%0 Thesis
%9 S1
%A ALIVIA WIKANTI, WARDAH
%A UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA,
%A FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN,
%A JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI,
%B PENDIDIKAN SOSIOLOGI
%D 2025
%F eprintuntirta:46026
%I UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
%K Market, Traders, Revitalization, socio economic conditions  Pasar, Pedagang, Revitalisasi, Kondisi Sosial Ekonomi
%P 164
%T KONDISI SOSIAL EKONOMI PEDAGANG PASAR PASCA REVITALISASI PASAR INDUK CIBITUNG KABUPATEN BEKASI
%U https://eprints.untirta.ac.id/46026/
%X Cibitung Main Market is one of the traditional markets in Bekasi Regency that has been revitalized. Revitalization not only brings changes to the physical market but also non-physical. Traders as those whose lives depend on the market are the most affected, especially on their socio-economic conditions. The purpose of this study is to describe the socio-economic conditions experienced by traders after the revitalization of Cibitung Main Market. The method used is a qualitative approach, with data collection techniques using observation, interviews and documentation.  The results showed that the socio-economic conditions of market traders after the revitalization were (1) inadequate temporary shelters, (2) reduced lot sizes, (3) fluctuating commodity prices, (4) the formation of trader organizations, (5) decreased income and buyers. In addition, the results showed the creation of the AGIL scheme due to revitalization. The results of the AGIL scheme are: 1) Adaptation: traders sell their merchandise at low prices, give debts to customers, borrow money from banks, and have intense communication with suppliers of goods. 2) Goal Attainment: to maintain their trading business in the midst of changing situations and conditions after revitalization. 3) Integration: traders maintain relationships by applying honest ethics when buying and selling, the existence of the function of traders, UPTD market and the bank when traders want to borrow money from the bank. 4) Latency: maintaining good relations with customers by giving THR, paying installments to banks as a form of responsibility, maintaining market cleanliness and security.
%Z Pasar Induk Cibitung merupakan salah satu pasar tradisional di Kabupaten Bekasi yang telah direvitalisasi. Revitalisasi tak hanya membawa perubahan bagi fisik pasar namun juga non fisik. Pedagang sebagai pihak yang hidupnya bergantung pada pasar menjadi yang paling terdampak, khususnya pada kondisi sosial ekonominya. Tujuan penelitian ini yakni mendeskripsikan kondisi sosial ekonomi yang dialami pedagang pasca revitalisasi Pasar Induk Cibitung. Metode yang digunakan yakni pendekatan kualitatif, dengan teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara serta dokumentasi.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi sosial ekonomi pedagang pasar pasca dilakukannya revitalisasi yaitu (1) tempat penampungan sementara yang kurang memadai, (2) ukuran los yang mengecil, (3) harga komoditas yang naik turun, (4) terbentuknya organisasi pedagang, (5) penurunan pendapatan dan pembeli. Selain itu hasil penelitian menunjukkan terciptanya skema AGIL akibat adanya revitalisasi. Hasil dari skema AGIL yakni: 1) Adaptation: pedagang menjual barang dagangannya dengan harga murah, memberikan hutangan ke pelanggan, meminjam uang ke bank, dan melakukan komunikasi intens dengan pemasok barang. 2) Goal Attainment: untuk mempertahankan usaha dagangnya di tengah perubahan situasi dan kondisi pasca revitalisasi. 3) Integration: pedagang menjaga hubungan dengan menerapkan etika jujur saat jual beli, adanya keberfungsian pedagang, UPTD pasar dan pihak bank saat pedagang ingin meminjam uang ke bank. 4) Latency: menjaga hubungan baik dengan pelanggan dengan pemberian THR, membayar cicilan ke bank sebagai bentuk tanggung jawab, menjaga kebersihan dan keamanan pasar.