Search for collections on EPrints Repository UNTIRTA

BIAYA DAN KEUNTUNGAN INDUSTRI KECIL TAHU DI KECAMATAN BEKASI UTARA KOTA BEKASI

INAYAH, FITRIANTI (2017) BIAYA DAN KEUNTUNGAN INDUSTRI KECIL TAHU DI KECAMATAN BEKASI UTARA KOTA BEKASI. S1 thesis, UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA.

[img] Text
BIAYA DAN KEUNTUNGAN INDUSTRI KECIL TAHU DI KECAMATAN BEKASI UTARA KOTA BEKASI.PDF
Restricted to Registered users only

Download (2MB)

Abstract

Soybean is one of the food that has fluctuative price level. The increase of soybean price will affect the soyfoods’ industry, one of which is tofu industry especially for small industrial scale. Tofu, a non-fermented soybean curd is a nutritious and digestible product with a high quality protein. Tofu is an inexpensive protein sources, it is predicted that able to increase demand of tofu. Soybean price increase as raw material of tofu are expected to be affect the structure of cost, revenue, profit, and efficiency of a business especially for small industrial scale. This research aimed to analyze cost and profit of tofu industry with a small industrial scale, to analyze break-even point, and to analyze R/C Ratio of tofu industry in North Bekasi Sub-district. Data collected through observation, documentation and interviews with questionnaire. Analytical tools used in this study i.e., cost analysis, profit analysis, R/C Ratio analysis, and breakeven analysis. The respondents used were six units tofu industry with a small industrial scale in North Bekasi Sub-district, Bekasi City. Reseach location is selected by purposive that North Bekasi Sub-district is one of industrial centers of small tofu industries in Bekasi City. Based on cost analysis, the raw material is the biggest component of cost. Based on break-even analysis, tofu industries in North Bekasi Sub-district has reached the break-even point with Rp 1.856.024,38,- of BEP Sales and 227,91 kilograms of BEP Unit. Based on R/C Ratio analysis, tofu industries in North Bekasi Sub-district are considered as efficient enterprises due to the high value of R/C Ratio over total cost obtained which is higher than one. The R/C Ratio analysis states that tofu industry in North Bekasi Sub-district are profitable and feasible to run.

Item Type: Thesis (S1)
Contributors:
ContributionContributorsNIP/NIM
Thesis advisorSupriyo Wibowo, ArisUNSPECIFIED
Thesis advisorSetiwan, JohanUNSPECIFIED
Additional Information: Kedelai merupakan komoditi penting bagi masyarakat Indonesia karena kedelai menjadi sumber protein nabati bagi masyarakat Indonesia. Namun, lebih dari setengah kebutuhan kedelai dalam negeri masih dipenuhi dan bergantung dari impor. Faktor utama penyebab tingginya impor kedelai adalah produksi kedelai dalam negeri yang masih rendah jika dibandingkan dengan besarnya kebutuhan dalam negeri. Industri pengolahan kedelai merupakan salah satu yang terkena dampak langsung akibat kenaikan harga kedelai, khususnya bagi usaha industri berskala kecil. Kandungan protein hasil olahan tradisional dari kedelai seperti tahu, lebih rendah namun lebih mudah dicerna bagi manusia. Tahu menjadi salah satu makanan olahan kedelai yang menjadi sumber protein nabati bagi masyarakat. Adanya peralihan sumber protein hewani ke protein nabati sebagai sumber protein alternatif dengan harga yang lebih terjangkau dikalangan masyarakat di prediksi mampu meningkatkan kebutuhan atau permintaan terhadap tahu. Industri tahu memerlukan biaya produksi yang cukup tinggi walaupun usahanya berskala kecil. Adanya fluktuasi harga kedelai sebagai bahan baku produksi tahu terkadang menjadi kendala dalam memenuhi kebutuhan atau permintaan tahu. Ketika harga kedelai naik, maka pengrajin tahu umumnya membeli kebutuhan bahan baku dalam jumlah yang lebih sedikit dibanding biasanya karena adanya keterbatasan modal yang mereka miliki. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis biaya produksi dan keuntungan, titik impas, dan analisis R/C Rasio industri kecil tahu di Kecamatan Bekasi Utara. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Lokasi dipilih secara purposive yaitu di Kecamatan Bekasi Utara Kota Bekasi dengan pertimbangan Kecamatan Bekasi Utara merupakan salah satu daerah sentra industri kecil tahu di Kota Bekasi. Data yang dikumpulkan terdiri atas data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari responden melalui pengamatan langsung dan hasil wawancara dengan menggunakan kuesioner, sedangkan data sekunder berasal dari instansi pemerintah atau lembaga-lembaga yang terkait dengan penelitian ini. Metode analisis data yang digunakan adalah biaya produksi, penerimaan, keuntungan, analisis titik impas dalam unit dan rupiah, serta analisis R/C Rasio. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa biaya produksi industri kecil tahu di Kecamatan Bekasi Utara sebesar Rp 3.655.922,97,- dengan nilai keuntungan produksi yang diperoleh yaitu sebesar Rp 1.077.410,37,- per satu kali proses produksi. Nilai titik impas diperoleh pada tingkat penjualan Rp Rp 1.856.024,38,- maka industri tahu dikatakan impas yaitu tidak untung dan tidak rugi bila vi dibandingkan dengan penerimaan yang diperoleh industri tahu di Kecamatan Bekasi Utara yaitu sebesar Rp 4.733.333,33,-. Pada volume produksi sebesar 227,91 kilogram, industri tahu di Kecamatan Bekasi Utara dikatakan impas artinya tidak untuk tidak rugi. Maka untuk mendapatkan nilai titik impas, industri tahu di Kecamatan Bekasi Utara minimal harus memproduksi tahu sebanyak 227,91 kilogram. Nilai R/C Rasio industri tahu di Kecamatan Bekasi Utara sebesar 1,29 artinya bahwa setiap biaya produksi yang dikeluarkan sebesar Rp 1,00,- akan menghasilkan penerimaan sebesar Rp 1,29,-. Maka usaha industri tahu dapat dikatakan menguntungkan karena R/C Rasio lebih besar dari satu. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat ditarik kesimpulan bahwa biaya dan keuntungan industri kecil tahu di Kecamatan Bekasi Utara masih dapat dikatakan dalam kategori layak. Sehingga penulis memberikan saran kepada pengrajin tahu sebaiknya pengrajin tahu sebaiknya meminimumkan biaya produksi dengan pemanfaatan teknologi dan manajemen persediaan bahan baku yang lebih baik dengan memperhatikan perhitungan investasi, biaya kredit, dan sebagainya; dan pengrajin tahu sebaiknya melakukan modifikasi produk terkait keinginan konsumen agar usahanya dapat terus bertahan; serta perlu adanya penelitian lanjutan mengenai sensitivitas usaha produksi tahu.
Subjects: S Agriculture > S Agriculture (General)
Divisions: 04-Fakultas Pertanian
04-Fakultas Pertanian > 54201-Program Studi Agribisnis
Depositing User: Admin Eprints Untirta
Date Deposited: 29 Oct 2021 05:43
Last Modified: 29 Oct 2021 05:43
URI: http://eprints.untirta.ac.id/id/eprint/4083

Actions (login required)

View Item View Item