Alfaqih, Maulana Rahman (2021) SPOILAGE TAG DETECTOR MENGGUNAKAN EKSTRAK KUBIS UNGU SEBAGAI SENSOR GAS AMONIAK PADA IKAN BANDENG. S1 thesis, Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Text (Fulltext)
Draf Skripsi Maulana Rahman Alfaqih 3334150009.pdf Restricted to Registered users only Download (5MB) |
|
Text (Abstrak)
ABSTRAK B Inggris.pdf Download (165kB) |
Abstract
Dalam perkembangan ini masyarakat melihat kondisi ikan bandeng hanya dari visual saja, akan tetapi dengan banyaknya ikan bandeng yang telah dikemas menjadikan konsumen sulit untuk mendeteksi kesegaran ikan. Sangat penting untuk konsumen dapat menilai kualitas atau tingkat kesegaran ikan. Diperlukan sebuah metode untuk menentukan kualitas ikan yang lebih sederhana, praktis, dan dapat mudah digunakan oleh konsumen yaitu dengan menggunakan biosensor. Bisosensor ini didesain untuk merespon amonia yang dikeluarkan oleh ikan bandeng sebagai hasil dari pembusukan akibat mikroorganisme yang dapat dilihat dari perubahan warna biosensor. Biosensor terbuat dari ekstrak kubis ungu dan kertas saring whatman. Eksrak kubis ungu ini mengandung zat antosianin yang dapat mengalami perubahan warna seiring berubahnya pH. Zat antosianin ini selanjutnya dilakukan uji FTIR pada variasi konsentrasi 30 gr, 50gr dan 70 gr dengan didapatkan peak pada gugus fungsi O-H dan C=C dari semua sampel tersebut. Selanjutnya dilakukan uji UV-Vis dengan variasi suhu penyimpanan 15 C, 25 0 0 C, zat antosianin memiliki 2 peak pada UV-Vis yaitu pada gelombang 278 nm dan 490 nm- 535 nm, pada semua sampel terdapat ppeak panjang gelombang di rentang 490 nm – 535 nm. Setelah itu biosensor diuji untuk mengukur tingkat kesegaran ikan menggunakan metode kolorimetri atau perubahan warna. Uji kelayakan ikan ini menggunakan kertas whipmaan yang sudah dicelupkan pada ekstrak kubis ungu. Pada suhu penyimpanan ikan 15 0 C dan 40 C menggunakan konsentrasi 30 gr, 50 gr dan 70 gr didapatkan perubahan warna yang ditidak signifikan pada waktu 2-40 jam. Pada suhu penyimpanan 250C menggunakan konsentrasi yang sama didaptkan perubahan warna dari ungu kemerahan menjadi abu-abu terang dalam waktu 2-36 jam. Sedangkan pada suhu penyimpanan ikan 400C menggunakan konsentrasi yang sama pula didapatkan perubahan warna dari ungu kemerahan menjadi abu-abu gelap dalam jangka waktu 2-30 jam. Setelah dilakukan uji kelayakan ikan, analisa RGB dan CMYK dilakukan agar didapatkan persen warna yang dihasilkan pada setiap perubahan warna disetiap jamnya. Suhu dapat mempengaruhi perubahan warna pada biosensor, semakin meningkatnya suhu maka semakin cepat ikan mengalami pembusukan dan semakin cepat pula perubahan warna pada biosensor.
Item Type: | Thesis (S1) | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Contributors: |
|
|||||||||
Uncontrolled Keywords: | Antosianin, Biosensor, CMYK, RGB | |||||||||
Subjects: | S Agriculture > S Agriculture (General) T Technology > T Technology (General) |
|||||||||
Divisions: | 03-Fakultas Teknik > 27201-Jurusan Teknik Metalurgi | |||||||||
Depositing User: | Perpustakaan FT | |||||||||
Date Deposited: | 04 Nov 2024 14:36 | |||||||||
Last Modified: | 04 Nov 2024 14:36 | |||||||||
URI: | http://eprints.untirta.ac.id/id/eprint/43518 |
Actions (login required)
View Item |