SOLIHAH, NADIAH (2017) INDUKSI KALUS DAN INISIASI TUNAS TANAMAN NILAM (Pogostemon cablin Benth.) VARIETAS PATCHOULINA 2 SECARA IN VITRO. S1 thesis, UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA.
Text
INDUKSI KALUS DAN INISIASI TUNAS TANAMAN NILAM (POGOSTEMON CABLIN BENTH.) VARIETAS PATCHOULINA 2 .PDF Restricted to Registered users only Download (1MB) |
Abstract
Nilam (Pogostemon cablin Benth.), is one of the aromatic plants that produce essential oil (Patchouli oil). This research aims to know the influence of growing regulatory substance auxin (2,4-D) and citokinin (BAP) against the formation of the callus and knowing the optimum concentration of BAP for the initiation of shoots of Nilam (Pogostemon cablin Benth.) varieties Patchoulina 2 via in vitro. This research has conducted in November 2016 until April 2017. This research was conducted in the agricultural seed development unit laboratory, Bogor. The experiment was conducted in two stages: callus induction and initiation of shoots. The design used in this research was completely randomized design (CRD) non factorial for initiation of shoots. The first factor in treatments for callus induction with concentration of 2,4-D were D0 (MS+0 mg/l 2,4-D), D1 (MS+ 1 mg/l 2,4- D), D2 (MS+2 mg/l 2,4D) and D3 (MS+3 mg/l 2,4-D). The second factor with concentration of BAP were B0 (0,1 mg/l BAP) and B1 ( 0,5 mg/l BAP). The treatments for initiation of shoots with concentration of BAP were), B1 (0,1 mg/l BAP), B2 (0,5 mg/l BAP), B3 (1,0 mg/l BAP), and B4 (MS+1,5 mg/l BAP) and B5 ( MS+2,0 mg/l BAP). The results showed medium D1B2 (MS+ 1 mg/l 2,4-D + 0,5 mg/l BAP) gives best results on time variables callus initiation (12 HST), white callus, crumbs callus and diameter of the callus ( 1,63 cm). At the intiation of shoots, medium MS+ 1,5 mg/l BAP was able to intiate shoots at 56 HST with shoots growth percentage 93,3 %.
Item Type: | Thesis (S1) | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Contributors: |
|
|||||||||
Additional Information: | Nilam (Pogostemon cablin Benth.) adalah tanaman penghasil minyak atsiri yang telah masuk dalam kelompok tanaman unggulan Perkebunan Nasional. Salah satu jenis minyak atsiri yang menjadi andalan ekspor Indonesia adalah minyak nilam. Kultur jaringan merupakan salah satu teknik dalam perbanyakan tanaman secara klonal untuk perbanyakan masal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh zat pengatur tumbuh auksin (2,4-D) dan sitokinin (BAP) terhadap pembentukan kalus dan inisiasi tunas jaringan tanaman nilam (Pogostemon cablin Benth.) varietas patchoulina 2 secara in vitro. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan November 2016 sampai Maret 2017 di laboratorium Unit Pengelolaan Benih Unggul Pertanian, Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, Bogor. Penelitian ini dilaksanakan dengan 2 kegiatan, yaitu tahap 1 adalah induksi kalus dari daun muda dan tahap 2 inisasi tunas. Rancangan penelitan yang digunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) tahap pertama dua faktor dan Tahap kedua menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor. Tahap pertama adalah konsentrasi 2,4-D 4 taraf, yaitu 0 mg/l (D0); 1 mg/l (D1); 2 ml/l (D2); 3 mg/l (D3), faktor kedua adalah BAP yang terdiri dari 3 taraf yaitu 0 mg/l (B0); 0,1 mg/l (B1); 0,5 mg/l (B2). Kombinasi dari kedua faktor tersebut menghasilkan 12 kombinasi perlakuan dengan masingmasing ulangan sebanyak 3 kali. Sehingga didapatkan 36 satuan percobaan. Setiap satuan percobaan berisi 3 eksplan sehingga seluruhnya terdapat 108 jumlah populasi eksplan yang digunakan. Parameter yang diamati yaitu waktu muncul kalus, tekstur kalus, wana kalus, diameter kalus, persentase browning. Tahap kedua adalah konsentrasi BAP 5 taraf yaitu 0 mg/l (B1); 0,1 mg/l (B2); 0,5 mg/l (B3); 1 mg/l (B4); 1,5 mg/l (B5); 2 mg/l (B6). Percobaan dilakukan secara satu faktor dengan 5 taraf dengan masing-masing diulang sebanyak 5 kali. Sehingga didapatkan 25 satuan percobaan. Parameter yang diamati yaitu waktu muncul tunas, persentase pembentukan bakal tunas, warna bakal tunas, bentuk bakal tunas. Hasil penelitian pada tahap 1 induksi kalus menunjukkan kombinasi konsentrasi zat pengatur tumbuh 1,0 mg/l 2,4-D + 0,5 mg/l BAP merupakan media terbaik untuk menginduksi kalus. Kombinasi perlakuan ini mampu menginduksi kalus tercepat yaitu 12 HST dan panjang diameter kalus 1,63 cm, dengan tekstur kalus remah, basah dan presentase kalus hidup 100% , dan pada tahap kedua inisiasi tunas menunjukkan inisiasi tunas terbaik pada perlakuan BAP pada media MS dengan konsentrasi 1,5 mg/l BAP memberikan pengaruh paling baik terhadap pertumbuhan tunas tanaman nilam varietas patcholina 2. Konsentrasi BAP perlakuan ini mampu menginisiasi tunas tercepat yaitu 56 HST dan bakal tunas berwarna hijau dan presentase bakal tunas hidup 93,3%. | |||||||||
Subjects: | S Agriculture > S Agriculture (General) | |||||||||
Divisions: | 04-Fakultas Pertanian 04-Fakultas Pertanian > 54211-Program Studi Agroekoteknologi |
|||||||||
Depositing User: | Admin Eprints Untirta | |||||||||
Date Deposited: | 29 Oct 2021 08:36 | |||||||||
Last Modified: | 29 Oct 2021 08:36 | |||||||||
URI: | http://eprints.untirta.ac.id/id/eprint/4120 |
Actions (login required)
View Item |