Search for collections on EPrints Repository UNTIRTA

KINERJA USAHA RUMPUT LAUT BERDASARKANBREAK EVEN POINT (BEP) DAN HARGA POKOK PRODUKSI (HPP) UNTUK PENETAPAN HARGA JUAL RUMPUT LAUT (Suatu Kasus Pada Pembudidaya Rumput Laut di Desa Lontar Kecamatan Tirtayasa Kabupaten Serang)

Fitria Sari, Maretta (2014) KINERJA USAHA RUMPUT LAUT BERDASARKANBREAK EVEN POINT (BEP) DAN HARGA POKOK PRODUKSI (HPP) UNTUK PENETAPAN HARGA JUAL RUMPUT LAUT (Suatu Kasus Pada Pembudidaya Rumput Laut di Desa Lontar Kecamatan Tirtayasa Kabupaten Serang). S1 thesis, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

[img] Text
KINERJA USAHA RUMPUT LAUT BERDASARKAN BREAK EVEN POINT (BEP) DAN HARGA POKOK PRODUKSI (HPP) UNTU.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only until 2014.

Download (3MB)

Abstract

A supplier of seaweed located in Banten provincial government distributed at various regions, one of them is Serang. Serang is one of district that has the good potential in the field of the cultivation of seaweed. In the district of Serang, the cultivation of Eucheuma Cottonii seaweed’stype spread at two districts namely Tirtayasa and Pulo Ampel Sub-Districts.The cultivation of seaweed Tirtayasa Sub-District precisely in the Lontar’s Village have been ready to count the results of that production. This research aimed to analyze of the large values of Break Even Point (BEP) and The Cost of Good Production (HPP) for determining the selling price of seaweed in the Lontar’s Village. Data were collected using a direct interview technique by the use of questionnaire. The respondents was took with survey’s method by the location of set in a deliberately in the Lontar’s village of Tirtayasa Sub-district, Serang. The technique of sampling in this research was usedsimple random sampling and method of sampling was used random number tables. The number of respondents cultivator of the seaweed was 89 people cultivator of the seaweed. The data in this research were the primary and secondary data. This research using Break Even Point (BEP) and The Cost of Good Production (HPP). The results of the analysis shows that the total admission obtained as much as Rp.6.399.775,28 per one time of the growing season with the average production 2.908,99 kg and average price of Rp.2,200 / kg which a total cost of production incurred cultivator of the seaweed in the Lontar’s Village was Rp.4.382.995,37 per one time of the growing season. The value of BEP was Rp.1.283.361,89, the production volume of BEP was Rp.584,318 kg., and HPP obtained to the cultivation of seaweed was Rp.1.506,70 / kg.. Keywords: benefits, cost of goods production (HPP), seaweed

