%L eprintuntirta45255 %T LEKSIKON PENAMAAN TRADISI PERKAWINAN ADAT SUNDA DI KECAMATAN BAYAH KAJIAN ETNOLINGUISTIK DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN MUATAN LOKAL %A Cici Suci Yanti %I UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA %O Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan bentuk leksikon penamaan tradisi perkawinan adat Sunda di Kecamatan Bayah, (2) mendeskripsikan makna leksikon penamaan tradisi perkawinan adat Sunda di Kecamatan Bayah, dan (3) menjelaskan implikasi temuan leksikon penamaan tradisi perkawinan adat Sunda di Kecamatan Bayah terhadap pembelajaran muatan lokal di SMP. Metode penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kualitatif dengan teknik analisis pilah unsur penentu (PUP) dan teknik lanjutan yakni teknik hubung banding memperbedakan (HBB). Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah metode simak bebas libat cakap, wawancara mendalam, observasi partisipatif, dan dokumentasi. Sumber data dalam penelitian ini adalah transkripsi hasil wawancara tradisi perkawinan adat Sunda di Kecamatan Bayah. Penelitian ini menggunakan metode padan ekstralingual, analisis struktural, analisis etnolinguistik. Berdasarkan hasil temuan dan analisis data penelitian menunjukkan bahwa leksikon dan makna budaya tradisi perkawinan ditemukan berjumlah 21 buah data. Leksikon kata monomorfemis ditemukan berjumlah 2 buah data, diantaranya leksikon Ngala dan Sungkem. Leksikon kata polimorfemis ditemukan 7 buah data, diantaranya leksikon Nanyaan, Ngajadikeun, Lamaran, Siraman, Lengseran, Seserahan, dan Manyoan. Leksikon yang termasuk frasa verbal ditemukan berjumlah 5 buah data, diantaranya leksikon Neunden Omong, Buka Pintu, Nincak Endog, Meupeuskeun Kendi, dan Patarik-tarik Bakakak. Leksikon yang termasuk frasa nominal ditemukan 7 buah data, diantaranya leksikon Seren Sumeren, Khutbah Nikah, Akad Nikah, Sawer Panganten, Meuleum Harupat, Huap Lingkung, dan Huap Pamungkas. Makna budaya yang terkandung dalam leksikon-leksikon ini diperoleh melalui transkripsi wawancara dengan narasumber yang mengetahui tradisi tersebut. Temuan ini tidak hanya memperkaya pemahaman tradisi perkawinan adat Sunda, tetapi juga memberikan kontribusi penting dalam pembelajaran muatan lokal di SMP sebagai upaya pelestarian budaya. %X This study aims to (1) describe the form of the lexicon of naming Sundanese traditional marriage traditions in Bayah District, (2) describe the meaning of the lexicon of naming Sundanese traditional marriage traditions in Bayah District, and (3) explain the implications of the findings of the lexicon of naming Sundanese traditional marriage traditions in Bayah District for local content learning in junior high schools. This research method uses qualitative descriptive analysis with the technique of dividing determining elements (PUP) and advanced techniques, namely the technique of connecting comparing differentiating (HBB). The data collection techniques used are the free listening method, in-depth interviews, participatory observation, and documentation. The data sources in this study are transcriptions of the results of interviews with Sundanese traditional marriage traditions in Bayah District. This study uses extralingual matching methods, structural analysis, and ethnolinguistic analysis. Based on the findings and analysis of research data, it shows that the lexicon and cultural meaning of marriage traditions were found to be 21 pieces of data. The lexicon of monomorphemic words was found to be 2 pieces of data, including the Ngala and Sungkem lexicons. Lexicon of polymorphemic words found 7 data, including lexicon Nanyaan, Ngajadikeun, Lamaran, Siraman, Lengseran, Seserahan, and Manyoan. Lexicons that include verbal phrases found 5 data, including lexicon Neunden Bicara, Buka Pintu, Nincak Endog, Meupeuskeun Kendi, and Patarik-tarik Bakakak. Lexicons that include nominal phrases found 7 data, including lexicon Seren Sumeren, Khutbah Nikah, Akad Nikah, Sawer Panganten, Meuleum Harupat, Huap Lingkung, and Huap Pamungkas. The cultural meaning contained in these lexicons was obtained through transcription of interviews with informants who know the tradition. This finding not only enriches the understanding of Sundanese traditional marriage traditions, but also provides an important contribution to the learning of local content in junior high schools as an effort to preserve culture. %D 2024 %K Ethnolinguistics, Lexicon, Local Content, Cultural Meaning Etnolinguistik, Leksikon, Muatan Lokal, Makna Kultural