Search for collections on EPrints Repository UNTIRTA

EVALUASI TEPUNG KEONG MAS (Pomacea canaliculata) SEBAGAI BAHAN BAKU ALTERNATIF PADA PAKAN LELE MUTIARA (Clarias gariepinus)

DIMAS FADLUL DZIL IKRAM, MUHAMMAD (2017) EVALUASI TEPUNG KEONG MAS (Pomacea canaliculata) SEBAGAI BAHAN BAKU ALTERNATIF PADA PAKAN LELE MUTIARA (Clarias gariepinus). S1 thesis, UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA.

[img] Text
EVALUASI TEPUNG KEONG MAS (POMACEA CANALICULATA) SEBAGAI BAHAN BAKU ALTERNATIF PADA PAKAN.PDF
Restricted to Registered users only

Download (1MB)

Abstract

MUHAMMAD DIMAS FADLUL DZIL IKRAM. 2017. Evaluation of Golden Apple Snail (Pomacea canaliculata) Meal As Alternative Raw Material In Mutiara Catfish (Clarias gariepinus) Feed. Supervised by DODI HERMAWAN, MAS BAYU SYAMSUNARNO and MAS TRI DJOKO SUNARNO Golden apple snails is a freshwater snail that has now become a pest for farmers but it had high protein that can be used as alternative raw materials. This study aimed to evaluate the snails as a raw material for mutiara catfish. The research was conducted from June to August 2016 in BRPBATPP. The method used in this research is completely randomized design using three treatments with three replication. Those treatments were flour substitution snails of 25%, 50%, and 75%. Fish kept on the aquarium measuring 50x40x40 cm3 with caring capacity 3 fish/L with an average weight 12.23g. Fish were given feed made with an average protein content of 31% is given 3 times a day at 08.00, 12.00, 16.00 with satiation. Test parameters were observed in this research of the growth of absolute weight, feed intake, specific growth rate, feed conversion ratio, retention of protein and lipid. The results of the research showed that the snails meal substitution by 25% to provide optimal results in specific growth rate, feed intake, retention of protein and lipid.

