TY  - THES
AV  - restricted
PB  - UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
N2  - The coastal area of Panimbang, severely impacted by the 2018 Sunda Strait tsunami, has been the focus of rehabilitation due to its vulnerability from the absence of natural barriers like mangroves, which are crucial in mitigating tsunami effects. Through the Mangrove Blue Carbon program, 10,000 mangrove seedlings were planted in Panimbang Jaya Village to restore the coastal ecosystem. This study evaluates the relationship between sediment characteristics and mangrove growth. Measurements included water quality (temperature, pH, salinity), mangrove growth indicators (height, stem diameter, branch and leaf counts), and sediment characteristics (texture, organic carbon, nitrogen, and phosphorus). Results showed water quality supported mangrove growth. Temperature increased from 30.96°C (2023) to 32.6°C (2024) due to El Niņo but remained within tolerance limits. pH rose from 7.54 to 8.02 (optimal 6?9), and salinity increased from 16.66? to 19.34? (tolerance 10?30?). Sediment texture was dominated by sand (>90%) except in 2024, which showed a clay content of 14.1%, with sandy loam texture. Organic carbon content in the sediment was low, while total nitrogen and phosphorus content were also very low. Mangrove growth showed annual increases. Mangrove height ranged from 1.9 to 4.6 mm, stem diameter ranged from 6.3 to 24.7 cm, the number of branches ranged from 2 to 14, and the number of leaves ranged from 1 to 3. Mangrove growth correlated with clay texture and carbon-rich sediment despite low fertility, while optimal water quality still supported their. This emphasizes the need for ongoing monitoring and sustainable rehabilitation efforts to ensure the success of ecosystem restoration.
UR  - https://eprints.untirta.ac.id/47780/
KW  - mangrove growth
KW  -  sediment
KW  -  water quality
kualitas perairan
KW  -  sedimentasi
KW  -  pertumbuhan mangrove.
EP  - 53
M1  - sarjana
A1  - TASYA FAIRUZ, NAJLA
ID  - eprintuntirta47780
N1  - Daerah pesisir panimbang yang terdampak parah oleh tsunami Selat Sunda pada 2018, telah menjadi fokus rehabilitasi karena kerentanannya akibat tidak adanya penghalang alami seperti mangrove, yang sangat penting dalam mengurangi dampak tsunami. Melalui program Mangrove Blue Carbon, 10.000 bibit mangrove ditanam di Desa Panimbang Jaya untuk memulihkan ekosistem pesisir. Penelitian ini mengevaluasi hubungan antara karakteristik sedimen dan pertumbuhan mangrove. Pengukuran yang dilakukan meliputi kualitas air (suhu, pH, salinitas), indikator pertumbuhan mangrove (tinggi, diameter batang, jumlah cabang dan daun), serta karakteristik sedimen (tekstur, karbon organik, nitrogen, dan fosfor). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas air mendukung pertumbuhan mangrove. Suhu meningkat dari 30,96°C (2023) menjadi 32,6°C (2024) akibat El Niņo, namun tetap berada dalam batas toleransi. pH naik dari 7,54 menjadi 8,02 (optimal 6?9), dan salinitas meningkat dari 16,66? menjadi 19,34? (toleransi 10?30?). Tekstur sedimen didominasi oleh pasir (>90%) kecuali pada tahun 2024 yang menunjukkan kandungan liat sebesar 14,1%, dengan tekstur pasir berlampung. Kandungan C-organik pada sedimen rendah sementara kandungan nitrogen total (N-total) dan fosfor (P-Tersedia) juga sangat rendah. Pertumbuhan mangrove mengalami pertambahan per tahunnya. Pertumbuhan mangrove mengalami pertambahan per tahunnya. Tinggi mangrove berkisar 1,9 ? 4,6 mm, diameter batang berkisar 6,3 ? 24,7 cm, jumlah cabang berkisar 2 - 14, dan jumlah daun berkisar 1 ? 3. Pertumbuhan mangrove berhubungan dengan tekstur sedimen yang mengandung lempung dan kaya karbon meskipun kesuburan tanah rendah, sementara kualitas air yang optimal tetap mendukung pertumbuhannya. Hal ini menekankan pentingnya pemantauan yang berkelanjutan dan upaya rehabilitasi yang berkelanjutan untuk memastikan keberhasilan pemulihan ekosistem.
TI  - HUBUNGAN KUALITAS PERAIRAN DAN SEDIMEN TERHADAP PERTUMBUHAN MANGROVE DI PANIMBANG BANTEN
Y1  - 2025///
ER  -