PENGARUH UKURAN PARTIKEL CHARCOAL DAN PENAMBAHAN WOOD TAR PADA BIO-COKE DARI METODE DRY COKE QUENCHING

Muharman, Abrar (2018) PENGARUH UKURAN PARTIKEL CHARCOAL DAN PENAMBAHAN WOOD TAR PADA BIO-COKE DARI METODE DRY COKE QUENCHING. S1 thesis, Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Other (Fulltext)
Abrar Muharman (3334131932) Teknik Metalurgi.rar
Restricted to Registered users only
Download (3MB)

Abstract

Pada industri metalurgi di Indonesia penggunaan batubara pada tahun 2015 sebanyak 3,5 juta ton. Batubara digunakan sebagai bahan baku pembuatan kokas metalurgi. Untuk memproduksi 1 ton molten iron membutuhkan 0,5-0,6 ton kokas, 1,4 ton iron ore, dan 0,25 ton limestone. Kokas yang ditambahkan sejumlah arang (charcoal) disebut bio-coke. Penggunaan charcoal sebagai bahan baku kokas dari residu hutan dapat mengurangi konsumsi batubara sehingga dapat menghemat ketersediaan coking coal yang sedikit dan semakin menipis. Pembuatan bio-coke dapat dilakukan proses dry coke quenching untuk mencegah terjadinya crack pada kokas, meningkatkan nilai kekuatan kokas, dan aktifitas kimia yang lebih sedikit saat pendinginan. Tujuan penelitian untuk mendapatkan bio-coke yang sesuai dengan standar kokas blast furnace. Limbah kayu angsana dilakukan proses karbonisasi menggunakan rotary kiln pada temperatur 500 C dengan kecepatan putaran kiln yaitu 20 rpm dan kemiringan mencapai 5 o . Produk karbonisasi biomassa berupa charcoal yang kemudian dilakukan blending dengan batubara coking coal. Briket hasil blending dengan penambahan molasse dan wood tar dilakukan proses rekarbonisasi pada temperatur 1100 o C selama 4 jam. Pendinginan bio-coke dilakukan dengan variasi media pendingin berupa air, oksigen terbatas, dan gas nitrogen. Ukuran optimum partikel charcoal untuk proses blending yaitu 50#. Bio-coke dengan penambahan wood tar 2,5% dan pendinginan dengan gas nitrogen dapat digunakan sebagai pengganti kokas konvensional pada blast furnace.

Item Type:

Thesis (S1)

Contributors: