@phdthesis{eprintuntirta46008, note = {Film sebagai media massa memiliki peran strategis dalam mencerminkan dan memengaruhi budaya suatu bangsa, termasuk dalam konteks representasi perempuan. Perempuan sering digambarkan sebagai objek yang terikat pada stereotip tertentu, seperti simbol kelemahan dan ketergantungan, yang tercermin dalam berbagai film, baik dalam karakterisasi maupun plot cerita. Berdasarkan kajian terhadap film Indonesia, khususnya yang berfokus pada perempuan dan budaya Minangkabau, dapat terlihat bagaimana nilai-nilai budaya dan norma sosial mempengaruhi representasi perempuan dalam film. Misalnya, dalam film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck dan Liam dan Laila, perempuan Minangkabau digambarkan sebagai sosok yang terikat pada adat istiadat, di mana ketidakpatuhan terhadap norma-norma tersebut dapat membawa konflik. Stereotip tentang perempuan ini, meskipun masih terdapat dalam film-film Indonesia, kini mulai bergeser seiring dengan munculnya tema-tema feminisme yang menampilkan perempuan sebagai figur yang kuat dan mandiri, memperjuangkan kesetaraan gender. Hal ini mencerminkan perubahan sikap sosial terhadap perempuan yang semakin mengarah pada pemahaman akan peran dan hak mereka yang setara dengan laki-laki. Oleh karena itu, film tidak hanya berfungsi sebagai alat hiburan, tetapi juga sebagai sarana untuk menyampaikan pesan budaya dan edukasi yang dapat membentuk persepsi masyarakat mengenai perempuan, baik dalam konteks tradisional maupun modern.}, author = {Rella Indiana Febri}, year = {2024}, school = {UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA}, title = {REPRESENTASI KARAKTER PEREMPUAN MINANG DALAM FILM INDONESIA (Analisis Semiotika Roland Barthes pada Film Liam dan Laila Karya Arief Malinmudo)}, keywords = {film, representation of women, Minangkabau culture, stereotypes, feminism, social roles. film, representasi perempuan, budaya Minangkabau, stereotip, feminisme, peran sosial.}, abstract = {Film, as a mass media, plays a strategic role in reflecting and influencing the culture of a nation, particularly in the representation of women. Women have often been depicted as objects bound by certain stereotypes, such as symbols of weakness and dependence, reflected in both characterizations and plotlines. A study of Indonesian films, especially those focusing on women and Minangkabau culture, reveals how cultural values and social norms influence the representation of women in film. For example, in films such as Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck and Liam dan Laila, Minangkabau women are portrayed as figures bound by customary rules, where failure to adhere to these norms leads to conflict. These stereotypes, although still present in Indonesian films, are gradually shifting with the emergence of feminist themes that depict women as strong, independent figures advocating for gender equality. This reflects a societal shift toward understanding the equal role and rights of women alongside men. Therefore, film serves not only as entertainment but also as a medium for conveying cultural messages and education that can shape public perceptions of women, both in traditional and modern contexts.}, url = {https://eprints.untirta.ac.id/46008/} }