to Registered users only Download (4MB) |
|
Text (SKRIPSI)
RANI NURHASANAH_2281210028_CP.pdf Restricted to Registered users only Download (276kB) |
|
Text (SKRIPSI)
RANI NURHASANAH_2281210028_01.pdf Restricted to Registered users only Download (735kB) |
Abstract
Indonesia has a rich cultural heritage that has the potential to be used as a learning resource. Debus art is one of the local cultural practices that holds potential to be explored as a science learning source. Through an ethnoscience approach, indigenous scientific knowledge embedded in Debus can be analyzed and reconstructed into applicable scientific knowledge. This study aimed to examine the scientific concepts found in Debus art, particularly in the techniques used, as a form of local knowledge reconstructed into scientific knowledge, and to determine its relevance to the Science Learning Outcomes at the junior high school level. This research employed a case study design with a qualitative approach. Data were collected through observation, semi-structured interviews, and documentation at three Debus schools (padepokan) in Banten Province. The findings showed that the use of golok (machetes) and Al Madad involved physics concepts such as pressure and center of mass, and biological concepts such as muscle tissue and human anatomy and physiology. Fire techniques involved physics concepts of heat and heat transfer, and chemical concepts of combustion reactions. Brick-breaking techniques were related to the physics concepts of force and pressure. The reconstruction of this local knowledge showed direct relevance to junior high school science outcomes, particularly in topics of force and motion, heat, chemical changes, muscle cells, organ structures and functions, life cycles, human sensory organs, and pressure. Therefore, Debus art can serve as a valuable science learning resource in schools.
| Item Type: | Thesis (S1) | |||||||||
|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
| Contributors: |
|
|||||||||
| Additional Information: | Indonesia memiliki kekayaan budaya yang berpotensi untuk dijadikan sebagai sumber belajar. Kesenian Debus merupakan salah satu kebudayaan lokal yang memiliki potensi untuk dikaji sebagai sumber belajar IPA. Melalui pendekatan etnosains, sains asli masyarakat lokal yang terkandung dalam kesenian Debus dapat dianalisis dan direkonstruksikan menjadi sains ilmiah yang berlaku. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji konsep sains yang terkandung dalam kesenian Debus terutama pada teknik digunakan sebagai bentuk pengetahuan lokal yang direkonstruksi menjadi sains ilmiah dan mengetahui relevansinya dengan Capaian Pembelajaran IPA di SMP. Desain penelitian yang digunakan berupa studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara semi terstruktur, dan dokumentasi di tiga padepokan Debus di Provinsi Banten. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam teknik penggunaan golok dan Al Madad terkandung konsep fisika berupa tekanan dan pusat massa, serta konsep biologi berupa jaringan otot dan anatomi fisiologi manusia. Selanjutnya, pada teknik penggunaan api terlibat konsep fisika mengenai kalor dan perpindahan kalor, serta konsep kimia berupa reaksi pembakaran. Kemudian, pada teknik memecahkan batu bata di atas kepala sangat erat kaitannya dengan konsep fisika mengenai gaya dan tekanan. Rekonstruksi terhadap pengetahuan lokal ini menunjukkan keterkaitan langsung dengan Capaian Pembelajaran IPA SMP, khususnya pada topik gaya dan gerak, kalor, perubahan kimia, sel otot, struktur dan fungsi organ, siklus makhluk hidup, alat indra manusia serta tekanan. Oleh sebab itu, Kesenian Debus dapat dijadikan sebagai sumber belajar IPA di sekolah. | |||||||||
| Subjects: | L Education > L Education (General) L Education > LB Theory and practice of education L Education > LB Theory and practice of education > LB1603 Secondary Education. High schools Q Science > Q Science (General) |
|||||||||
| Divisions: | 02-Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan 02-Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan > 84201-Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam |
|||||||||
| Depositing User: | Ms Rani Nurhasanah | |||||||||
| Date Deposited: | 06 Aug 2025 03:52 | |||||||||
| Last Modified: | 06 Aug 2025 03:52 | |||||||||
| URI: | http://eprints.untirta.ac.id/id/eprint/53627 |
Actions (login required)
 |
View Item |