%O Rumput laut merupakan salah satu bahan baku hidrokoloid yang ketersediaannya berlimpah sehingga memiliki potensi yang besar dalam pengembangan pengolahannya. Namun, di Indonesia rumput laut diekspor tanpa adanya pengolahan lebih lanjut sedangkan pemenuhan hidrokoloid masih diperoleh dari luar negri. Untuk itu, pengembangan hidrokoloid perlu dilakukan sehingga mengurangi ketergantungan pada produk impor. Kandungan hidrokoloid pada rumput laut salah satunya dapat membentuk karagenan. Karagenan merupakan senyawa hasil ekstraksi rumput laut merah yang tergolong polisakarida galaktosa. Karagenan dibedakan menjadi 3 jenis, dari ketiga jenis tersebut kappa karagenan dapat menghasilkan karagenan dengan karakteristik yang lebih baik. Salah satu rumput laut yang menghasilkan kappa yaitu K. alvarezii. Selain itu, fakor yang dapat meningkatkan karakteristik karagenan yaitu waktu ekstraksi, konsentrasi dan jenis alkali. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh variasi alkali (jenis dan konsentrasi) dan waktu ekstraksi serta interaksi antara kedua faktor terhadap karakteristik fisikokimia karagenan rumput laut merah (K. alvarezii). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial. Faktor pertama adalah alkali (jenis dan konsentrasi) yang terdiri atas empat taraf, yaitu K1 (KOH 8%), K2 (KOH 10%), K3 (NaOH 8%) dan K4 (NaOH 10%). Faktor kedua adalah waktu ekstraksi yang terdiri atas dua taraf, yaitu W1 (1 jam) dan W2 (2 jam). Karagenan setiap perlakuan dianalisis rendemen, viskositas, derajat putih, kekuatan gel, kadar air, kadar abu, karakterisasi gugus fungsional senyawa karagenan dengan FTIR dan morfologi karagenan dengan SEM. Dari hasil analisis dapat ditentukan perlakuan terbaik karagenan dengan metode bayes. Variasi alkali (jenis dan konsentrasi) berpengaruh nyata terhadap respon yang diamati meliputi rendemen, kadar air, dan kadar abu. Waktu ekstraksi berpengaruh nyata terhadap rendemen. Tidak terdapat interaksi antar perlakuan terhadap setiap respon yang diamati. K1W2 merupakan karagenan terpilih dalam penentuan perlakuan terbaik dengan mengacu pada parameter rendemen, kekuatan gel, derajat putih, viskositas, dan kadar air %A Ratu Lisa Septiani %D 2025 %L eprintuntirta49713 %X Seaweed is one of the raw materials for hydrocolloids that is abundantly available, thus having great potential in its processing development. However, in Indonesia, seaweed is exported without further processing, while the supply of hydrocolloids is still obtained from abroad. Therefore, the development of hydrocolloids needs to be carried out to reduce dependence on imported products. Seaweed contains various hydrocolloids, one of which is carrageenan. Carrageenan is a compound produced from the extraction of red seaweed, classified as a galactose polysaccharide. Carrageenan is classified into three types, among which kappa carrageenan can produce carrageenan with better characteristics. One of the seaweeds that produces kappa is K. alvarezii. The study aimed to determine the effect of variations in alkaline (type and concentration) and extraction time on the physicochemical characteristics of red seaweed carrageenan (K. alvarezii). This study used a Factorial Randomized Group Design with the treatment of variations in alkaline (type and concentration) (K1: KOH 8%, K2: KOH 10%, K3: NaOH 8%, K4: NaOH 10%) and extraction time (W1: 1 hour, W2: 2 hours). The results showed that variations in alkaline (type and concentration) has a significant affect on the observed responses, including yield, water content and ash content. Extraction time has a significant affect on yield. K1W2 was the selected carrageenan in determining the best treatment based on the parameters of yield, gel strength, whiteness degree, viscosity, and water content. %I Universitas Sultan Ageng Tirtayasa %T KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA KARAGENAN RUMPUT LAUT MERAH (Kappaphycus alvarezii) DENGAN VARIASI ALKALI DAN WAKTU EKSTRAKSI %K alkaline, carrageenan, extraction, hydrocolloid, red seaweed