%X Seiring dengan meningkatnya kebutuhan akan produk hasil laut di Kota Serang, maka pengawasan terhadap kualitas ikan segar merupakan hal yang penting. Berdasarkan pengujian organoleptik terhadap hasil tangkapan, maka kualitas ikan dapat dikatakan turun karena didapat penurunan nilai organoleptik yaitu dari nilai delapan ke nilai tujuh. Penurunan ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor risiko internal maupun eksternal. Karena Ikan segar memiliki sifat mudah rusak (perishable), maka perlu dilakukan pengkajian terhadap cold supply chain khususnya di Pelabuhan Perikanan Nusantara Karangantu. Penelitian ini bertujuan untuk mengurangi risiko rantai dingin mulai dari alur bahan baku kebutuhan melaut hingga penimbangan ikan dan kemudian selanjutnya produk dibeli oleh pelele. Penelitian ini menggunakan model Supply Chain Operations References (SCOR) untuk tahap identifikasi risiko, menggunakan metode fuzzy FMEA untuk tahap analisa risiko, menggunakan kategorisasi untuk tahap evaluasi risiko, dan menggunakan metode fuzzy AHP untuk tahap mitigasi risiko setelah dilakukannya uji konsistensi. Dari hasil penelitian diperoleh 25 risk event, 23 risk agent, dan 9 alternatif mitigasi risiko diantaranya menekankan prinsip C3Q, meningkatkan kualitas es, memberi SOP pada kapal, hingga pengecekan berkala ekosistem laut. %D 2019 %K Cold Supply Chain, Ikan Segar, SCOR, Fuzzy FMEA, Fuzzy AHP, Aksi Mitigasi %I Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa %T USULAN MITIGASI RISIKO COLD SUPPLY CHAIN PADA PENGELOLAAN IKAN SEGAR DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA KARANGANTU %L eprintuntirta43647 %A FARIS ARYADI