Istiqomah, Iyoh (2015) KARAKTERISTIK DIMENSI UTAMA KAPAL JARING RAMPUS DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA KARANGANTU KOTA SERANG PROVINSI BANTEN. S1 thesis, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Text
KARAKTERISTIK DIMENSI UTAMA KAPAL JARING RAMPUS DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA KARANGANTU KOTA .pdf - Published Version Restricted to Registered users only until 2015. Download (2MB) |
Abstract
Kapal perikanan mempunyai peranan penting dalam menunjang keberhasilan suatu operasi penangkapan ikan (Sukrisno 2006). Tangke (2010) menyatakan bahwa hampir 85% kapal penangkap ikan yang beroperasi di perairan Indonesia adalah milik rakyat yang dibuat dengan mengandalkan keahlian secara turun temurun. Hal ini juga dilakukan oleh nelayan jaring rampus di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Karangantu yang menggunakan kapal yang dibuat di galangan tradisional baik lokal maupun yang didatangkan dari Cirebon yang dikenal dengan nama jhonson, tembon dan kasko. Jaring rampus merupakan alat tangkap dominan di PPN Karangantu dan termasuk dalam kapal penangkap ikan static gear yang memerlukan kestabilan kapal yang tinggi. Imron (1989) diacu dalam Sukrisno (2006) menyatakan untuk menentukan stabilitas kapal perikanan perlu diketahui dimensi utama kapal yaitu panjang (L), lebar (B) dan dalam (D). Tangke (2010) menyatakan dimensi utama kapal sangat penting dalam pembuatan kapal perikanan, dimana rasio dimensi utama kapal (L/B, L/D dan B/D) sangat berpengaruh terhadap stabilitas, kekuatan, dan kecepatan kapal. Minimnya ketersediaan informasi serta belum adanya pendataan mengenai dimensi utama kapal jaring rampus yang beroperasi di PPN Karangantu dapat menjadi kendala dalam pengembangan kegiatan penangkapan. Dimensi utama kapal yang sesuai dengan jenis alat tangkap yang digunakan akan memberikan jaminan dalam keamanan dan keberhasilan operasi penangkapan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik dimensi utama kapal, rasio dimensi utama serta hubungan rasio dimensi utama dengan kekuatan mesin dan ukuran jaring rampus. Penelitian dilaksanakan pada bulan April-Oktober 2014 di PPN Karangantu Kota Serang Provinsi Banten dengan metode sensus. Data yang dikumpulkan yaitu data primer dan data sekunder. Kapal jaring rampus yang diamati berjumlah 57 unit. Aspek yang diamati meliputi dimensi utama kapal, rasio dimensi utama kapal dan hubungan rasio dimensi utama kapal dengan kekuatan mesin dan ukuran jaring rampus. Data sekunder terdiri dari publikasi resmi dari PPN Karangantu terkait kondisi perikanan tangkap di PPN Karangantu dan studi literatur. Hasil penelitian menunjukkan kapal yang mengoperasikan jaring rampus ada 3 tipe yaitu jhonson 48 unit, tembon tiga unit dan kasko enam unit. Kapal jhonson dan tembon merupakan kapal yang didatangkan dari Cirebon sedangkan kapal kasko merupakan kapal lokal yang dibuat di galangan tradisional. Kapal- kapal yang dibuat di galangan tradisional memiliki ukuran dimensi utama yang berbeda. Hal ini didukung pernyataan Pasaribu (1985) diacu dalam Anton (2012) bahwa kapal di Indonesia umumnya dibangun tanpa gambar rencana, gambar desain dan gambar konstruksi serta perhitungan yang pasti sebagaimana dalam pembuatan kapal modern, sehingga bentuk geometri badan kapal tidak diketahui secara pasti Dimensi utama kapal jaring rampus secara umum memiliki kisaran LOA yaitu 6,75-13,43 m; Bmax yaitu 1,50-3,00 m dan D yaitu 0,27-1,04 m. Dimensi utama kapal jhonson memiliki kisaran LOA 7,60-10,25 m, Bmax yaitu 2,03-3,00 m, dan dalam (D) yaitu 0,27-1,04 m. Dimensi utama kapal kasko memiliki kisaran LOA yaitu 7,60-13,43 m , Bmax yaitu 1,50-2,42 m dan dalam (D) yaitu 0,43-1,00 m. Dimensi utama kapal tembon memiliki kisaran LOA yaitu 9,57-10,3 m, Bmax yaitu 2,35-2,56 m dan Dalam (D) yaitu 0,43-054 m. Rasio dimensi utama kapal jaring rampus secara umum memiliki kisaran L/B yaitu 2,60-6,67; L/D yaitu 8,65-28,15 dan B/D yaitu 1,50-8,15. Nilai L/B rata-rata sudah sesuai dengan pembanding Iskandar dan Pujiyati (1995) namun belum sesuai dengan pembanding Santoso dan Sudjono (1983) dengan nilai L/B cukup kecil sehingga kapal memiliki olah gerak kapal baik namun kecepatannya lambat. Nilai L/D rata-rata sudah sesuai dengan pembanding Iskandar dan Pujiyati (1995) namun belum sesuai dengan pembanding Santoso dan Sudjono (1983) dengan nilai L/D cukup besar sehingga kekuatan memanjang kapal lemah. Nilai B/D rata-rata sudah sesuai dengan Iskandar dan Pujiyati (1995) namun belum sesuai dengan pembanding Santoso dan Sudjono (1983) dengan nilai B/D besar sehingga kapal memiliki stabilitas yang baik namun daya mendorong kapal buruk. Semakin besar nilai L/B maka semakin besar juga kekuatan mesin (PK) yang digunakan begitupun sebaliknya. Semakin besar nilai L/D dan B/D maka kekuatan mesin yang digunakan akan semakin kecil. Kekuatan mesin yang banyak digunakan yaitu 16 PK dan 24 PK. Nelayan belum mempertimbangkan hubungan kekuatan mesin yang digunakan dengan nilai rasio kapal. Rasio dimensi utama kapal dengan ukuran jaring rampus juga tidak memiliki kecenderungan hubungan karena nelayan belum mempertimbangkan hal tersebut dalam menentukan panjang jaring yang digunakan. Kata kunci: dimensi utama kapal, jaring rampus, kapal, rasio
Item Type: | Thesis (S1) | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Contributors: |
|
|||||||||
Uncontrolled Keywords: | Kata kunci: dimensi utama kapal, jaring rampus, kapal, rasio | |||||||||
Subjects: | S Agriculture > S Agriculture (General) S Agriculture > SH Aquaculture. Fisheries. Angling |
|||||||||
Divisions: | 04-Fakultas Pertanian 04-Fakultas Pertanian > 54244-Program Studi Ilmu Perikanan |
|||||||||
Depositing User: | Perpustakaan Pusat | |||||||||
Date Deposited: | 11 Nov 2021 15:04 | |||||||||
Last Modified: | 11 Nov 2021 15:04 | |||||||||
URI: | http://eprints.untirta.ac.id/id/eprint/5776 |
Actions (login required)
View Item |