Item Type: Thesis (S1)
Contributors:
ContributionContributorsNIP/NIM
Thesis advisorAliudin, Aliudin197008052002121001
Thesis advisorSetiawan, Johan196802122002121002
Additional Information: Rumput laut merupakan salah satu komoditas utama perikanan budidaya yang bernilai ekonomis tinggi dengan peluang pasar yang luas, baik nasional maupun orientasi ekspor. Permintaan akan bahan baku rumput laut di dalam negeri dan di luar negeri cenderung terus meningkat seiring dengan perkembangan pemanfaatan zat yang dihasilkannya. Volume produksi rumput laut Indonesia pada tahun 2009 mencapai 2.574.000 ton hingga tahun 2014, volume produksi rumput laut Indonesia ditargetkan sebesar 10 juta ton (DKP Provinsi Banten, 2013). Melihat peluang tersebut, pengembangan komoditas rumput laut memiliki prospek yang baik karena memiliki nilai ekonomis yang penting dalam menunjang pembangunan ekonomi nasional. Pemasok rumput laut yang terdapat di Provinsi Banten tersebar di berbagai daerah, salah satunya adalah di Kabupaten Serang. Kabupaten serang merupakan salah satu kabupaten yang memiliki potensi yang baik dalam bidang budidaya rumput laut. Di Kabupaten Serang budidaya rumput laut jenis Eucheuma cottonii tersebar di dua Kecamatan yaitu Kecamatan Tirtayasa dan Kecamatan Pulo Ampel. Budidaya rumput laut di Kecamatan Tirtayasa tepatnya di Desa Lontar saat ini sudah mulai di perhitungkan hasil produksinya. Berdasarkan fakta dilapangan kegiatan budidaya rumput laut di Desa Lontar merupakan kegiatan budidaya yang semakin banyak peminatnya karena teknologi budidaya yang sederhana dan mudah dilaksanakan sehingga dapat dengan mudah untuk dilakukan oleh pembudidaya. Umur panen yang relatif singkat sekitar 40-45 hari atau 6-7 priode dalam satu tahun menjadi salah satu faktor yang memperkuat alasan pembudidaya melakukan budidaya rumput laut di Desa Lontar. Kemudahan dalam berbudidaya rumput laut menjadi tumpuan untuk para nelayan yang bermodal kecil sehingga banyak masyarakat di Desa Lontar beralih profesi dari usaha penangkapan ikan ke usaha budidaya rumput laut di perairan pantai. Desa Lontar merupakan penghasil rumput laut yang berpotensi dilihat dari produksi rumput laut yang dihasilkan, tetapi pembudidaya rumput laut terkadang hanya menjual rumput laut dalam bentuk basah seharga Rp. 2.200/kg. Pada berbagai kasus dalam industri skala usaha kecil seperti kegiatan budidaya rumput laut di Desa Lontar, petani tidak pernah menganalisis kinerja budidaya yang dicapai sehingga pembudidaya tidak pernah melakukan analisis Break Even Point (perhitungan titik impas) dan pembudidaya juga tidak melakukan pembukuan atas kegiatan budidaya yang dilakukan selama ini, padahal kegiatan tersebut penting untuk perencanaan dan penentuan harga. Implikasinya, pertumbuhan dan perkembangan budidaya rumput laut di Desa Lontar lambat untuk dapat membaca peluang pasar. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis besar nilai Break Even Point (BEP) dan Harga Pokok Produksi (HPP) untuk penetapan harga jual rumput laut di Desa Lontar dan sebagai bahan evaluasi bagi para pembudidaya rumput laut. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para pelaku usahatani khususnya pembudidaya rumput laut yang akan maupun telah melakukan budidaya sehingga dapat mengetahui apakah usaha yang dilakukan sudah memberikan keuntungan layak bagi para pembudidaya rumput laut. Data dikumpulkan menggunakan teknik wawancara langsung dengan penggunaan kuisioner. Responden diambil dengan metode survei, dengan lokasi yang ditetapkan secara sengaja yaitu di Desa Lontar Kecamatan Tirtayasa Kabupaten Serang. Teknik pengambilan sampel dari penelitian ini dilakukan dengan cara simple random sampling dan cara pengambilan sampel menggunakan tabel bilangan random. Jumlah responden pembudidaya rumput laut sebanyak 89 orang pembudidaya rumput laut. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Penelitian ini menggunakan alat analisis Break Even Point (BEP) dan Harga Pokok Produksi (HPP). Hasil analisis menunjukan bahwa total penerimaan yang diperoleh sebesar Rp. 6.399.775,28 per satu kali musim tanam dengan hasil produksi rata-rata 2.908,99 kg dan harga rata-rata sebesar Rp. 2.200/kg dimana total biaya produksi yang dikeluarkan pembudidaya rumput laut di Desa Lontar yaitu rata-rata sebesar Rp. 4.382.995,37 per satu kali musim tanam. Nilai BEP untuk penjualan adalah sebesar Rp. 1.283.361,89, BEP volume produksi sebesar Rp. 584,318 kg, dan HPP yang didapat untuk budidaya rumput laut adalah sebesar Rp. 1.506,70/kg.
Uncontrolled Keywords: Keywords: benefits, cost of goods production (HPP), seaweed
Subjects: S Agriculture > S Agriculture (General)
Divisions: 04-Fakultas Pertanian
04-Fakultas Pertanian > 54201-Program Studi Agribisnis
Depositing User: Perpustakaan Pusat
Date Deposited: 30 Nov 2021 12:44
Last Modified: 30 Nov 2021 12:44
URI: http://eprints.untirta.ac.id/id/eprint/9282

Actions (login required)

View Item View Item