Syihab, Muhammad Zuhdi (2020) PENGARUH RASIO VOLUME PELARUT DAN WAKTU PADA SINTESIS NANOPARTIKEL TiO2 DARI LARUTAN TiOSO4 HASIL EKSTRAKSI ILMENIT KALIMANTAN SELATAN. S1 thesis, Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
![]() |
Text (Fulltext)
Skripsi_MUHAMMAD ZUHDI SYIHAB.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) |
![]() |
Text (Abstrak)
Abtrak & Abstract_MUHAMMAD ZUHDI SYIHAB.pdf Restricted to Registered users only Download (11kB) |
Abstract
Mineral ilmenit keberadaannya sangat melimpah, terdapat 40 juta ton cadangan mineral ilmenit yang tersebar diberbagai daerah di Indonesia. Upaya peningkatan nilai tambah mineral ilmenit Kalimantan Selatan menjadi material unggul nanopartikel TiO2 merupakan tugas semua pihak khususnya industri pertambangan, lembaga penelitian dan institusi pendidikan. Prekursor TiOSO4 digunakan sebagai bahan baku sintesis TiO2 karena relatif murah dan memiliki volatilitas yang rendah. Prekursor tersebut diolah dengan metode yang sederhana yaitu sol-gel dan sonokimia untuk menghasilkan nanopartikel TiO2. Setelah terbentuk nanopartikel TiO2, kestabilan dan kecenderungannya untuk beraglomerasi perlu di jaga dengan penambahan surfaktan non-ionik. Dalam upaya mengefisienkan proses sintesis maka dilakukan perbandingan pada metode sintesis serta variasi pada rasio volume pelarut (v/v) H2O/TiOSO4, waktu sintesis dan konsentrasi surfaktan. Pada penelitian ini, diterapkan variasi rasio volume pelarut (v/v) H2O/TiOSO4 yaitu 20/1, 40/1, 60/1, 80/1 waktu yaitu 15, 30, 45, 60, 75 menit, dan konsentrasi surfaktan non-ionik 0,01; 0,1; 1 %. Hasilnya, penerapan rasio volume pelarut terendah 20/1 pada metode sol-gel dan kombinasi sonokimia menghasilan rata-rata diameter partikel terkecil yaitu 447 dan 448 nm. Waktu sintesis yang optimal pada metode sol-gel yaitu 15 menit dengan rata-rata diameter partikel sebesar 447 nm dan pada kombinasi dengan sonokimia yaitu 75 menit dengan rata-rata diameter partikel 654 nm. Penambahan konsentrasi surfaktan non ionik terkecil 0,01 % efektif karena memiliki rata-rata diameter partikel terendah yaitu 480 nm. Kombinasi dengan metode sonokimia tidak efektif karena memiliki rata-rata diameter yang lebih besar yaitu 338,7 nm sementara metode sol-gel 282,8 nm. Analisis SEM mengindikasikan bahwa morfologi permukaan partikel TiO2 berbentuk bola. Fasa yang terbentuk adalah anatase dengan ukuran kristalit 27,91 nm.
Item Type: | Thesis (S1) | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Contributors: |
|
|||||||||
Uncontrolled Keywords: | Ilmenit, TiO2, Sol-Gel, Sonokimia, Anatase | |||||||||
Subjects: | T Technology > TN Mining engineering. Metallurgy | |||||||||
Divisions: | 03-Fakultas Teknik > 27201-Jurusan Teknik Metalurgi | |||||||||
Depositing User: | Perpustakaan FT | |||||||||
Date Deposited: | 14 Jul 2025 03:18 | |||||||||
Last Modified: | 14 Jul 2025 03:18 | |||||||||
URI: | http://eprints.untirta.ac.id/id/eprint/51440 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |