Nurul Izzah, Najwah (2024) Pengaruh Variasi Konsentrasi Enzim Selulase dan Kalium Hidroksida Terhadap Fisikokimia Karagenan Pada Ekstraksi Rumput Laut Jenis Kappaphycus Striatum. S1 thesis, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Text
Najwah Nurul Izzah_4444190064_Fulltext.pdf Restricted to Registered users only Download (893kB) |
|
Text
Najwah Nurul Izzah_4444190064_01.pdf Restricted to Registered users only Download (370kB) |
|
Text
Najwah Nurul Izzah_4444190064_02.pdf Restricted to Registered users only Download (301kB) |
|
Text
Najwah Nurul Izzah_4444190064_03.pdf Restricted to Registered users only Download (364kB) |
|
Text
Najwah Nurul Izzah_4444190064_04.pdf Restricted to Registered users only Download (413kB) |
|
Text
Najwah Nurul Izzah_4444190064_05.pdf Restricted to Registered users only Download (195kB) |
|
Text
Najwah Nurul Izzah_4444190064_Ref.pdf Restricted to Registered users only Download (235kB) |
|
Text
Najwah Nurul Izzah_4444190064_Lamp.pdf Restricted to Registered users only Download (751kB) |
Abstract
Indonesian seaweed is one of the commodities with great potential for food product development. One of derivatives product from seaweed is carrageenan. Carrageenan is a food additive that can be used as thickener, gelling agent, emulsifier, and stabilizer. Generally, carrageenan is made by extracting red seaweed. Carrageenan consists of three types, namely kappa, iota, and lambda. Kappa was used in this research. Kappa-type is typically produced using the red seaweeds Kappaphycus alvarezii and Kappphycus striatum. Carrageenan can be extracted chemically, but recent research suggests that carrageenan can be biochemically extracted using celullase enzyme. Carrageenan extracted from celullase enzyme become more environmentally friendly, safer, and healthy. The purpose of this research was to determined the effect of variations in cellulase enzyme concentrations and potassium hydroxide (KOH) concentrations, as well as the interaction between both factors on the extraction of carrageenan from Kappaphycus striatum seaweed. This research used a Completely Randomized Factorial Design. The first factor was the potassium hydroxide concentrations consisting of two levels, namely A1 (0.5%) and A2 (1%). The second factor was the cellulase enzyme concentrations consisting of three levels, namely E1 (0.2%), E2 (0.5%), and E3 (0.8%). Carrageenan extraction for each treatment was analyzed for moisture content, ash content, acid insoluble ash content, yield, gel strength, and viscosity. The results of this study indicated that increasing the concentration of cellulase enzyme and potassium hydroxide will increase ash content (15.24%- 15.02%) and gel strength (704.19g/cm2 -945.67g/cm2 ), but decrease moisture content (14.43%-12.19%), acid insoluble ash content (0.56%-0.45%), yield (25.84%-33.73%), and viscosity (36.75cP-66.00cP).
Item Type: | Thesis (S1) | ||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Contributors: |
|
||||||||||||
Additional Information: | Rumput laut di Indonesia menjadi salah satu komoditi yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan, salah satunya menjadi produk karagenan. Karagenan merupakan bahan tambahan pangan yang dapat digunakan sebagai pengental, pembentuk gel, pengemulsi, dan penstabil. Umumnya karagenan dibuat dengan mengekstraksi rumput laut merah. Karagenan sendiri terdiri dari tiga jenis, yaitu kappa, iota, dan lambda. Pada penelitian ini menggunakan rumput laut jenis Kappaphycus striatum untuk menghasilkan tipe kappa karagenan. Ekstraksi karagenan dapat dilakukan secara kimiawi, namun menurut penelitian terbaru ekstraksi karagenan juga dapat dilakukan secara biokimiawi menggunakan enzim dikarenakan sifatnya yang lebih ramah lingkungan dan lebih aman. Enzim yang digunakan pada penelitian ini adalah enzim selulase yang berperan untuk menghidrolisis selulosa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variasi konsentrasi enzim selulase dan variasi konsentrasi kalium hidroksida (KOH), serta interaksi antara kedua faktor pada ekstraksi karagenan rumput laut jenis Kappaphycus striatum. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial. Faktor pertama adalah variasi konsentrasi kalium hidroksida yang terdiri atas dua taraf, yaitu A1 (0,5%) dan A2 (1%). Faktor kedua adalah variasi konsentrasi enzim selulase yang terdiri atas tiga taraf, yaitu E1 (0,2%), E2 (0,5%), dan E3 (0,8%). Ekstraksi karagenan setiap perlakuan akan dianalisis kadar air, kadar abu, kadar abu tak larut asam, rendemen, gel strength, dan viskositas. Variasi konsentrasi enzim selulase berpengaruh nyata terhadap kadar abu, kadar abu tak larut asam, kadar air, gel strength, dan viskositas, namun tidak berpengaruh nyata terhadap rendemen. Variasi konsentrasi kalium hidroksida (KOH) berpengaruh nyata terhadap respon pengamatan kadar air, kadar abu, kadar abu tak larut asam, gel strength, dan viskositas, namun tidak berpengaruh nyata terhadap rendemen. Pada penelitian ini, tidak terdapat interaksi antara konsentrasi KOH dengan enzim selulase terhadap respon pengamatan kadar air, kadar abu, kadar abu tak larut asam, rendemen, gel strength, dan viskositas. Hasil data pada penelitian diketahui penggunaan konsentrasi enzim selulase dan konsentrasi KOH akan meningkatkan kadar abu (15,24%-15,02%) dan kekuatan gel (704,19g/cm2 - 945,67g/cm2 ), namun menurunkan nilai kadar air (14,43%-12,19%), kadar abu tak larut asam (0,56%-0,45%), rendemen (25,84%-33,73%), dan viskositas (36,75cP- 66,00cP). | ||||||||||||
Uncontrolled Keywords: | carrageenan, cellulase enzyme, kappa seaweed, potassium hydroxide | ||||||||||||
Subjects: | S Agriculture > S Agriculture (General) | ||||||||||||
Divisions: | 04-Fakultas Pertanian 04-Fakultas Pertanian > 41221-Program Studi Teknologi Pangan |
||||||||||||
Depositing User: | Najwah Nurul Izzah | ||||||||||||
Date Deposited: | 11 Sep 2024 09:28 | ||||||||||||
Last Modified: | 11 Sep 2024 09:28 | ||||||||||||
URI: | http://eprints.untirta.ac.id/id/eprint/41930 |
Actions (login required)
View Item |