%0 Thesis %9 S1 %A ROSA MUHARRAM, ALLIYA %A UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA, %A FAKULTAS PERTANIAN, %A AGRIBISNIS, %B AGRIBISNIS %D 2024 %F eprintuntirta:42412 %I UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA %K Vegetable DFT Hydroponics, Cost Structure, Profit, Efficiency %P 107 %T ANALISIS EFISIENSI USAHATANI SAYURAN HIDROPONIK DENGAN SISTEM DFT PADA AGRADIPA HIDROPONIK DI DESA KADU AGUNG KECAMATAN TIGARAKSA KABUPATEN TANGERANG %U https://eprints.untirta.ac.id/42412/ %X Market demand for hydroponic vegetables is increasing due to the large number of restaurants that use hydroponic vegetables as their main ingredient. One of the hydroponic vegetable business actors in Tangerang district is Agradipa Hidroponik. This research aims to analyze the efficiency of hydroponic vegetable farming with the DFT system at Agradipa Hydroponics in Kadu Agung Village, Tangerang Regency. This research method uses quantitative methods. The method for determining respondents used was purposive sampling with four respondents including: one business owner and three employees at Agradipa Hidroponik. The data analysis techniques used are cost structure analysis, revenue analysis, income analysis, efficiency analysis using the R/C Ratio and break-even point (BEP) analysis. From the research results, it is known that in one production period the total costs used are Rp. 7,086,274. The revenue received was Rp. 8,772,000. The income earned was Rp. 1,685,726. Based on the R/C Ratio calculation, the results obtained were 1.28 for the kale commodity, for bok choy and lettuce commodities it was 1.35 and 1.07, which means this cultivation business is efficient and profitable so it is worth continuing. To reach the break-even point or conditions that are unprofitable and detrimental, the minimum production volume for kale is 111 kilograms, pakchoy is 83 kilograms, and lettuce is 79 kilograms. With a minimum selling price per kilogram of Rp. 15,614 for kale, Rp. 22,170 for bok choy, and Rp. 27,872 for lettuce. %Z Permintaan pasar terhadap sayuran hidroponik semakin meningkat karena banyaknya restoran yang menggunakan sayuran hidroponik sebagai bahan utamanya. Salah satu pelaku usaha sayuran hidroponik di kabupaten Tangerang adalah Agradipa Hidroponik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efisiensi budidaya sayuran hidroponik dengan sistem DFT pada Hidroponik Agradipa di Desa Kadu Agung Kabupaten Tangerang. Metode penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Metode penentuan responden yang digunakan adalah purposive sampling dengan jumlah empat responden diantaranya: satu orang pemilik usaha dan tiga orang karyawan di Agradipa Hidroponik. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis struktur biaya, analisis penerimaan, analisis pendapatan, analisis efisiensi dengan menggunakan R/C Ratio dan analisis titik impas (BEP). Dari hasil penelitian diketahui bahwa dalam satu periode produksi total biaya yang digunakan adalah sebesar Rp. 7.086.274. Pendapatan yang diterima sebesar Rp. 8.772.000. Pendapatan yang diperoleh sebesar Rp. 1.685.726. Berdasarkan perhitungan R/C Ratio diperoleh hasil sebesar 1,28 untuk komoditas kangkung, untuk komoditas bok choy dan selada sebesar 1,35 dan 1,07 yang berarti usaha budidaya ini efisien dan menguntungkan sehingga layak untuk dilanjutkan. Untuk mencapai titik impas atau kondisi yang tidak menguntungkan dan merugikan, volume produksi minimal kangkung sebanyak 111 kilogram, pakchoy 83 kilogram, dan selada 79 kilogram. Dengan harga jual minimal per kilogram Rp. 15.614 untuk kangkung, Rp. 22.170 untuk pakcoy, dan Rp. 27.872 untuk selada.