Search for collections on EPrints Repository UNTIRTA

HAK DAN KEDUDUKAN CUCU SEBAGAI AHLI WARIS PENGGANTI DALAM SENGKETA WARIS PERSPEKTIF KOMPILASI HUKUM ISLAM (KHI) (STUDI KASUS DI DESA KALODRAN KECAMATAN WALANTAKA)

Andriyani Putri, Wulan (2024) HAK DAN KEDUDUKAN CUCU SEBAGAI AHLI WARIS PENGGANTI DALAM SENGKETA WARIS PERSPEKTIF KOMPILASI HUKUM ISLAM (KHI) (STUDI KASUS DI DESA KALODRAN KECAMATAN WALANTAKA). S1 thesis, UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA.

[img] Text
01. Wulan Andriyani Putri - 1111190346 - Full Text.pdf
Restricted to Registered users only

Download (704kB)
[img] Text
03. Wulan Andriyani Putri - 1111190346 - 01.pdf
Restricted to Registered users only

Download (529kB)
[img] Text
04. Wulan Andriyani Putri - 1111190346 - 02.pdf
Restricted to Registered users only

Download (155kB)
[img] Text
05. Wulan Andriyani Putri - 1111190346 - 03.pdf
Restricted to Registered users only

Download (73kB)
[img] Text
06. Wulan Andriyani Putri - 1111190346 - 04.pdf
Restricted to Registered users only

Download (91kB)
[img] Text
07. Wulan Andriyani Putri - 1111190346 - 05.pdf
Restricted to Registered users only

Download (14kB)
[img] Text
08. Wulan Andriyani Putri - 1111190346 - Ref.pdf
Restricted to Registered users only

Download (65kB)
[img] Text
09. Wulan Andriyani Putri - 1111190346 - Lamp.pdf
Restricted to Registered users only

Download (88kB)

Abstract

Inheritance law is a part of family law that plays a very important role. Inheritance law is considered an inseparable part of family law. This can be understood because inheritance problems are experienced by everyone, because every person will experience death and will leave behind the assets they own. Then questions will arise about whether the assets owned will be distributed to whom and how. Because quite a few problems will arise regarding the determination and distribution of inheritance, such as the problem of replacement heirs. One of them is someone who does not get a share of the inheritance from his grandfather because his parents died first. Regarding this, Islamic inheritance emphasizes that to fulfill a sense of justice, grandchildren have the right to receive a share of their grandfather's inheritance even if their parents die first. The aim of this research is to find out how the practice of distributing inheritance to successor heirs in Kalodran Village is. This research is a type of field research with a qualitative, analytical approach. The location of this research is in Kalodran Village, Walantaka District, Serang City. The main data source in this research is field data by collecting information from practitioners of the practice of distributing inheritance to replacement heirs in Kalodran Village and documentation. Apart from that, data was also obtained from interviews with respondents, namely, the Village Head, the Head of the BMA, and the Imam in Kalodran Village. The results of this research show, 1) Regarding the practice of dividing inheritance, it is more of a voluntary gift or gift because one of the pillars of inheritance is that the heir must die first. 2) Judging from Islamic law, the practice of distributing inheritance assets to successor heirs in this research is not in line with what is regulated by Islamic Inheritance Law and the Compilation of Islamic Law (KHI).

Item Type: Thesis (S1)
Contributors:
ContributionContributorsNIP/NIM
Thesis advisorFAUZIAH, FARIDATUL195907281985032002
Thesis advisorARIFINAL, MOCHAMAD1975502082008011011
Additional Information: Hukum kewarisan merupakan bagian dari hukum keluarga yang memegang peranan sangat penting. Hukum kewarisan di anggap sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari hukum keluarga. Hal ini dapat dipahami sebab masalah kewarisan pasti dialami oleh setiap orang, karena setiap manusia pasti mengalami kematian dan akan meninggalkan harta yang dimiliki. Maka akan timbul pertanyaan tentang harta yang dimiliki akan dibagikan kepada siapa saja dan bagaimana caranya. Sebab tidak sedikit permasalahan yang akan timbul terkait penetapan dan pembagian harta warisan tersebut,seperti masalah ahli waris pengganti. Salah satunya sesorang yang tidak mendapatkan bagian warisan dari kakeknya karena orang tuanya meninggal terlebih dahulu. Mengenai hal itu dalam kewarisan Islam menegaskan bahwa untuk memenuhi rasa keadilan maka cucu berhak mendapatkan bagian dari harta peninggalan kakeknya meskipun orang tuanya meninggal terlebih dahulu.Tujuan yang hendak dicapai penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana praktik pembagian harta warisan kepada ahli waris pengganti di Desa Kalodran. Penelitian ini termasuk jenis penelitian lapangan (field research) dengan pendekatan kualitatif yang bersifat analisis. Lokasi penelitian ini adalah di Desa Kalodran Kecamatan Walantaka Kota Serang. Sumber data utama dalam penelitian ini adalah data lapangan dengan cara mengumpulkan infomasi dari pelaku praktik pembagian warisan kepada ahli waris pengganti di Desa Kalodran dan dokumentasi. Selain itu, data juga didapat dari interview kepada responden yaitu, Lurah, Ketua BMA, dan Imam di Desa Kalodran. Hasil penelitian ini menunjukkan, 1) Mengenai praktik pembagian harta warisan adalah lebih kepada suatu pemberian sukarela atau hibah karena salah satu rukun kewarisan adalah pewaris harus meninggal terlebih dahulu. 2) Ditinjau dari hukum Islam bahwasannya mengenai praktik pembagian harta warisan kepada ahli waris pengganti dalam penelitian ini tidak sejalan dengan apa yang diatur oleh Hukum Kewarisan Islam dan Kompilasi Hukum Islam (KHI).
Uncontrolled Keywords: Islamic Inheritance, Substitute Heirs, KHI Kewarisan Islam, Ahli Waris Pengganti, KHI
Subjects: K Law > K Law (General)
Divisions: 01-Fakultas Hukum
01-Fakultas Hukum > 74201-Program Studi Ilmu Hukum
Depositing User: Mrs. Wulan Andriyani Putri
Date Deposited: 07 Oct 2024 09:58
Last Modified: 07 Oct 2024 09:58
URI: http://eprints.untirta.ac.id/id/eprint/42725

Actions (login required)

View Item View Item