%I UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
%T PENERAPAN KEBIJAKAN TEACHING FACTORY
(TEFA) DI SMK ATTAUFIQIYYAH KECAMATAN
BAROS KABUPATEN SERANG
%L eprintuntirta53204
%K Policy Implementation, Teaching Factory.
Penerapan Kebijakan, Teaching Factory.
%O Orientasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah untuk mempersiapkan lulusan yang siap untuk memasuki dunia kerja. Pemerintah berkomitmen untuk mengembangkan SMK sebagai upaya untuk mengatasi tantangan di sektor tenaga kerja, sehingga lulusan dapat bersaing di tingkat global. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan kebijakan teaching factory (TEFA) di SMK Attaufiqiyyah Kecamatan Baros Kabupaten Serang. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah kuesioner. Dalam implementasi kebijakan tentang teaching factory menurut buku panduan pengembangan teaching factory yang diterbitkan oleh Direktorat Pembinaan SMK tahun 2019 ada 7 parameter yang mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan teaching factory yaitu pengkondisian SMK, pembenahan ruang praktik/bengkel – laboratorium, penentuan produk – jasa teaching factory, model pembelajaran – training, sumber daya manusia, manajemen, hubungan industri dan informasi produk barang dan atau layanan jasa. Analisis data menggunakan statistik deskriptif. Hasil menunjukan bahwa implementasi teaching factory yang sudah dilaksanakan di SMK Attaufiqiyyah Kecamatan Baros Kabupaten Serang termasuk dalam kategori baik karena menunjukkan total presentase sebesar 82,12%. Ditinjau dari aspek pengembangan TEFA, yang paling tinggi hasil peresentasenya adalah aspek informasi produk barang dan atau layanan jasa dengan presentase 87,41%, sedangkan hasil presentase terendah adalah aspek bengkel-laboratorium dengan presentae 77,50. Saran meliputi meningkatkan penguatan kemitraan dengan industri, peningkatan kompetensi guru dan siswa, optimalisasi manajemen dan evaluasi dan pengembangan infrastruktur dan fasilitas serta meningkatkan strategi pemasaran dan promosi.
%X The orientation of Vocational High Schools (SMK) is to prepare graduates who are ready to enter the workforce. The government is committed to developing SMK as an effort to overcome challenges in the workforce sector, so that graduates can compete at the global level. The purpose of this study was to determine the implementation of the teaching factory (TEFA) policy at SMK Attaufiqiyyah, Baros District, Serang Regency. The data collection technique used was a questionnaire. In the implementation of the teaching factory policy according to the teaching factory development guidebook published by the Directorate of Vocational High School Development in 2019, there are 7 parameters that influence the success of the teaching factory implementation, namely conditioning of vocational high schools, improving practice rooms/workshops - laboratories, determining teaching factory products - services, learning models - training, human resources, management, industrial relations and information on goods and/or service products. Data analysis uses descriptive statistics. The results show that the implementation of the teaching factory that has been carried out at Attaufiqiyyah Vocational High School, Baros District, Serang Regency is included in the good category because it shows a total percentage of 82,12%. In terms of TEFA development aspects, the highest percentage result is the aspect of information on goods and/or service products with a percentage of 87,14%, while the lowest percentage result is the aspect of workshops-laboratories with a percentage of 77,50. Suggestions include increasing the strengthening of partnerships with industry, improving teacher and student competencies, optimizing management and evaluation and developing infrastructure and facilities and improving marketing and promotion strategies.
%D 2025
%A Gema Ridhan Fadhillah