Kurnia, Ririn (2024) PENENTUAN DAERAH PEMILIHAN TERHADAP PEMENUHAN PROPORSI KEADILAN REPRESENTASI DALAM PENGISIAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NO 7 TAHUN 2017 TENTANG PEMILU. Master thesis, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
![[img]](https://eprints.untirta.ac.id/style/images/fileicons/text.png) |
Text
RIRIN KURNIA_7773220018_FULL TEXT.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) |
|
Text
RIRIN KURNIA_7773220018_01.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) |
|
Text
RIRIN KURNIA_7773220018_02.pdf Restricted to Registered users only Download (463kB) |
|
Text
RIRIN KURNIA_7773220018_03.pdf Restricted to Registered users only Download (608kB) |
|
Text
RIRIN KURNIA_7773220018_04.pdf Restricted to Registered users only Download (771kB) |
|
Text
RIRIN KURNIA_7773220018_05.pdf Restricted to Registered users only Download (196kB) |
|
Text
RIRIN KURNIA_7773220018_Reff.pdf Restricted to Registered users only Download (317kB) |
|
Text
RIRIN KURNIA_7773220018_Lamp.pdf Restricted to Registered users only Download (886kB) |
Abstract
Determining regions as an arena for political competition for political parties and legislative candidates to win seats that have been provided based on statutory regulations. The problem is firstly how to determine electoral districts to fulfill the proportion of fair representation in filling the Provincial DPRD members in terms of Law No. 7 of 2017; secondly, does the post-MK Decision No. 80/PUU-XX/2022 regarding the KPU's authority in determining electoral districts reflect the proportion of fair representation? This research method uses empirical juridical methods as the main method and normative juridical methods as supporting methods. This legal research uses inductive thinking analysis for empirical jurisprudence, namely a method that starts from specific knowledge or individual or general facts. Deductive thinking analysis for normative jurisprudence, namely by thinking using analysis that is based on understanding or several general facts, then examining the results to solve specific problems. The results of this research are, firstly, the determination of electoral districts which are not in accordance with the 7 principles of drawing up electoral districts. Therefore, the determination of electoral districts is determined based on the principles of drawing up electoral districts. The determination of electoral districts can be determined from the population and area area, so the calculation of seats for political parties and candidates for members of the Provincial DPRD can also be determined. Second, after Constitutional Court Decision No. 80/PUU-XX/2022, the authority to determine electoral districts was returned to the KPU. There is an opinion that the KPU did not make any revisions in determining electoral districts, only moved it from the Attachment to Law No. 7 of 2017. The KPU carried out a public test in the arrangement of Provincial DPRD electoral districts in each Province. As well as regulating the mechanism for forming electoral districts for the New Autonomous Region. However, not all provinces experienced changes in electoral districts.
| Item Type: | Thesis (Master) | |||||||||
|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
| Contributors: |
|
|||||||||
| Additional Information: | Penentuan daerah yang merupakan sebagai arena kompetisi politik bagi partai politik beserta para calon anggota legislatif untuk meraih kursi yang sudah disediakan berdasarkan peraturan perundang-undangan. Masalahnya adalah pertama bagaimana penentuan dapil terhadap pemenuhan proporsi keadilan representasi dalam pengisian anggota DPRD Provinsi ditinjau dari UU No 7 tahun 2017; kedua Apakah pasca Putusan MK No 80/PUU-XX/2022 terkait kewenangan KPU dalam penentuan dapil sudah mencerminkan proporsi keadilan representasi. Metode penelitian ini menggunakan metode yuridis empiris sebagai metode utama dan yuridis normatif sebagai metode pendukung. Penelitian hukum ini menggunakan analisis brfikir induktif untuk yuridis empiris yaitu cara yang bertolak dari pengetahuan-pengetahuan yang bersifat khusus atau fakta-fakta yang bersifat individual maupun umum. Analisis berfikir deduktif untuk yuridis normatif yaitu dengan cara berfikir memakai analisis yang berpijak pada pengertian atau beberapa fakta yang bersifat umum, kemudian diteliti hasilnya dapat memecahkan persoalan khusus. Adapun hasil penelitian ini adalah pertama Penentuan daereah pemilihan yang tidak sesuai dengan 7 prinsip penyusunan daerah pemilihan. Oleh karena itu, penentuan daerah pemilihan ditentukan berdasarkan prinsip-prinsip penyusunan dapil. penentuan dapil dapat ditentukan dari jumlah penduduk dan luas wilayah, maka dapat ditentukan pula penghitungan kursi partai politik dan calon anggota DPRD Provinsi. Kedua Pasca Putusan MK No 80/PUU-XX/2022 bahwa kewenangan penentuan daerah pemilihan dikembalikan ke KPU. Terdapat pendapat bahwa KPU tidak melakukan revisi dalam penentuan dapil hanya memindahkan dari Lampiran UU No 7 tahun 2017. KPU melakukan uji publik dalam penataan daerah pemilihan DPRD Provinsi di setiap Provinsi. Serta mengatur mekanisme pembentukan daerah pemilihan untuk daerah Otonom Baru. Namun tidak semua Provinsi mengalami perubahan daerah Pemilihan. | |||||||||
| Uncontrolled Keywords: | Electoral districts, Provincial DPRD, representational justice, proportion, election Daerah Pemilihan, DPRD Provinsi, Keadilan Representasi, Proporsi, Pemilu | |||||||||
| Subjects: | K Law > K Law (General) | |||||||||
| Divisions: | 08-Pascasarjana 08-Pascasarjana > 74101-Magister Ilmu Hukum |
|||||||||
| Depositing User: | Ririn Kurnia | |||||||||
| Date Deposited: | 10 Mar 2025 02:08 | |||||||||
| Last Modified: | 10 Mar 2025 02:08 | |||||||||
| URI: | http://eprints.untirta.ac.id/id/eprint/47724 |
Actions (login required)
 |
View Item |