Muthmainnah, Annafsul (2013) KRITIK SOSIAL DALAM CERPEN-CERPEN KARYA SENO GUMIRA AJIDARMA DAN TINGKAT KESESUAIANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR BAHASA INDONESIA SMP KELAS IX. S1 thesis, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Text KRITIK SOSIAL DALAM CERPEN-CERPEN KARYA SENO GUMIRA AJIDARMA DAN TINGKAT KESESUAIANNYA SEBAGAI.pdf - Published Version Restricted to Registered users only until 2013. Download (1MB)

Abstract

Karya sastra sering dipilih menjadi wadah menampilkan realitas, karena realitas yang ada dalam kehidupan bermasyarakat sering sekali tidak mendapat apresiasi yang disebabkan oleh kepentingan tertentu. Hal ini terjadi karena situasi politik di Indonesia, sehingga karya sastra mengambil alih peranan untuk mengangkat fakta-fakta. Karya sastra sejatinya merupakan implementasi dari kehidupan sosial pengarangnya. Tidak terkecuali dengan karya Ajidarma. Kritik sosial terhadap pemerintahan Orde Baru yang dipaparkan secara gamblang oleh Ajidarma dalam kumpulan cerpennya: Saksi Mata dan Penembak Misterius sangat menarik untuk dikaji, untuk mengetahui lebih jauh apa yang ingin disampaikan oleh Ajidarma dalam cerpen-cerpennya tersebut. Ajidarma sendiri secara terang-terangan mengungkapkan bahwa Saksi Mata ditujukan untuk menyindir rezim Orde Baru, khususnya dalam insiden di Dili tahun 1991. Penelitian ini menggunakan pendekatan sosiologi sastra. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kritik sosial apa saja yang terdapat dalam cerpen-cerpen karya Seno Gumira Ajidarma yang terangkum dalam Saksi Mata dan Penembak Misterius dan untuk mengetahui kesesuaian cerpen-cerpen tersebut dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Indonesia kelas IX. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta, atau kejadian-kejadiann secara sistematis dan akurat, mengenai sifat-sifat populasi atau daerah tertentu (Zuriah, 2009:47). Dalam mengkaji beberapa cerpen karya Seno Gumira Ajidarma yang terdapat dalam dua kumpulan cerpennya: Saksi Mata dan Penembak Misterius peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan sosiologi sastra.Penelitian ini menggunakan teknik dokumenter dengan cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis, seperti arsip, termasuk juga buku tentang teori, pendapat, dalil atau hukum, dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah penelitian. Dalam Saksi Mata dan Penembak Misterius, terdapat empat kritik yaitu kritik mengenai (1) Sikap otoriter penguasa Orde Baru, (2) Pemenjaraan pikiran, (3) Kekerasan militer, dan (4) Normalisasi kekerasan. Selanjutnya karena judul dari penelitian ini adalah Kritik Sosial Cerpen-cerpen Seno Gumira Ajidarma dan Tinjauannya dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas IX, maka penelitian ini tentu saja harus dihubungkan dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk pembelajaran sastra di kelas IX. Menurut Montessori kecenderungan anak kelas IX dengan usia sekitar 13-14 tahun memiliki kecenderungan lebih ke arah sosial. Namun, tidak semua cerpen yang bersifat sosial layak masuk ke dalam kategori bahan ajar untuk siswa berusia 13-14 tahun, karena pada masa itu usia anak masih dalam proses penemuan jati diri dan fase awal kepekaan sosial. Cerpen-cerpen yang digunakan dalam penelitian itu didominasi unsur kekerasan yang tentu saja kurang sesuai untuk siswa kelas IX. Karena itu dapat disimpulkan bahwa cerpen-cerpen yang terdapat dalam Saksi Mata dan Penembak Misterius tidak sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Indonesia kelas IX.

Actions (login required)

View Item