%I UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
%L eprintuntirta50592
%X Chili (Capsicum annuum L.) are one of the most commercially cultivated horticultural commodities compared to other vegetables. A decline in chili pepper production in Indonesia can occur due to several factors, including anthracnose disease caused by the fungus Colletotrichum sp. Control measures can be implemented using environmentally friendly biological agents that can induce systemic plant resistance to disease. The objective of this study was to determine the effectiveness of rhizobacteria in controlling anthracnose disease in red chili peppers (Capsicum annuum L.) in vivo. The study was conducted at the Soil and Agroclimate Laboratory and the Basic Science and Plant Protection Laboratory, Faculty of Agriculture, Sultan Ageng Tirtayasa University, Serang City, Banten, from September to November 2024. This study used a completely randomized design (CRD) with one factor and four replications. The treatments consisted of seven levels: (E0-) without rhizobacteria on infected chili peppers, (E0+) fungicide application, and five selected rhizobacteria isolates from oil palm soil. The results showed that rhizobacteria isolates could control anthracnose disease caused by the fungus Colletotrichum sp. on red chili peppers in vivo with varying levels of effectiveness. The rhizobacteria isolate treatment E5 was the most effective in reducing the incubation period of Colletotrichum sp. by 5 days, the incidence rate of anthracnose disease by 66.67%, and the percentage of anthracnose disease intensity by 28.32% at the end of the observation period, as well as an average fruit weight loss rate of 17.31%, although higher than the positive control treatment (E0+).
%D 2025
%T UJI EFEKTIVITAS RHIZOBAKTERI DALAM PENGENDALIAN PENYAKIT ANTRAKNOSA PADA BUAH CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) SECARA IN VIVO
%O Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang paling banyak dibudidayakan secara komersial dibandingkan dengan sayuran lainnya.  Penurunan produksi cabai di Indonesia dapat terjadi akibat beberapa faktor, termasuk penyakit antraknosa yang disebabkan oleh jamur Colletotrichum sp. Upaya pengendalian dapat dilakukan dengan menggunakan agen biologi ramah lingkungan yang dapat memicu resistensi sistemik terhadap penyakit tanaman. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas rhizobacteria dalam mengendalikan penyakit antraknosa pada cabai merah (Capsicum annuum L.) secara in vivo.  Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Tanah dan Agroklimat serta Laboratorium Ilmu Dasar dan Perlindungan Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Kota Serang, Banten, dari bulan September hingga November 2024. Penelitian ini menggunakan rencana acak lengkap (CRD) dengan satu faktor dan empat ula  n gan. Perlakuan terdiri dari tujuh tingkat: (E0-) tanpa rhizobacteria pada cabai merah yang terinfeksi, (E0+) aplikasi fungisida, dan lima isolat rhizobacteria terpilih dari tanah kelapa sawit. Hasil menunjukkan bahwa isolat rhizobacteria dapat mengendalikan penyakit antraknosa yang disebabkan oleh jamur Colletotrichum sp. pada cabai merah secara in vivo dengan tingkat efektivitas yang gb ervariasi. Perlakuan isolat rhizobacteria E5 paling efektif dalam mengurangi masa inkubasi Colletotrichum sp. sebesar 5 hari, tingkat kejadian penyakit antraknosa sebesar 66,67%, dan persentase intensitas penyakit antraknosa sebesar 28,32% pada akhir periode pengamatan, serta rata-rata tingkat kehilangan berat buah sebesar 17,31%, meskipun lebih tinggi daripada perlakuan kontrol positif (E0+).
%A EKA WIDIANINGSIH