%0 Thesis %9 S1 %A PUTRA, LEONARDUS AUGUSTINUS EKA %A Jurusan Teknik Industri, %A Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, %B Jurusan Teknik Industri %D 2019 %F eprintuntirta:43260 %I Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa %K Downtime, Reliability Centered Maintenance II, FMEA, Burn-In, Redudancy, Scheduled OnCondition Task, Finding Failure %T USULAN AKTIVITAS PEMELIHARAAN MESIN MENGGUNAKAN METODE RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE II DI PT INDONESIA POWER UJP BANTEN 1 SURALAYA UNIT 8 %U https://eprints.untirta.ac.id/43260/ %X PT. Indonesia Power PLTU Suralaya bergerak dalam bidang pembangkitan listrik dan termasuk objek vital nasional. PT. Indonesia Power PLTU Suralaya memiliki 8 unit pembangkit pada penelitian ini akan fokus pada unit 8 karena merupakan unit terbaru dari unit yang lain. Dan mempunyai permasalahan dalam hal keandalan. Dalam setahun terakhir di unit 8 sudah terjadi sampai 17 kali downtime. Tujuan peelitian ini mengidentifikasi jenis kegagalan, penyebab kegagalan dan dampak kegagalan pada mesin kritis di PT Indonesia Power UJP Banten 1 Suralaya Unit 8, menentukan upaya aktivitas perawatan yang dapat dilakukan pada mesin kritis di PT Indonesia Power UJP Banten 1 Suralaya Unit 8, dan menentukan usulan interval waktu aktivitas perawatan yang dapat dilakukan pada mesin kritis di PT Indonesia Power UJP Banten 1 Suralaya Unit 8. Dalam penelitian yang sudah dilakukan maka pengolahan data downtime untuk petama kali dengan menentukan komponen kritis dengan menggunakan prinsip pareto 80-20 dan melihat data time to failure (TTF) terbesar. Dari data TTF terbesar didapatkan mesin kritis yaitu pulverized electric, boiler, circulating water pump, dan diambil tidak kurang dari 9%. Setelah itu menentukan distribusi awal pada mesin kritis setalah itu menguji hasil distribusi awal dengan uji goodness of fit untuk menentukan upaya peningkatan keandalan. Untuk menentukn usulan interval pemeliharaan yang dapat dilakukan pada mesin kritis menggunakan metode reliability centered maintenance II (RCM II) dengan tahap awal menganalisi kerusakaan atau kegagalan pada mesin kritis dengan metode FMEA, setelah itu menganalisi kegagalan dengan RCM II decision diagram. Hasil dari RCM II decision diagram dituangkan dalam RCM II worksheet. Dengan hasil upaya peningkatan keandalan berupa burn-in pada mesin kritis pulverized electric, dan circulating water pump, untuk mesin boiler upaya peningkatan keandalan dengan redundancy. Hasil usulan interval untuk usulan pemeliharaan scheduled on-condition task dilakukan pada mesin kritis pulverized electric dengan P-F 60% sehingga didapat dari 381,1368 × 60% adalah 228,68 jam, dan untuk usulan pemeliharaan finding failure dilakukan pada mesin kritis boiler didapat hasil nilai tingkat ketersedian untuk mesin boiler 0,57 % , dengan waktu finding failure sebesar 15,39 jam, dan untuk mesin circulating water pump nilai tingkat ketersedian 0,97 % , dengan waktu finding failure sebesar 3,38 jam.