%X Background: Sleep disturbances are a common problem among school-age children during hospitalization, affecting recovery, quality of life, and both physical and mental health. Hospitalization can trigger stress due to a new environment, medical procedures, and separation from family. One non-pharmacological approach to addressing sleep disturbances is sleep hygiene, which includes regular sleep routines, a conducive sleep environment, and pre-sleep activities. This study aims to analyze the relationship between sleep hygiene and sleep disturbances in school-age children hospitalized at the Regional General Hospital of Banten Province. Methods: This study used an analytical observational design with a cross-sectional approach. The population consisted of school-age children (6–12 years) who were hospitalized at the Regional General Hospital of Banten Province, with a total of 62 children. Purposive sampling was used, and based on the Lemeshow formula, 36 respondents were selected. Data analysis was conducted using the Chi-Square test. Results: Children with poor sleep hygiene who experienced sleep disturbances totaled 20 (90.9%), while those who did not experience sleep disturbances were 2 (9.1%). Children with good sleep hygiene who experienced sleep disturbances were 5 (35.7%), and those without disturbances were 9 (64.3%). Conclusion: There is a significant relationship between sleep hygiene and sleep disturbances in school-age children hospitalized at the Regional General Hospital of Banten Province (p = 0.001 < 0.05). %I UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA %T HUBUNGAN ANTARA SLEEP HYGIENE DENGAN GANGGUAN TIDUR PADA ANAK USIA SEKOLAH YANG MENJALANI HOSPITALISASI DI RUANG RAWAT INAP RSUD PROVINSI BANTEN %K Sleep hygiene, Sleep Disorders, School-Age Children Sleep hygiene, Gangguan Tidur, Anak Usia Sekolah %A WULAN JULIA CAHYA %L eprintuntirta49251 %O Latar belakang: Gangguan tidur merupakan masalah umum pada anak usia sekolah selama hospitalisasi, yang berdampak pada proses pemulihan, kualitas hidup, serta kesehatan fisik dan mental. Hospitalisasi dapat memicu stres akibat lingkungan baru, prosedur medis, dan perpisahan dari keluarga. Salah satu pendekatan nonfarmakologis untuk mengatasi gangguan tidur adalah sleep hygiene, yang mencakup rutinitas tidur teratur, lingkungan tidur kondusif, dan aktivitas sebelum tidur. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan antara sleep hygiene dengan gangguan tidur pada anak usia sekolah yang menjalani rawat inap di RSUD Provinsi Banten. Metode: Penelitian ini menggunakan desain analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi adalah anak usia sekolah (6–12 tahun) yang dirawat inap di RSUD Provinsi Banten, dengan total 62 anak. Teknik purposive sampling digunakan, dan berdasarkan rumus Lemeshow diperoleh 36 responden. Analisis data menggunakan uji Chi-Square. Hasil: Anak dengan sleep hygiene buruk dan mengalami gangguan tidur sebanyak 20 anak (90,9%), sedangkan yang tidak mengalami gangguan tidur 2 anak (9,1%). Anak dengan sleep hygiene baik namun mengalami gangguan tidur sebanyak 5 anak (35,7%), dan tidak mengalami gangguan tidur sebanyak 9 anak (64,3%). Simpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara sleep hygiene dan gangguan tidur pada anak usia sekolah yang dirawat inap di RSUD Provinsi Banten (p = 0,001 < 0,05). %D 2025