Item Type: Thesis (S1)
Contributors:
ContributionContributorsNIP/NIM
Thesis advisorHermawan, DodiUNSPECIFIED
Thesis advisorBayu Syamsunarno, MasUNSPECIFIED
Additional Information: kemudian menyebar keluar Jawa. Ikan ini banyak dibudidayakan di kolam, keramba dan mina padi. Harga pakan yang cukup tinggi menjadi kendala bagi para pengusaha budidaya. Perlu adanya alternatif untuk menekan biaya produksi dengan mencari sumber bahan baku pakan yang murah. Keong mas mempunyai kandungan protein sekitar 57,67% sedangkan ikan mempunyai kandungan protein berkisar antara 60-70%. Oleh karena itu perlu dilakukan pengkajian mengenai tepung keong mas sebagai bahan baku alternatif berbasis lokal. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kinerja pertumbuhan ikan lele mutiara (Clarias gariepinus) yang diberi pakan substitusi tepung keong mas (TKM) sebagai pengganti protein tepung ikan lokal. Penelitian dilakukan mulai bulan Juni sampai Agustus 2016 di Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar dan Penyuluhan Perikanan. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap menggunakan 3 perlakuan dengan 3 ulangan yaitu substitusi TKM sebesar 25%, 50% dan 75%. Ikan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih ikan lele mutiara. Ikan dipelihara selama 40 hari untuk melihat performa pertumbuhannya. Pembuatan pakan uji pertama-tama dilakukan dengan mengolah keong mas menjadi TKM dengan melakukan pengumpulan keong mas yang berasal dari situ Ciseeng Kabupaten Bogor yang kemudian diseduh dengan air mendidih selama 5- 10 menit setelah itu daging keong mas dipisahkan dari cangkangnya dengan cara mencongkel. Daging yang telah terpisah kemudian diperas airnya setelah itu dijemur di bawah terik matahari tidak lebih dari 2 jam kemudian daging dioven hingga kering setelah itu dikumpulkan ke dalam plastik berlabel untuk selanjutnya dihaluskan menjadi tepung. Pakan uji terdiri dari TKM, tepung ikan lokal, tepung bungkil kedelai, tepung polar, tepung tapioka, dedak padi, minyak ikan, minyak jagung dan premix semua bahan sebelumnya telah dianalisis proksimat dengan kandungan protein dan energi yang dibuat tidak jauh berbeda yaitu berkisar 31% (bobot basah) dan 273 kkal/100 g pakan. Semua bahan ditimbang sesuai formulasi kemudian diaduk menggunakan alat pengaduk setelah itu dicetak dalam bentuk pellet berdiameter 3 mm dan dikeringkan menggunakan oven dalam suhu 60°C selama 24 jam. Pakan yang telah kering kemudian disimpan pada plastik berlabel dan dianalisis proksimat sebelum diberikan kepada ikan uji. Ikan dipelihara dalam wadah akuarium berukuran 50x40x40 cm3 sebanyak 9 buah yang sebelumnya telah didesinfektan menggunakan klorin. Ikan uji dipelihara dengan padat tebar sebanyak 3 ekor/L atau 20 ekor/akuarium yang dimasukkan secara acak dengan bobot rata-rata 12,23±0,02 g. ikan uji sebelumnya telah dipuasakan selama 24 jam sebelum diberi pakan perlakuan, ikan uji diberi v pakan sekenyangnya sebayak 3 kali sehari pada pukul 08,00, 12,00 dan 16,00 WIB. Jumlah pakan yang diberikan dihitung dengan cara menimbang pakan pada pagi hari dan sisa pakan pada sore hari. Ikan yang mati hingga hari ketujuh akan ditimbang dan diamati penyebabnya untuk selanjutnya digantikan dengan ikan yang memiliki bobot yang sama. Pada akhir penelitian ikan akan dipuasakan selama 24 jam sebelumnya kemudian ikan akan dibius menggunakan stabilizer sebelum diukur panjang dan bobotnya serta dihitung populasinya. Berdasarkan hasil penelitian substitusi TKM sebesar 25% memberikan hasil yang optimal terhadap performa pertumbuhan benih ikan lele mutiara. Rasio konversi pakan pada substitusi TKM 25% dan 50% memberikan hasil yang tidak berbeda nyata. Substitusi TKM 25% memberikan hasil yang berbeda nyata terhadap nilai jumlah konversi pakan, pertumbuhan bobot mutlak, laju pertumbuhan spesifik, retensi protein dan retensi lemak. Semakin tinggi substitusi TKM maka semakin rendah performa pertumbuhannya, kemungkinan kandungan asam amino yang terdapat pada TKM tidak dapat memenuhi kebutuhan asam amino ikan lele mutiara yang menyebabkan performa pertumbuhan ikan lele mutiara kurang baik. Tingkat kelangsungan hidup pada setiap perlakuan tidak menunjukkan adanya beda nyata yang berarti penambahan TKM terhadap pakan tidak berpengaruh terhadap tingkat kelangsungan hidup benih ikan lele mutiara. Pemberian substitusi TKM sebagai bahan baku alternatif pakan ikan lele mutiara dapat menggantikan protein tepung ikan sebanyak 25% dalam pakan. Semakin besar penambahan TKM ke dalam pakan ikan lele mutiara menunjukan hasil yang kurang baik, hal ini diduga karena semakin besar substitusi TKM mempengaruhi kandungan asam amino dalam pakan yang tidak mencukupi kebutuhan ikan lele untuk pertumbuhan.
Subjects: S Agriculture > S Agriculture (General)
Divisions: 04-Fakultas Pertanian
04-Fakultas Pertanian > 54244-Program Studi Ilmu Perikanan
Depositing User: Admin Eprints Untirta
Date Deposited: 29 Oct 2021 07:59
Last Modified: 29 Oct 2021 07:59
URI: http://eprints.untirta.ac.id/id/eprint/4092

Actions (login required)

View Item View Item