%0 Thesis %9 S1 %A Fauzi, Ismail Alif %A UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA, %A FAKULTAS PERTANIAN, %A JURUSAN AGRIBISNIS, %B FAKULTAS PERTANIAN %D 2025 %F eprintuntirta:48714 %I UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA %K social capital, food inflation, farmers' group, GNPIP, chili modal sosial, inflasi pangan, kelompok tani, GNPIP, cabai %P 118 %T HUBUNGAN MODAL SOSIAL TERHADAP PROGRAM GERAKAN NASIONAL PENGENDALIAN INFLASI PANGAN (suatu kasus : Kelompok tani Tani Makmur 3, Kelurahan Pabuaran, Kecamatan Walantaka) %U https://eprints.untirta.ac.id/48714/ %X This study aims to analyze the relationship between social capital and the success of the National Food Inflation Control Movement (GNPIP) program for chili commodities in the Makmur 3 Farmers Group, Pabuaran Subdistrict, Serang City. The elements of social capital examined include trust, social norms, networks, and participation. A quantitative method was applied using a survey technique involving 68 respondents. Data were analyzed through validity and reliability tests, descriptive analysis, and Spearman correlation. The results indicate that all dimensions of social capital show a moderate correlation with program success, with correlation coefficients ranging from 0.424 to 0.611. These findings suggest that increasing levels of social capital—particularly trust, social networks, and active participation—significantly contribute to the effectiveness of the GNPIP program. Recommendations include enhancing the role of agricultural extension workers, strengthening farmer group networks, and developing policies that reinforce social capital to maintain food inflation stability. %Z Penelitian ini bertujuan mengevaluasi peran modal sosial dalam mendukung efektivitas program Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP), khususnya pada budidaya cabai di Kelompok Tani Makmur 3, Kelurahan Pabuaran, Kecamatan Walantaka. Modal sosial dianalisis melalui empat aspek: tingkat kepercayaan antar anggota, norma sosial, luasnya jaringan kerja sama, dan partisipasi aktif dalam kegiatan kelompok, yang semuanya berkontribusi pada keberhasilan program. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei. Data primer diperoleh melalui wawancara dan kuesioner kepada 68 anggota kelompok tani, sedangkan data sekunder berasal dari laporan resmi. Analisis data meliputi uji validitas dan reliabilitas, analisis deskriptif, serta uji korelasi Spearman untuk mengidentifikasi hubungan antar variabel. Hasil menunjukkan hubungan signifikan antara modal sosial dan keberhasilan implementasi GNPIP, dengan koefisien Spearman antara 0,400– 0,599. Tingkat kepercayaan memiliki korelasi 0,424, jaringan sosial 0,511, partisipasi anggota 0,611, dan norma sosial 0,465. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi modal sosial, semakin optimal pelaksanaan program pengendalian inflasi pangan. Sebagai implikasi, direkomendasikan peningkatan peran penyuluh pertanian, penguatan jejaring antar kelompok, serta pengembangan kebijakan yang menekankan penguatan modal sosial untuk menjaga stabilitas harga pangan, khususnya cabai.