%X Background: Diarrhea is still the disease with the highest morbidity and mortality rates in children under five, with a prevalence of 8.2% in Banten Province. Diarrhea can cause dehydration, malnutrition, disruption of cognitive development, and stunting in toddlers. One of the factors that cause diarrhea is environmental factors, such as clean water facilities, availability of latrines, wastewater disposal systems, and waste management. This study aims to determine the relationship between environmental sanitation and incidence of diarrhea in children under five in Banten Subdistrict, Kasemen Subdistrict, Serang City. Methods: This study used an observational analytic design with a cross-sectional study. The convenience sampling sampling technique was chosen to examine children under five who live in Banten Subdistrict, Kasemen District, Serang City. The sample was 57 respondents with data collection using a questionnaire and analyzed using the chi-square test. Result: The proportion of diarrhea incidence in children under five in Banten Subdistrict, Kasemen District, Serang City was 42.1%. The proportion of good environmental sanitation in the community in the form of clean water facilities (70.2%), toilet availability facilities (66.7%), garbage disposal facilities (40.4%), and wastewater disposal facilities (38.6%). There was an association between clean water facilities and waste water disposal facilities with the incidence of diarrhea in toddlers. Meanwhile, the availability of latrines and waste disposal facilities were not found to have a significant relationship with the incidence of diarrhea in children under five. Conclusion: Environmental sanitation, especially clean water facilities and waste water disposal facilities are associated with the incidence of diarrhea in children under five. Promotive and preventive interventions are important to reduce the incidence of diarrhea, especially in areas that do not have optimal sanitation. %D 2025 %I UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA %O Latar Belakang: Diare masih menjadi penyakit dengan tingkat morbiditas dan mortalitas tertinggi pada balita, dengan prevalensi 8,2% di Provinsi Banten. Diare dapat menyebabkan dehidrasi, malnutrisi, terganggunya perkembangan kognitif, hingga stunting pada balita. Salah satu faktor yang menyebabkan diare adalah faktor lingkungan, seperti fasilitas air bersih, ketersediaan jamban, sistem pembuangan air limbah, dan pengelolaan sampah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan sanitasi lingkungan terhadap kejadian diare pada balita di Kelurahan Banten, Kecamatan Kasemen, Kota Serang. Metode: Penelitian ini menggunakan desain analitik observasional dengan pendekatan cross-sectional. Teknik convenience sampling dipilih untuk meneliti balita yang bertempat tinggal di Kelurahan Banten, Kecamatan Kasemen, Kota Serang. Sampel berjumlah 57 responden dengan pengambilan data menggunakan kuesioner, serta dianalisis menggunakan uji chi-square. Hasil: Proporsi kejadian diare pada balita di Kelurahan Banten, Kecamatan Kasemen, Kota serang sebanyak 42,1%. Proporsi sanitasi lingkungan yang baik pada masyarakat berupa sarana air bersih (70,2%), sarana ketersediaan jamban (66,7%), sarana pembuangan sampah (40,4%), dan sarana pembuangan air limbah (38,6%). Ditemukan hubungan antara sarana air bersih dan sarana pembuangan air limbah dengan kejadian diare pada balita. Sedangkan, sarana ketersediaan jamban dan sarana pembuangan sampah tidak ditemukan hubungan yang signifikan dengan kejadian diare pada balita. Kesimpulan: Sanitasi lingkungan, khususnya sarana air bersih dan sarana pembuangan air limbah berhubungan dengan kejadian diare pada balita. Intervensi secara promotif dan preventif penting untuk menurunkan kejadian diare, khususnya di wilayah yang belum memiliki sanitasi optimal. %T HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI KELURAHAN BANTEN KECAMATAN KASEMEN KOTA SERANG %K Environmental Sanitation, Diarrhea, Children under five Sanitasi lingkungan, Diare, Balita %A RIA NOVIAN IFANY SARI %L eprintuntirta51380