%0 Thesis %9 S1 %A RETNO DUMILAH, JELITA %A UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA, %A FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN, %A PENDIDIKAN SOSIOLOGI, %B PENDIDIKAN SOSIOLOGI %D 2025 %F eprintuntirta:47154 %I UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA %K Reciprocity, Community, Perelek Tradition. Resiprositas, Masyarakat, Tradisi Perelek. %P 139 %T RESIPROSITAS DALAM TRADISI PERELEK PADA MASYARAKAT KAMPUNG CEGER DESA LEBAK WANGI KECAMATAN SEPATAN TIMUR KABUPATEN TANGERANG %U https://eprints.untirta.ac.id/47154/ %X The perelek tradition is a community tradition of donating rice, the proceeds of which can be used for the common good. In this tradition, the reciprocity obtained by the contributing community is not the same as or comparable to what is donated. This study aims to determine the reciprocity in the perelek tradition in the community of Kampung Ceger, Lebak Wangi Village, East Sepatan District, Tangerang Regency. This research uses Marcell Mauss's analysis of Gift Theory. The research methodology used is qualitative, using ethnographic techniques. The findings of this study show that the perelek tradition is a practice that is different from other practices involving the voluntary donation of rice by the people of Kampung Ceger, the proceeds of which are allocated to the underprivileged and the funding of mosques. There are two things that motivate people to contribute to the perelek tradition in Ceger Village, even though the rewards received are unequal: the spiritual and social obligations inherent in the community. Although there is no proportional reciprocity in the perelek tradition, the results benefit both parties. The community that donates receives rewards, while the community as the recipient receives assistance to meet their food needs. This has resulted in changes within the community, including increased solidarity and mutually beneficial cooperation, support for the less fortunate, and the successful establishment of the Al-Mujahidin Mosque in Ceger Village. %Z Tradisi perelek merupakan tradisi masyarakat dalam menyumbang beras yang hasilnya dapat dipergunakan untuk kepentingan bersama. Pada tradisi ini, timbal balik yang didapatkan oleh masyarakat penyumbang tidak sama atau sebanding dengan apa yang disumbangkannya. Penelitian ini bertujuan dari untuk mengetahui resiprositas dalam tradisi perelek pada masyarakat Kampung Ceger Desa Lebak Wangi Kecamatan Sepatan Timur Kabupaten Tangerang. Penelitian ini menggunakan pisau analisis dari Marcell Mauss tentang Teori Pemberian. Metodologi penelitian yang digunakan adalah kualitatif, dengan menggunakan teknik etnografi. Temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa tradisi perelek merupakan praktik yang berbeda dengan praktik lainnya yang melibatkan donasi beras secara sukarela oleh masyarakat Kampung Ceger, yang hasilnya dialokasikan untuk masyarakat kurang mampu dan pendanaan masjid. Ada dua hal yang memotivasi masyarakat untuk berkontribusi dalam tradisi perelek di Kampung Ceger, meskipun imbalan yang diterima tidak setara: kewajiban spiritual dan sosial yang melekat pada masyarakat. Meskipun tidak ada timbal balik yang proporsional dalam tradisi perelek, hasilnya menguntungkan kedua belah pihak. Masyarakat yang menyumbang mendapatkan imbalan, sementara masyarakat sebagai penerima, mendapatkan bantuan untuk memenuhi kebutuhan pangan mereka. Hal tersebut telah menghasilkan perubahan di dalam masyarakat, termasuk peningkatan solidaritas dan kerja sama yang saling menguntungkan, dukungan untuk masyarakat yang kurang mampu, dan keberhasilan pendirian Masjid Al-Mujahidin di Kampung Ceger.