Sadila, Nana (2024) PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN ATAS KLAIM YANG BERLEBIHAN (OVERCLAIM) OLEH PEMENGARUH (INFLUENCER) DALAM MEMPROMOSIKAN PRODUK PEMUTIH KULIT LUXY WHITENING DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN (Studi Kasus Influencer di Kota Tangerang). S1 thesis, UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA.
Text
Nana Sadila_1111200282_Fulltext.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) |
|
Text
Nana Sadila_1111200282_01.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) |
|
Text
Nana Sadila_1111200282_02.pdf Restricted to Registered users only Download (315kB) |
|
Text
Nana Sadila_1111200282_03.pdf Restricted to Registered users only Download (460kB) |
|
Text
Nana Sadila_1111200282_04.pdf Restricted to Registered users only Download (314kB) |
|
Text
Nana Sadila_1111200282_05.pdf Restricted to Registered users only Download (15kB) |
|
Text
Nana Sadila_1111200282_Ref.pdf Restricted to Registered users only Download (264kB) |
|
Text
Nana Sadila_1111200282_Lamp.pdf Restricted to Registered users only Download (995kB) |
Abstract
The social media era opens up great opportunities for users to grow their businesses, especially in promoting products or services. Currently, a popular promotion method is endorsement involving influential individuals, known as “influencers”. However, in the process of making advertisements, sometimes influencers only fulfill their obligations to businesses without ensuring the accuracy of product claims, even exaggerating the claims, which is termed as overclaim. This thesis discusses legal protection for consumers who suffer losses due to promotions with excessive claims. This research uses the theory of legal protection and the theory of liability, using a normative juridical method, namely an approach based on primary legal material by examining theories, concepts, legal principles and laws and regulations related to this research. The results showed that legal protection of consumers over overclaims by influencers in the promotion of Luxy Whitening skin whitening products has not been optimal. Consumer rights have not been fulfilled, thus violating Article 4 of the UUPK. The legal consequences of overclaims show that the application of the theory of liability has not been applied. There is no responsibility for the losses suffered by consumers that should be carried out by business actors and influencers in accordance with Article 19 of the UUPK. The legal consequences of this violation can be in the form of sanctions regulated in Article 60 and Article 62 of UUPK. It is recommended that stricter supervision be implemented by the relevant authorities for better consumer protection.
Item Type: | Thesis (S1) | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Contributors: |
|
|||||||||
Additional Information: | Era media sosial membuka peluang besar bagi pengguna untuk mengembangkan bisnis mereka, terutama dalam mempromosikan produk atau jasa. Saat ini, metode promosi yang populer adalah endorsement yang melibatkan individu berpengaruh, atau yang dikenal sebagai "influencer". Namun, dalam proses pembuatan iklan, terkadang influencer hanya memenuhi kewajibannya kepada pelaku usaha tanpa memastikan keakuratan klaim produk, bahkan melebih-lebihkan klaim tersebut, yang diistilahkan sebagai overclaim. Skripsi ini membahas perlindungan hukum bagi konsumen yang mengalami kerugian akibat promosi dengan klaim berlebihan. Penelitian ini menggunakan teori perlindungan hukum dan teori pertanggungjawaban, dengan menggunakan metode yuridis normatif yaitu pendekatan yang dilakukan berdasarkan bahan hukum utama dengan cara meneelah teori-teori, konsep-konsep, asas-asas hukum serta peraturan perundang- undangan yang berhubungan dengan penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlindungan hukum terhadap konsumen atas klaim yang berlebihan (Overclaim) oleh influencer dalam promosi produk pemutih kulit Luxy Whitening belum optimal. Hak hak konsumen belum terpenuhi sehingga melanggar pasal 4 UUPK. Akibat hukum dari klaim berlebihan (overclaim) menunjukkan bahwa penerapan teori pertanggungjawaban belum diterapkan. Tidak ada tanggung jawab terhadap kerugian yang dialami oleh konsumen yang seharusnya dilaksanakan oleh pelaku usaha dan influencer sesuai dengan pasal 19 UUPK. Akibat hukum dari pelanggaran ini dapat berupa sanksi yang diatur dalam Pasal 60 dan Pasal 62 UUPK. Disarankan agar diterapkan pengawasan yang lebih ketat oleh otoritas terkait demi perlindungan konsumen yang lebih baik. | |||||||||
Uncontrolled Keywords: | Consumer Protection, Influencer, Promotion, Overclaim Perlindungan Konsumen, Influencer, Promosi, Klaim Berlebihan, Perlindungan Konsumen | |||||||||
Subjects: | K Law > K Law (General) | |||||||||
Divisions: | 01-Fakultas Hukum 01-Fakultas Hukum > 74201-Program Studi Ilmu Hukum |
|||||||||
Depositing User: | Nana Sadila | |||||||||
Date Deposited: | 10 Dec 2024 16:30 | |||||||||
Last Modified: | 10 Dec 2024 16:30 | |||||||||
URI: | http://eprints.untirta.ac.id/id/eprint/44227 |
Actions (login required)
View Item |