%0 Thesis %9 S1 %A Nurmala, Nisa %A UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA, %A FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN, %A JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI, %B PENDIDIKAN SOSIOLOGI %D 2025 %F eprintuntirta:48825 %I UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA %K Social Practices, Beauty Privilege, Female University Student, Serang City Praktik Sosial, Beauty Privilege, Mahasiswi, Kota Serang %P 274 %T Praktik Sosial Beauty Privilege pada Mahasiswi dalam Lingkungan Kampus di Kota Serang %U https://eprints.untirta.ac.id/48825/ %X The perception of physical appearance as beautiful or attractive influences how an individual is treated by their surroundings, leading to the formation of beauty privilege. Beauty privilege refers to the unique advantages granted to individuals whose appearance aligns with the prevailing beauty standards in society. In this study, beauty privilege is understood as the result of the correlation between habitus, capital, and arena, which generates social practices in the form of beauty privilege. This research aims to examine the social practice of beauty privilege among female students in the campus environment of Serang City. The research method used is qualitative, with data collection techniques including observation, interviews, and documentation. The findings indicate that female students with a dominant beauty habitus possess a beauty-related habitus and various forms of supporting capital, such as economic, cultural, social, and symbolic capital. The combination of this habitus and capital enables them to gain certain advantages or beauty privileges within different campus arenas, such as classrooms, practical laboratories, and student organizations. Meanwhile, female students who do not conform to the dominant beauty habitus exhibit a different habitus and face limitations in the capital, making it more difficult for them to obtain advantages based on physical appearance. %Z Penampilan fisik yang dianggap cantik atau menarik berpengaruh pada bagaimana seseorang diperlakukan oleh lingkungan sekitar, sehingga terbentuk beauty privilege. Beauty privilege merupakan hak istimewa yang diperoleh individu karena penampilannya memenuhi kriteria fisik sesuai dengan standar kecantikan yang berkembang dalam masyarakat. Dalam penelitian ini, beauty privilege dapat dipahami sebagai hasil korelasi antara habitus, modal, dan arena yang menghasilkan praktik sosial berupa beauty privilege. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui praktik sosial beauty privilege pada mahasiswi dalam lingkungan kampus di Kota Serang. Metode penelitian yaitu kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswi dengan habitus kecantikan dominan memiliki habitus kecantikan dan berbagai modal yang mendukung, seperti modal ekonomi, budaya, sosial, dan simbolik. Kombinasi antara habitus dan modal tersebut memungkinkan mereka memperoleh keuntungan tertentu atau beauty privilege dalam berbagai lapisan arena kampus, seperti arena kelas, laboratorium praktikum, dan organisasi mahasiswa. Sementara, mahasiswi yang tidak sejalan dengan habitus kecantikan dominan memiliki habitus yang berbeda dan mengalami keterbatasan modal, sehingga cenderung sulit untuk memperoleh keuntungan yang didasarkan penampilan fisik.