%K Cost, Income, Stationary, Mobile %T STUDI KOMPARASI STRUKTUR BIAYA DAN PENDAPATAN ANTARA USAHA PENGGILINGAN PADI MENETAP DENGAN PENGGILINGAN PADI KELILING DI KECAMATAN KIBIN KABUPATEN SERANG %L eprintuntirta44535 %D 2024 %O Usaha penggilingan padi menetap memiliki fasilitas permanen dan mesin lengkap, sehingga mampu memberikan produksi yang stabil, tetapi aksesnya terbatas bagi petani di daerah terpencil. Sebaliknya, penggilingan padi keliling menggunakan mesin portabel, yang memungkinkan akses lebih baik bagi petani di daerah terpencil, namun dengan produktivitas yang lebih rendah. Penelitian ini membandingkan struktur biaya dan pendapatan antara usaha penggilingan padi menetap dan keliling di Kecamatan Kibin, Kabupaten Serang. Metode penelitian menggunakan analisis deskriptif kuantitatif, sampling sensus, serta menganalisis biaya, pendapatan, kelayakan usaha, dan uji Mann-Whitney. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggilingan keliling memiliki total biaya yang lebih tinggi (Rp. 214.475.365/tahun) dibandingkan penggilingan menetap (Rp. 167.342.869/tahun). Penggilingan menetap menghasilkan pendapatan sebesar Rp 45.464.605/tahun, sedangkan penggilingan keliling menghasilkan Rp 220.212.635/tahun. Titik impas (BEP) untuk penggilingan menetap adalah 11.350 kg/tahun dengan pendapatan Rp 10.987.180/tahun, sedangkan BEP untuk penggilingan keliling adalah 55.192 kg/tahun dengan pendapatan Rp. 44.153.613/tahun. Rasio R/C untuk penggilingan menetap adalah 1,27, sementara penggilingan keliling memiliki rasio 2,03, menunjukkan bahwa keduanya menguntungkan. Uji Mann-Whitney mengungkapkan adanya perbedaan signifikan pada biaya dan pendapatan, dengan nilai p masing-masing 0,009 dan 0,001. %A M. IDRIS M. IDRIS %I UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA %X Usaha penggilingan padi menetap memiliki fasilitas permanen dan mesin lengkap, sehingga mampu memberikan produksi yang stabil, tetapi aksesnya terbatas bagi petani di daerah terpencil. Sebaliknya, penggilingan padi keliling menggunakan mesin portabel, yang memungkinkan akses lebih baik bagi petani di daerah terpencil, namun dengan produktivitas yang lebih rendah. Penelitian ini membandingkan struktur biaya dan pendapatan antara usaha penggilingan padi menetap dan keliling di Kecamatan Kibin, Kabupaten Serang. Metode penelitian menggunakan analisis deskriptif kuantitatif, sampling sensus, serta menganalisis biaya, pendapatan, kelayakan usaha, dan uji Mann-Whitney. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggilingan keliling memiliki total biaya yang lebih tinggi (Rp. 214.475.365/tahun) dibandingkan penggilingan menetap (Rp. 167.342.869/tahun). Penggilingan menetap menghasilkan pendapatan sebesar Rp 45.464.605/tahun, sedangkan penggilingan keliling menghasilkan Rp 220.212.635/tahun. Titik impas (BEP) untuk penggilingan menetap adalah 11.350 kg/tahun dengan pendapatan Rp 10.987.180/tahun, sedangkan BEP untuk penggilingan keliling adalah 55.192 kg/tahun dengan pendapatan Rp. 44.153.613/tahun. Rasio R/C untuk penggilingan menetap adalah 1,27, sementara penggilingan keliling memiliki rasio 2,03, menunjukkan bahwa keduanya menguntungkan. Uji Mann-Whitney mengungkapkan adanya perbedaan signifikan pada biaya dan pendapatan, dengan nilai p masing-masing 0,009 dan 0,001.