@phdthesis{eprintuntirta47937,
            note = {Kutu daun (Aphis gossypii) merupakan hama utama yang menyerang lahan pertanian di Indonesia. Selain sebagai hama, kutu daun dapat berperan sebagai vektor penyakit tanaman. Pengendalian hama ini sangat penting untuk meningkatkan produktivitas tanaman dan mempertahankan nilai ekonomisnya. Petani pada umumnya menggunakan insektisida sintetis untuk mengendalikan hama. Namun, penggunaan insektisida sintetis secara terus-menerus dapat menyebabkan kutu daun menjadi resisten. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat resistensi kutu daun di Kota Serang terhadap berbagai insektisida sintetis. Penelitian ini menggunakan lima bahan aktif insektisida sintetis, yaitu karbamat, organofosfat, piretroid, neonikotinoid, dan flupiradifuron, dengan konsentrasi 5\%, 50\%, 95\%, dan 100\%. Penelitian ini mengukur nilai LT50, LT99, dan LC50 untuk masing-masing insektisida sintetis dan mengamati perubahan morfologi kutu daun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kutu daun di wilayah pertanian Kecamatan Serang, Kota Serang, menunjukkan resistensi terhadap insektisida organofosfat. Selain itu, kutu daun di Kecamatan Cipocok, Kota Serang, diduga telah mengalami resistensi terhadap insektisida piretroid. Konsentrasi insektisida yang lebih tinggi mengakibatkan kematian hama lebih cepat. Berdasarkan nilai LC50, insektisida karbamat dan neonikotinoid direkomendasikan untuk mengendalikan hama kutu daun (Aphis gossypii). Penelitian ini juga mengamati perubahan perilaku dan morfologi hama kutu daun setelah aplikasi insektisida.},
            year = {2025},
          author = {KENDRA ARO RINJANI},
          school = {UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA},
           title = {RESISTENSI KUTU DAUN (Aphis gossypii) TERHADAP BERBAGAI JENIS DAN KONSENTRASI INSEKTISIDA SINTETIK},
        abstract = {Aphids (Aphis gossypii) are the primary pests that attack agricultural land in Indonesia. In addition to being pests, aphids can act as plant disease vectors. Controlling this pest is essential to increase crop productivity and maintain economic value. Farmers typically use synthetic insecticides for pest control. However, the continuous use of synthetic insecticides can lead to aphids developing resistance. This study aims to assess the resistance levels of aphids in Serang City to various synthetic insecticides. The study utilized five synthetic insecticide active ingredients: carbamates, organophosphates, pyrethroids, neonicotinoids, and flupyradifurone, at concentrations of 5\%, 50\%, 95\%, and 100\%. The study measured LT50, LT99, and LC50 values for each synthetic insecticide and observed morphological changes in aphids. The results indicated that aphids in agricultural areas of Serang subdistrict, Serang City, showed resistance to organophosphate insecticides. Additionally, aphids in Cipocok subdistrict, Serang City, were suspected of developing resistance to pyrethroid insecticides. Higher concentrations of insecticides resulted in faster pest mortality. Based on the LC50 values, carbamate and neonicotinoid insecticides are recommended for controlling aphid pests (Aphis gossypii). The study also observed changes in behavior and morphology of aphid pests following insecticide application.},
             url = {https://eprints.untirta.ac.id/47937/},
        keywords = {Aphids (Aphis gossypii), LC, LT, Synthetic Insecticides, Resistance}
}