@phdthesis{eprintuntirta49259, year = {2025}, author = {Okta Piyaningsih}, school = {Universitas Sultan Ageng Tirtayasa}, title = {HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KEHAMILAN RISIKO TINGGI DENGAN PERSIAPAN PERSALINAN PADA IBU HAMIL DI WILAYAH PUSKESMAS SERANG KOTA TAHUN 2025}, note = {Latar Belakang: Kehamilan merupakan proses alamiah yang dapat memunculkan risiko, terutama pada kehamilan risiko tinggi. Kehamilan risiko tinggi memerlukan kesiapan fisik dan psikologis yang optimal agar proses persalinan berjalan aman. Tujuan: untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan ibu hamil tentang kehamilan risiko tinggi dengan kesiapan persalinan di wilayah Puskesmas Serang Kota tahun 2025. Metode: Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain cross sectional. Sebanyak 55 responden ibu hamil diikutsertakan melalui pengisian kuesioner dengan skala Likert. Hasil: Penelitian menunjukkan mayoritas responden berusia 24-28 tahun, berpendidikan SMA, dan berprofesi sebagai ibu rumah tangga. Sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan yang rendah terkait kehamilan risiko tinggi, serta menunjukkan kesiapan persalinan yang rendah. Uji statistik chi-square menghasilkan nilai p = 0,000 yang menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan kesiapan persalinan. Kesimpulan: Tingkat pengetahuan ibu hamil yang rendah berdampak langsung pada kurangnya kesiapan dalam menghadapi persalinan. Disarankan tenaga kesehatan meningkatkan peran edukasi kepada ibu hamil agar dapat meningkatkan pengetahuan dan kesiapan persalinan yang lebih baik, terutama dalam mengantisipasi risiko kehamilan yang dapat terjadi.}, abstract = {Background: Pregnancy is a natural process that can cause risks, especially in high-risk pregnancies. High-risk pregnancies require optimal physical and psychological readiness so that the delivery process runs safely. Objective: to determine the relationship between the level of knowledge of pregnant women about high-risk pregnancies and childbirth readiness in the Serang City Health Center area in 2025. Method: The study used a quantitative approach with a cross-sectional design. A total of 55 pregnant women respondents were included by filling out a questionnaire with a Likert scale. Results: The study showed that the majority of respondents were 24-28 years old, had a high school education, and worked as housewives. Most respondents had a low level of knowledge regarding high-risk pregnancies, and showed low childbirth readiness. The chi-square statistical test produced a p value = 0.000 which showed a significant relationship between the level of knowledge and childbirth readiness. Conclusion: The low level of knowledge of pregnant women has a direct impact on the lack of readiness in facing childbirth. It is recommended that health workers increase their educational role for pregnant women in order to improve their knowledge and better childbirth readiness, especially in anticipating the risks of pregnancy that can occur.}, keywords = {Pregnancy, risk knowledge, childbirth readiness Kehamilan, pengetahuan risiko, kesiapan persalinan}, url = {https://eprints.untirta.ac.id/49259/} }