@phdthesis{eprintuntirta46060, note = {Inovasi Layanan Khusus Akhir Pekan (LAKSA) dalam pelaksanaannya masih mengalami permasalahan, seperti jadwal pelaksanaan cenderung tidak konsisten dan Surat Pengantar ke Imigrasi yang terhambat untuk diakses. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui inovasi Layanan Khusus Akhir Pekan (LAKSA) dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik di Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Tangerang. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Teknik analisis data yang digunakan adalah model Miles, Huberman, dan Saldana (2014). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan inovasi LAKSA di Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Tangerang belum optimal. Pada aspek relative advantage (keuntungan relatif) terlihat permohonan paspor yang lebih cepat dan mengurangi kerugian bagi pemohon paspor. Pada aspek compatibility (kesesuaian) sudah berjalan dengan baik yang terlihat dari inovasi LAKSA sesuai dengan kebutuhan pemohon paspor serta Informasi yang diberikan sesuai dengan aturan yang berlaku. Pada aspek complexity (kerumitan) pelakasanaannya belum sepenuhnya optimal karena masih ditemukannya kendala, yaitu secara keterjangkauan layanan masih belum merata terutama bagi masyarakat Tangerang Selatan dan Kabupaten Tangerang. Pada aspek triability (uji coba) pelaksanaannya belum berjalan dengan baik yang dapat dilihat dari inovasi LAKSA belum dilakukan uji coba resmi yang melibatkan masyarakat. Pada aspek observability (kemudahan diamati) terlihat dari pelaksanaan sosialisasi yang dilakukan oleh Kantor Imigrasi Kelas I Non TPI Tangerang terkait inovasi Layanan Khusus Akhir Pekan (LAKSA) dilakukan melalui sosial media. Sarannya adalah perlu uji coba yang melibatkan masyarakat, melaksanakan survey kepuasan khusus LAKSA, serta perluasan LAKSA yang menjangkau Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang Selatan.}, school = {UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA}, title = {Inovasi Layanan Khusus Akhir Pekan (LAKSA) Dalam Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik Di Kantor Imigrasi Kelas I Non Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) Tangerang}, author = {Devina Syahira}, year = {2024}, keywords = {Innovation, Public Service, Immigration. Inovasi, Pelayanan Publik, Imigrasi}, abstract = {The Weekend Special Service Innovation (LAKSA) in its implementation still experiences problems, such as the implementation schedule tends to be inconsistent and the Introduction Letter to Immigration is difficult to access. The aim of this research is to determine the innovation of Special Weekend Services (LAKSA) in improving the quality of public services at the Tangerang Class I Non TPI Immigration Office. The research method used is descriptive qualitative. The data analysis technique used is the Miles, Huberman, and Saldana (2014) model. The research results show that the implementation of LAKSA innovation at the Class I Non TPI Tangerang Immigration Office is not optimal. In the relative advantage aspect, it can be seen that passport applications are faster and reduce losses for passport applicants. In the compatibility aspect, it has gone well as seen from LAKSA's innovation in accordance with the needs of passport applicants and the information provided in accordance with applicable regulations. In the aspect of complexity, implementation is not yet fully optimal because obstacles are still found, namely that service affordability is still not evenly distributed, especially for the people of South Tangerang and Tangerang Regency. In the triability (trial) aspect, the implementation has not gone well, which can be seen from the LAKSA innovation which has not carried out official trials involving the community. The aspect of observability (ease of observation) can be seen from the implementation of socialization carried out by the Class I Non TPI Tangerang Immigration Office regarding the Weekend Special Service (LAKSA) innovation carried out through social media. The suggestion is that trials involving the community are needed, carrying out special LAKSA satisfaction surveys, as well as expanding LAKSA to reach Tangerang Regency and South Tangerang City.}, url = {https://eprints.untirta.ac.id/46060/} }