Search for collections on EPrints Repository UNTIRTA

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA KAPAL CANTRANG DI PPI KRONJO, KABUPATEN TANGERANG

Mintarsih, Mimin (2024) KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA KAPAL CANTRANG DI PPI KRONJO, KABUPATEN TANGERANG. S1 thesis, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

[img] Text
Mimin_Mintarsih_4443200107_Fulltext.pdf
Restricted to Registered users only

Download (2MB)
[img] Text
Mimin Mintarsih_4443200107_CP.pdf
Restricted to Registered users only

Download (15MB)
[img] Text
Mimin_Mintarsih_4443200107_01.pdf
Restricted to Registered users only

Download (492kB)
[img] Text
Mimin_Mintarsih_4443200107_03.pdf
Restricted to Registered users only

Download (236kB)
[img] Text
Mimin_Mintarsih_4443200107_04.pdf
Restricted to Registered users only

Download (395kB)
[img] Text
Mimin_Mintarsih_4443200107_05.pdf
Restricted to Registered users only

Download (135kB)
[img] Text
Mimin_Mintarsih_4443200107_Ref.pdf
Restricted to Registered users only

Download (194kB)
[img] Text
Mimin_Mintarsih_4443200107_Lamp.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB)
[img] Text
Mimin_Mintarsih_4443200107_02_removed.pdf
Restricted to Registered users only

Download (322kB)

Abstract

Fishing operation increase the risk of accidents, as evidenced by the 15 accidents recorded by the Kronjo Fish Landing Base during 2015-2023, especially on cantrang fishing boats. Lack of mastery and skills of crew members can also cause vessel accidents. The study aims to analyze the potential hazards and risks faced by cantrang fishers at Kronjo Fish Landing Base. This research was conducted in March to April 2024 at Kronjo Fish Landing Base, Tangerang Regency, Banten Province, through interviews with 14 cantrang fishers. The data analysis used the HIRARC (Hazard Identification, Risk Assessment, and Risk Control) method. The boat dimensions range from 6-30 GT are equipped with 5-10 life jackets, five visual cues, and 1 light fire extinguishers. All boats also equipped with first aid kits and navigation tools such as GPS, compass, and radio. There are shortcomings in occupational safety and health aspects, such as only five fishermen have insurance and ten fishers already registered with the Employment Social Security Administration or BPJS Ketenagakerjaan. The risk level of cantrang boats consists of three units in the low-risk category, seven in the moderate-risk category, and four in the high-risk category. Several methods could be applied to manage the risk i.e. stopping the equipment or source of danger, replacing hazardous materials with safer ones, changing the design of the workplace or equipment to make it safer, implementing standard operational procedures reduce risks, and using personal protective equipment to reduce the severity of the hazard.

Item Type: Thesis (S1)
Contributors:
ContributionContributorsNIP/NIM
Thesis advisorSusanto, Adi198309202010121004
Thesis advisorSyafrie, Hendrawan198604262020121008
Additional Information: Aktivitas nelayan yang melakukan operasi penangkapan ikan di berbagai kondisi perairan berpotensi meningkatkan risiko kecelakaan di laut. Meskipun telah ada peraturan mengenai keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di atas kapal, namun data dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menunjukkan 31% kecelakaan pelayaran pada periode 2019-2020 melibatkan kapal penangkap ikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis potensi bahaya dan menilai risiko yang dihadapi oleh nelayan kapal cantrang di PPI Kronjo serta merumuskan strategi pengendalian risiko yang efektif untuk diterapkan pada perikanan cantrang. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-April 2024 di PPI Kronjo, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, melalui wawancara langsung pada 14 kapal cantrang di perairan Kronjo. Pengolahan dan analisis data dilakukan di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Data primer diperoleh melalui observasi dan wawancara. Analisis data yang digunakan adalah metode HIRARC (Hazard Identification, Risk Assessment, and Risk Control). Pada aktivitas setting, risiko utama adalah kaki terlilit tali yang dapat menyebabkan nelayan tergelincir dan jatuh ke laut saat jaring diturunkan. Hal ini dimungkinkan karena kapal tetap melaju, dan dek yang licin menambah potensi bahaya. Penyiapan mesin gardan dan penataan tali selambar juga berisiko menyebabkan cedera akibat terhantam alat dan tubuh tergulung di hauler. Selama hauling, penarikan sayap dan badan jaring menghadirkan bahaya dari tali kusut dan tali putus, yang dapat menyebabkan tubuh terlilit atau terhantam tali. Penarikan dan pembongkaran kantong berisiko menyebabkan pingsan akibat tertimpa kantong. Proses penyortiran memiliki risiko demam akibat tertusuk hewan berduri dan beracun. Aktivitas lain di kapal, seperti memasak, istirahat, dan bongkar muat hasil tangkapan, juga berpotensi berbahaya. Memasak saat ombak besar dapat menyebabkan luka bakar akibat minyak panas yang tumpah dan kebakaran. Pengendalian risiko dilakukan pada pra, saat, dan pasca operasi penangkapan ikan. Sebelum penangkapan, risiko dikurangi dengan memprediksi cuaca, memeriksa mesin, mempersiapkan peralatan keselamatan. Selama operasi, hirarki pengendalian risiko diterapkan melalui eliminasi, substitusi, rekayasa, administrasi, dan penggunaan alat pelindung diri (APD). Pasca operasi, manajemen perawatan seperti pembersihan, pembuangan limbah, penanganan tumpahan, dan perbaikan kerusakan dilakukan untuk menjaga keselamatan dan efisiensi penangkapan.
Uncontrolled Keywords: cantrang, fishers, HIRARCH, risk
Subjects: S Agriculture > SH Aquaculture. Fisheries. Angling
Divisions: 04-Fakultas Pertanian > 54244-Program Studi Ilmu Perikanan
04-Fakultas Pertanian
Depositing User: MS MIMIN MINTARSIH
Date Deposited: 10 Aug 2024 14:35
Last Modified: 10 Aug 2024 14:35
URI: http://eprints.untirta.ac.id/id/eprint/39529

Actions (login required)

View Item View Item