@phdthesis{eprintuntirta49401, school = {UNIVERSITAS SULTAN AGRNG TIRTAYASA}, title = {KEKUATAN HUKUM SK PNS SEBAGAI JAMINAN DALAM PERJANJIAN KREDIT DI BANK BJB CABANG SERANG DIKAITKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1992 SEBAGAIMANA DIUBAH MENJADI UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 1998 TENTANG PERBANKAN}, author = {Warih Ayu Indah Kusumo}, year = {2025}, note = {Penelitian ini membahas kekuatan hukum Surat Keputusan (SK) PNS menjadi dalam perspektif Jaminan Kredit, dilihat dari sudut Peraturan perundang- undangan di Indonesia. Permasalahan utama yang diangkat adalah bagaimana kekuatan hukum dari SK tersebut serta bagaimana implementasinya di dunia Perbankan di Indonesia, khususnya dalam konteks pelaksanaan jaminan kredit Perbankan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis sejauh mana kekuatan hukum yang melekat pada SK PNS serta bagaimana realisasinya di lapangan. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan yuridis normatif dan yuridis empiris. Data primer diperoleh melalui wawancara dengan Officer Operational Kredit bank BJB, sedangkan data sekunder berasal dari peraturan perundang-undangan, literatur, serta dokumen terkait. Hasil penelitian menunjukkan bahwa SK PNS memiliki kekuatan hukum yang bersifat konstitutif dan final, yang berarti SK tersebut merupakan bentuk pengesahan resmi dari negara terhadap status kepegawaian seseorang. Namun, dalam implementasinya masih terdapat beberapa kendala, antara lain jaminan kepastian pembayaran kredit dalam hal debitur atau PNS mengalami wanprestasi, hal tersebut setidaknya bisa diantisipasi dengan menerapkan prinsip kehati-hatian dalam pemberian kredit kepada PNS. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa SK PNS memiliki kekuatan hukum yang kuat dan sah, namun perlu adanya peningkatan koordinasi dan pemahaman antar aparat pelaksana agar implementasinya berjalan efektif dan efisien. Penelitian ini memberikan kontribusi terhadap penguatan jaminan pemberian kredit secara prudential (kehati-hatian).}, keywords = {Decree, Civil Servant, Legal Strength, Prudential. Surat keputusan, PNS, Kekuatan Hukum, prudential.}, abstract = {This study discusses the legal strength of the Civil Servant Appointment Decree (Surat Keputusan or SK PNS) from the perspective of credit collateral, viewed from the standpoint of Indonesian statutory regulations. The main issue raised is the legal power of the SK itself and its implementation in the banking world in Indonesia, specifically in the context of using it as collateral for bank credit. The aim of this research is to understand and analyze the extent of the legal strength attached to the SK PNS and how it is realized in practice. This study uses a normative juridical and empirical juridical approach. Primary data were obtained through interviews with the Credit Operations Officer at BJB Bank, while secondary data were sourced from laws and regulations, literature, and related documents The research findings indicate that the SK PNS has a constitutive and final legal strength, meaning it is an official endorsement by the state of a person's civil servant status. However, there are still some challenges in its implementation, including ensuring payment certainty in cases where the debtor (civil servant) defaults. These risks can at least be mitigated by applying the principle of prudence in granting credit to civil servants. The conclusion of this study is that the SK PNS has strong and legitimate legal power, but there needs to be improved coordination and understanding among implementing officers to ensure effective and efficient implementation. This research contributes to strengthening prudent credit guarantee practices.}, url = {https://eprints.untirta.ac.id/49401/} }