Fathoni, Imam Nur (2023) UPAYA PERBAIKAN SIFAT MEKANIK BAJA PLAT JOIN G 3131 SPHC MELALUI SIMULASI PROSES INTERCRITICAL ANNEALING DI INDUSTRI KONSTRUKSI BAJA. S1 thesis, Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
![]() |
Text (Fulltext)
Imam Nur Fathoni_3334180050_Fulltext.pdf Restricted to Registered users only Download (8MB) |
Abstract
Salah satu perusahaan yang memproduksi baja SPHC di Indonesia adalah PT Krakatau Steel. Baja SPHC digunakan sebagai bahan baku untuk aplikasi berbagai produk hilir baja. Fasilitas hot strip mill milik PT Krakatau Steel saat ini telah berhasil memproduksi baja dengan kualitas JIS G 3131 grade SPHC yang setara dengan JIS G 3101 SS330. Pada proses hot strip mill tersebut akan dihasilkan sisa potongan lembaran baja yang disebut scrap. Limbah scrap sisa potongan dari lembaran baja SPHC biasanya diolah kembali sebagai bahan peleburan ulang, sehingga pengolahan scrap tersebut dianggap kurang ekonomis. Intercritical annealing merupakan metode perlakuan panas, menghasilkan baja fasa ganda yang mempunyai hubungan kekuatan-keuletan yang mempunyai fungsi lebih baik untuk baja karbon rendah. Penelitian dilakukan mulai dari tahapan preparasi sampel sesuai dengan standar uji tarik JIS Z 2201 No. 5 yang dilanjutkan dengan proses perlakuan panas dan diakhiri dengan pengujian untuk mengetahui sifat karakteristik dari baja hasil perlakuan panas tersebut. Nilai rata-rata kuat tarik yang diperoleh sebesar 573 Mpa dengan capaian persentase kenaikan hingga 76,85% dari kekuatan baja sebelum dilakukan proses intercritical annealing, dari yang semulanya memiliki kuat luluh (yield strength) 249 MPa pada bahan non-heat treatment kemudian mengalami kenaikan dengan nilai rata-rata 421 MPa. Melalui proses intercritical annealing akan menghasilkan baja fasa ganda. Fasa yang terbentuk pada baja fasa ganda ini yaitu ferit dan martensit. Semakin tinggi temperatur anil (anneal) dan waktu tahan (holding time) anil akan memperbanyak fasa martensit yang terbentuk, serta memperbesar butir austenit dan ferit yang terbentuk saat pemanasan. Nilai optimal yang didapat pada baja hasil proses intercritical annealing dilakukan pada temperatur 750℃ dengan durasi penahanan selama 15 menit. Nilai optimal yang dihasilkan yaitu nilai kuat tarik 625 MPa dengan elongasi 23% dengan kombinasi kuat luluh mencapai 434 MPa yang secara standar masuk pada JIS G 3101 SS400. Presentase kenaikan kuat tarik yang diperoleh mencapai 92,90%, sedangkan presentase kenaikan kuat luluh mencapai 74,29%. Pada nilai optimal didapatkan nilai K dan n masing-masing 0,280466778 dan 0,6905 dengan energi aktivasi (Q) sebesar 12,4268517 J/mol dengan nilai A senilai 1,002904209.
Item Type: | Thesis (S1) | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Contributors: |
|
|||||||||
Uncontrolled Keywords: | Baja SPHC, Perlakuan Panas, Baja Fasa Ganda, Intercritical Annealing, Tensile Strength, dan Yield Strength | |||||||||
Subjects: | T Technology > TN Mining engineering. Metallurgy | |||||||||
Divisions: | 03-Fakultas Teknik > 27201-Jurusan Teknik Metalurgi | |||||||||
Depositing User: | Perpustakaan FT | |||||||||
Date Deposited: | 14 Jul 2025 02:44 | |||||||||
Last Modified: | 14 Jul 2025 02:44 | |||||||||
URI: | http://eprints.untirta.ac.id/id/eprint/51427 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |