%X The Food Social Assistance Budget is a form of government fiscal intervention to 
strengthen people's purchasing power and maintain national food security. This 
study aims to analyze the impact of the budget allocation on the Indonesian 
economy at a macro level, with a focus on changes in output, labor compensation, 
and gross business surplus. The data used comes from the Indonesian Input-Output 
Table of Domestic Transactions Based on Basic Prices (185 products) in 2020, 
using the General Equilibrium Analysis method based on the Input-Output Table. 
The results of the study show that Other Government Services products, which 
represent direct social spending, experienced the greatest impact, with an increase 
in output of 47.44 percent and labor compensation of 24.87 percent. In addition, 
Banking Financial Services Products recorded the highest gross business surplus, 
which was 9.41 percent, reflecting the important role of banking in supporting the 
distribution of social assistance. In contrast, Rice and Other Foodstuffs products 
experienced the smallest impact, with an increase in output of 0.0038 percent, labor 
compensation of 0.0020 percent, and gross business surplus of 0.0051 percent. 
These findings indicate that the allocation of the social food assistance budget 
makes a positive contribution to the national economy, especially through the 
government and financial services sectors, and creates a multiplier effect, although 
with variations in impact between sectors.
%A Fitria Lisdayani
%I UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
%K Food Social Assistance, Input-Output, Sectoral Output, Labor
Compensation, Gross Business Surplus.
Bantuan Sosial Pangan, Input-Output, Output Sektoral, Kompensasi
Tenaga Kerja, Surplus Usaha Bruto.
%D 2025
%O Anggaran Bantuan Sosial Pangan merupakan bentuk intervensi fiskal pemerintah 
untuk memperkuat daya beli masyarakat dan menjaga ketahanan pangan nasional. 
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak alokasi anggaran tersebut 
terhadap perekonomian Indonesia secara makro, dengan fokus pada perubahan 
output, kompensasi tenaga kerja, dan surplus usaha bruto. Data yang digunakan 
berasal dari Tabel Input-Output Indonesia Transaksi Domestik Atas Dasar Harga 
Dasar (185 produk) tahun 2020, dengan metode Analisis Keseimbangan Umum 
berbasis Tabel Input-Output. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk Jasa 
Pemerintahan Lainnya, yang mewakili belanja sosial secara langsung, mengalami 
dampak paling besar, dengan peningkatan output sebesar 47,44 persen dan 
kompensasi tenaga kerja 24,87 persen. Selain itu, Produk Jasa Keuangan Perbankan 
mencatat surplus usaha bruto tertinggi, yaitu sebesar 9,41 persen, yang 
mencerminkan peran penting perbankan dalam mendukung penyaluran bantuan 
sosial. Sebaliknya, produk Padi-padian dan Bahan Makanan Lainnya mengalami 
dampak paling kecil, dengan peningkatan output sebesar 0,0038 persen, 
kompensasi tenaga kerja 0,0020 persen, dan surplus usaha bruto 0,0051 persen.
Temuan ini menunjukkan bahwa alokasi anggaran bantuan sosial pangan 
memberikan kontribusi positif terhadap perekonomian nasional, terutama melalui 
sektor pemerintahan dan jasa keuangan, serta menciptakan efek pengganda 
meskipun dengan variasi dampak antar sektor.
%L eprintuntirta49845
%T IMPLEMENTASI ANGGARAN BANTUAN SOSIAL PANGAN
PADA PEREKONOMIAN INDONESIA: PENDEKATAN 
ANALISIS INPUT-OUTPUT