%0 Thesis %9 S1 %A SAPUTRI, NANIK %A UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA, %A FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN, %A PENDIDIKAN SOSIOLOGI, %B PENDIDIKAN SOSIOLOGI %D 2025 %F eprintuntirta:47192 %I UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA %K Culture shock, adaptation, inter-island migrant students Culture shock, adaptasi, mahasiswa rantau %P 162 %T Proses Adaptasi Culture Shock Pada Mahasiswsa Rantau FKIP Untirta %U https://eprints.untirta.ac.id/47192/ %X Inter-island migrant students are faced with various differences in the new environment. So they should be able to adapt. The purpose of the research is to find out the culture shock experienced and the ways of adaptation carried out by inter-island migrant students. Method research used by researchers is qualitative, with data collection techniques carried out through observation, interviews, and documentation and analyzed by using data reduction, data presentation, and conclusion drawing. The theory in this study uses James Milton Benneth’s adaptation theory, namely the developmental model of intercultural sensitivity and Pierre Bourdieu’s habitus and capital. The Result of this showed that the inter-island migrant students of FKIP Untirta carried out the adaptation process based on six stages, which are denial, defense, minimization, acceptance, adaptation, dan integration. Culture shock experienced by Inter-island migrant students of FKIP Untirta are language differences, weather differences, food, and environmental conditions in the form of ease in finding public services and community characteristics. Adaptation is carried out depending on the position of the place you live in by first finding a new friend, then learning the culture, and interacting socially. A new habitus has been formed in FKIP Untirta’s inter-island migrant students in the new environment. %Z Mahasiswa rantau dihadapkan dengan berbagai perbedaan di lingkungan baru. sehingga mereka dituntut untuk bisa melakukan adaptasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui culture shock yang dialami serta cara adaptasi yang dilakukan oleh mahasiswa rantau. Metode penelitian yang digunakan peneliti adalah kualitatif, dengan teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi serta dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Teori pada penelitian ini menggunakan teori adaptasi James Milton Bennett, yaitu developmental model of intercultural sensitivity dan teori habitus serta modal dari Pierre Bourdieu. Hasil penelitian menunjukan bahwa mahasiswa rantau FKIP Untirta melakukan proses adaptasi berdasarkan enam tahap, yaitu denial, defense, minimization, acceptance, adaptation, dan integration. Culture Shock yang dialami oleh mahasiswa rantau FKIP Untirta berupa perbedaan bahasa, perbedaan cuaca, makanan, kondisi lingkungan berupa kemudahan dalam menemukan pelayanan publik dan karakteristik masyarakat. Adaptasi dilakukan tergantung dengan posisi tempat yang ditinggali dengan diawal mencari teman baru, kemudian mempelajari budaya, dan berinteraksi sosial. Habitus baru telah terbentuk pada mahasiswa rantau FKIP Untirta di lingkungan baru.