@phdthesis{eprintuntirta45942, year = {2025}, note = {Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kecenderungan remaja menggunakan bahasa slang di media sosial X sehingga memunculkan kosakata baru. Penggunaan bahasa slang di X ini akhirnya mengakibatkan pemahaman rendah terhadap bahasa formal dan struktur bahasa yang benar serta penafsiran makna yang keliru. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah 1) mendeskripsikan bentuk kosakata slang pada Komunitas Full Senyum di X tahun 2023-2024, 2) mendeskripsikan makna kosakata slang pada Komunitas Full Senyum di X tahun 2023-2024, dan 3) mendeskripsikan implikasi penelitian penggunaan bahasa slang yang digunakan anggota pada Komunitas Full Senyum di X terhadap pembelajaran bahasa Indonesia di SMA. Metode yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu kualitatif deskriptif menggunakan metode simak dengan teknik catat dan dokumentasi sebagai teknik pengumpulan data. Kemudian, dalam teknik analisis data menggunakan metode padan intralingual dengan teknik dasar teknik pilah unsur penentu (PUP) dan teknik lanjutan dengan teknik ganti. Hasil analisis data menunjukkan adanya enam bentuk kosakata slang, yaitu bentuk kata dasar ditemukan sebanyak 22 data, bentuk kata turunan ditemukan sebanyak 4 data, bentuk kata akronim ditemukan sebanyak 8 data, bentuk kata penggalan ditemukan sebanyak 2 data, bentuk kata singkatan ditemukan sebanyak 5 data, dan bentuk kata reduplikasi ditemukan sebanyak 6 data. Selain bentuk, hasil analisis data penelitian ini juga menunjukkan adanya empat makna kosakata slang, yaitu makna kata meluas ditemukan sebanyak 6 data, makna kata penurunan ditemukan sebanyak 2 data, makna denotatif ditemukan sebanyak 34 data, dan makna konotatif ditemukan sebanyak 5 data. Hasil penelitian yang telah dianalisis memiliki implikasi yang signifikan terhadap pembelajaran bahasa Indonesia di SMA, salah satunya dapat diimplikasikan terhadap pembelajaran teks anekdot kelas X (fase E). Guru dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai bahan ajar berupa modul untuk membuat pembelajaran lebih menarik, terutama dalam mengkreasikan teks anekdot ke dalam bentuk komik potongan (comic strip).}, school = {Universitas Sultan Ageng Tirtayasa}, title = {BAHASA SLANG PADA KOMUNITAS FULL SENYUM DI X TAHUN 2023-2024 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMA}, author = {Iis Natalia}, abstract = {This study is motivated by the trend of teenagers using slang on social media X, which has led to the emergence of new vocabulary. The use of slang on X ultimately results in a low understanding of formal language and proper language structure, as well as incorrect interpretation of meanings. Therefore, the objectives of this study are 1) to describe the forms of slang vocabulary in the Full Senyum Community in X during 2023-2024, 2) to describe the meanings of slang vocabulary in the Full Senyum Community in X during 2023-2024, and 3) to describe the implications of the research on the use of slang language by members of the Full Senyum Community in X for teaching Indonesian language in high schools. The method used in this research is descriptive qualitative, employing the observation method with note-taking and documentation techniques as data collection methods. Furthermore, the data analysis technique employs the intralingual equivalent method, with the basic technique being the determining element sorting technique (PUP) and the advanced technique being the substitution technique. The results of the data analysis reveal six forms of slang vocabulary, namely: basic word forms found in 22 instances, derivative word forms in 4 instances, acronym word forms in 8 instances, clipped word forms in 2 instances, abbreviated word forms in 5 instances, and reduplicated word forms in 6 instances. In addition to the forms, the analysis also identifies four meanings of slang vocabulary: extended meanings found in 6 instances, narrowed meanings in 2 instances, denotative meanings in 34 instances, and connotative meanings in 5 instances. The analyzed findings have significant implications for Indonesian language learning in high schools, such as in the teaching of anecdotal texts in grade X (phase E). Teachers can use these findings as instructional materials in the form of modules to make learning more engaging, especially by creating anecdotal texts in the form of comic strips.}, url = {https://eprints.untirta.ac.id/45942/}, keywords = {Slang, Social Media, Learning Bahasa Slang, Media Sosial, Pembelajaran} }