%O Penelitian ini bertujuan untuk memahami pemaknaan hak-hak tenaga kerja oleh jurnalis perempuan di Media Kabar Banten dengan menggunakan pendekatan fenomenologi Alfred Schutz. Studi kualitatif ini menyelidiki pengalaman jurnalis perempuan, motivasi mereka, dan perspektif subjektif mereka tentang hak-hak seperti hak maternitas, perlindungan dari diskriminasi, jam kerja yang fleksibel, dan kesempatan kerja yang setara. penelitian ini mengidentifikasi motif alasan (because motives), yang berkaitan dengan pengalaman masa lalu, dan motif tujuan (in-orderto motives), yang mencerminkan aspirasi mereka untuk menciptakan lingkungan kerja yang adil dan inklusif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jurnalis perempuan memaknai hak-hak tenaga kerja mereka sebagai bagian dari menciptakan keadilan dan penghargaan untuk apa yang mereka lakukan di tempat kerja. Faktor-faktor yang mendorong pemaknaan ini termasuk pengalaman masa lalu mereka dengan ketidakadilan dan bias gender. Namun demikian, motivasi utama mencakup upaya untuk menyeimbangkan tanggung jawab profesional dan pribadi, serta mengubah budaya kerja yang lebih mendukung perempuan. Pada praktiknya, jurnalis perempuan menghadapi banyak tantangan. Diantaranya adalah masih terdapat mengenai stereotip gender sementara hak-hak tenaga kerja perempuan seperti hak maternitas di media Kabar Banten sudah terpenuhi. Mereka juga melihat perjuangan ini sebagai bentuk kesadaran bersama untuk mendukung hak-hak perempuan di sektor media. Studi ini menemukan bahwa interaksi kompleks antara pengalaman masa lalu jurnalis perempuan, orientasi masa depan mereka, dan konteks sosial di tempat kerja memengaruhi cara mereka memahami hak tenaga kerja. Hasil ini menunjukkan bahwa mendukung keadilan di dunia jurnalistik membutuhkan kebijakan tenaga kerja yang inklusif dan responsif gender. %A Sheilla Ramadhani Gunawan %X This study aims to understand the meaning of labor rights by female journalists in Media Kabar Banten by using Alfred Schutz's phenomenological approach. This qualitative study investigated the experiences of female journalists, their motivations, and their subjective perspectives on rights such as maternity rights, protection from discrimination, flexible working hours, and equal employment opportunities. This study identified because motives, which relate to past experiences, and in-order-to motives, which reflect their aspirations to create a fair and inclusive work environment. The results show that women journalists interpret their labor rights as part of creating justice and appreciation for what they do at work. Factors driving this interpretation include their past experiences with injustice and gender bias. However, key motivations include trying to balance professional and personal responsibilities, as well as changing the work culture in favor of women. In practice, female journalists face many challenges. Among them is that there are still gender stereotypes while women's labor rights such as matrenity rights in Kabar Banten media have been fulfilled. They also see this struggle as a form of collective awareness to support women's rights in the media sector. This study found that the complex interactions between women journalists' past experiences, their future orientation, and the social context at work influence the way they understand labor rights. These results suggest that supporting justice in journalism requires inclusive and gender-responsive labor policies. %L eprintuntirta47894 %D 2025 %I Universitas Sultan Ageng Tirtayasa %K Women Journalists, Labor Rights, Alfred Schutz's Phenomenology, Media, Kabar Banten Jurnalis Perempuan, Hak Tenaga Kerja, Fenomenologi, Media, Kabar Banten %T Pemaknaan Tentang Hak Tenaga Kerja Jurnalis Perempuan di Media Kabar Banten