@phdthesis{eprintuntirta52749, note = {Banjir merupakan masalah yang sangat sering terjadi di Indonesia terutama pada musim penghujan. Banjir adalah kondisi di mana sebuah area terendam air dalam volume yang besar. Sungai Gerem merupakan sungai yang terletak di Kecamatan Grogol, Kota Cilegon yang berfungsi mengalirkan air dari wilayah sekitarnya. Berdasarkan potensi luas bahaya banjir di Kota Cilegon, Sungai ini masuk dalam kategori risiko bencana banjir sedang. Oleh karena itu, pada penelitian ini akan dilakukan analisis debit banjir dan kapasitas Sungai Gerem dengan HEC-RAS 6.5. Penelitian ini menggunakan data curah hujan dari dua pos curah hujan yaitu pos curah hujan Cilegon dan Pos Curah Hujan Cinangka yang diperoleh dari tahun 2015 ? 2024. Perhitungan debit banjir rencana menggunakan Metode Rasional, Metode Der Weduwen, Metode HSS Nakayasu, dan HSS GAMA-1 dengan periode ulang Q2, Q5, Q10, Q25, dan Q50. Hasil perhitungan bahwa debit banjir Q50 dengan metode HSS Nakayasu mencapai 79,83 m3/s. Pemodelan dilakukan menggunakan HEC RAS 6.5 dengan skenario unsteady flow, dan hasilnya menunjukkan bahwa kapasitas Sungai Gerem tidak mencukupi untuk menampung debit Q2 dan Q50, sehingga terjadi genangan di Kelurahan Rawa Arum dan Gerem. Luas genangan di Rawa Arum meningkat dari 20,41 ha (Q2) menjadi 22,7 ha (Q50), sedangkan di Gerem meningkat dari 17,84 ha (Q2) menjadi 19,9 ha (Q50), dengan tinggi genangan tergolong risiko sedang.}, month = {July}, title = {ANALISIS BANJIR SUNGAI GEREM KOTA CILEGON MENGGUNAKAN SOFTWARE HEC-RAS 6.5}, school = {Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa}, author = {MUHAMMAT FAISAL SUMARTO}, year = {2025}, abstract = {Flood is a frequent problem in Indonesia, especially during the rainy season. It refers to a condition where an area is inundated by a large volume of water. The Gerem River, located in Grogol District, Cilegon City, functions as a water drainage channel for the surrounding area. Based on the flood hazard zoning map of Cilegon City, this river is classified as having a medium flood risk. Therefore, this study aims to analyze the flood discharge and the capacity of the Gerem River using HEC-RAS 6.5. The research utilizes rainfall data from two rainfall stations, namely the Cilegon and Cinangka stations, collected from 2015 to 2024. The planned flood discharge was calculated using the Rational Method, Der Weduwen Method, Nakayasu Synthetic Unit Hydrograph and GAMA-1 Synthetic Unit Hydrograph for return periods of Q2, Q5, Q10, Q25, and Q50. The results show that the flood discharge for Q50 using the Nakayasu method reaches 79.83 m?/s. The flood modeling was conducted using HEC-RAS 6.5 with an unsteady flow scenario, and the results indicate that the Gerem River's capacity is insufficient to accommodate Q2 and Q50 discharges, resulting in inundation in Rawa Arum and Gerem Subdistricts. The inundation area in Rawa Arum increased from 20.41 ha (Q2) to 22.7 ha (Q50), while in Gerem it increased from 17.84 ha (Q2) to 19.9 ha (Q50), with flood depths categorized as moderate risk.}, url = {https://eprints.untirta.ac.id/52749/} }