%0 Thesis %9 S1 %A Chintya Azzahra, Regita %A UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA, %A FAKULTAS PERTANIAN, %A JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI, %B AGROEKOTEKNOLOGI %D 2024 %F eprintuntirta:44738 %I UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA %K dormancy, gibberellin, manila sapodilla seeds, scarification treatment %P 93 %T PENGARUH SKARIFIKASI MEKANIK DAN TINGKAT KONSENTRASI GIBERELIN TERHADAP PEMATAHAN DORMANSI SERTA PERKECAMBAHAN BENIH SAWO MANILA (Manilkara zapota L.) %U https://eprints.untirta.ac.id/44738/ %X This research was aimed to determine the effect of mechanical scarification treatment and gibberellin level concentration to break dormancy and seed germination of Manila sapodilla seeds (Manilkara zapota L.). The research was conducted in April - May 2024 at the Screen house of the Center for the Application of Agricultural Instrument Standards, Banten. This research used a factorial randomized block design, the first factor was the mechanical scarification treatment on seeds (S), which consisted of 3 levels, namely without wounding (S0), sanding (S1), and piercing (S2). The second factor was the concentration of gibberellin treatment, which consisted of 3 levels, namely a concentration of 50 ppm (G1), a concentration of 75 ppm (G2), and a concentration of 100 ppm (G3). The results showed that mechanical scarification by sanding had the best treatment effect, namely on the parameters of the percentage of germination power (82.22%). The concentration of gibberellin solution with a concentration of 50 ppm offer the best effect, namely on the parameters of the percentage of germination power (77.77%) and the percentage of seeds that did not grow (22.22%). The results indicated that there was an interaction between mechanical scarification treatment and gibberellin level concentration of 50 ppm and 75 ppm on the parameters of germination power. %Z Sawo manila (Manilkara zapota L.) adalah tanaman yang cukup diminati serta memiliki banyak sekali manfaat. Produksi tanaman sawo manila tidak maksimum disebabkan oleh persentase perkecambahan benih sawo manila yang rendah dikarenakan benih sawo memiliki kulit benih yang bersifat tebal dan keras serta permeabilitas yang rendah sehingga masa dormansi benih tergolong lama. Skarifikasi mekanik dan perendaman benih di dalam larutan zat pengatur tumbuh (ZPT) giberelin merupakan cara agar dormansi benih tanaman sawo dapat dipatahkan dan cepat berkecambah, karena skarifikasi mekanik bermanfaat untuk meningkatkan imbibisi benih agar penyerapan air dan unsur hara optimal serta ZPT giberelin mempengaruhi penyediaan nutrisi yang cukup untuk perkecambahan benih. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh skarifikasi mekanik dan tingkat konsentrasi giberelin terhadap pematahan dormansi serta perkecambahan benih Sawo manila (Manilkara zapota L.). Penelitian dilaksanakan di Screenhouse Balai Penerapan Standar Instrumen Pertanian (BPSIP) Serang, Banten dari bulan April hingga Mei 2024. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok faktorial, faktor pertama yaitu perlakuan skarifikasi mekanik pada benih (S), yang terdiri dari 3 taraf yaitu tanpa pelukaan (S0), pengamplasan (S1), dan penusukan (S2). Faktor kedua yaitu konsentrasi larutan giberelin, yang terdiri dari 3 taraf yaitu konsentrasi 50 ppm (G1), konsentrasi 75 ppm (G2), dan konsentrasi 100 ppm (G3). Hasil penelitian menunjukkan bahwa skarifikasi mekanik pengamplasan memberikan pengaruh terbaik yaitu pada parameter persentase daya berkecambah (82,22%). Larutan ZPT giberelin dengan konsentrasi 50 ppm memberikan pengaruh terbaik pada persentase daya berkecambah (77,77%) dan persentase benih tidak tumbuh (22,22%). Terdapat interaksi antara perlakuan skarifikasi mekanik dan tingkat konsentrasi giberelin 50 ppm dan 75 ppm pada parameter daya berkecambah.