Search for collections on EPrints Repository UNTIRTA

ANALISIS KEMAMPUAN LITERASI NUMERASI SISWA MTs DALAM MENYELESAIKAN SOAL TIPE ASESMEN KOMPETENSI MINIMUM (AKM) DOMAIN GEOMETRI DAN PENGUKURAN BERDASARKAN TAKSONOMI SOLO DITINJAU DARI ADVERSITY QUOTIENT (AQ)

ISNAINTRI, ENDAH (2024) ANALISIS KEMAMPUAN LITERASI NUMERASI SISWA MTs DALAM MENYELESAIKAN SOAL TIPE ASESMEN KOMPETENSI MINIMUM (AKM) DOMAIN GEOMETRI DAN PENGUKURAN BERDASARKAN TAKSONOMI SOLO DITINJAU DARI ADVERSITY QUOTIENT (AQ). Master thesis, UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA.

[img] Text
Endah Isnaintri_7778220004_Fulltext.pdf
Restricted to Registered users only

Download (16MB)
[img] Text
Endah Isnaintri_7778220004_CP.pdf
Restricted to Registered users only

Download (28MB)
[img] Text
Endah Isnaintri_7778220004_01.pdf
Restricted to Registered users only

Download (881kB)
[img] Text
Endah Isnaintri_7778220004_02.pdf
Restricted to Registered users only

Download (436kB)
[img] Text
Endah Isnaintri_7778220004_03.pdf
Restricted to Registered users only

Download (546kB)
[img] Text
Endah Isnaintri_7778220004_04.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB)
[img] Text
Endah Isnaintri_7778220004_05.pdf
Restricted to Registered users only

Download (264kB)
[img] Text
Endah Isnaintri_7778220004_Ref.pdf
Restricted to Registered users only

Download (277kB)
[img] Text
Endah Isnaintri_7778220004_Lamp.pdf
Restricted to Registered users only

Download (14MB)

Abstract

The Merdeka Curriculum responds to the dynamics and competition of society 5.0, emphasizing the importance of student literacy and numeracy. Numeracy literacy is not only crucial academically but also essential in daily life, particularly in the current digital era. SOLO Taxonomy evaluates student understanding levels, while Adversity Quotient (AQ) indicates resilience. This study aims to describe the numeracy literacy skills of MTs students in solving Minimum Competency Assessment (AKM) geometry problems using SOLO Taxonomy and AQ. It employs qualitative research methods, including written tests and interviews. Data analysis utilizes QSR NVivo 12 Plus software. The study subjects are eighth-grade students at MTs Negeri 2 Pandeglang, divided into three categories: climbers, campers, and quitters. The climber subjects demonstrate high numeracy skills at the knowing, applying, and reasoning levels. They handle various levels of problem difficulty and integrate mathematical concepts in various contexts. However, at the prestructural level, there are errors in understanding basic concepts. At the unistructural and multistructural levels, they handle some task aspects well, though not fully integrating them. At the relational level, they exhibit high analytical abilities with some calculation errors. At the extended abstract level, they can generalize and connect ideas in a broader context. The camper subjects demonstrate good proficiency at the knowing and applying levels, employing suitable strategies and clear mathematical formulas. Although capable of linking previous materials, they remain unsure of their answers. At the prestructural level, understanding of the problem is insufficient. At the unistructural level, they can identify one task aspect correctly. At the multistructural level, they can identify several task aspects but have not fully integrated them. At the relational level, they provide structured and logical solutions, yet haven't reached precise predictions at the extended abstract level. Campers tend to be content with current achievements without reaching their full potential. The quitter subjects can only solve problems at the knowing level. At the prestructural level, they often provide irrelevant or inaccurate answers. At the unistructural level, they can understand one aspect of the material but fail to integrate concepts comprehensively. At the multistructural and relational levels, they cannot connect various concepts coherently, and at the extended abstract level, they cannot make generalizations or abstractions from the learned concepts. This research found that climbers demonstrate high numeracy skills across various levels of the SOLO taxonomy, campers exhibit adequate proficiency but need to enhance confidence and ability to relate mathematical concepts to broader contexts, and quitters require a learning approach focused on understanding basic concepts and improving perseverance in solving mathematical problems. Suggestions from this study include enhancing students' precision, resilience, and self-confidence, deepening numeracy concepts understanding, supporting students in developing numeracy skills by teachers, and conducting further research on factors influencing students' numeracy literacy supported by qualitative data analysis technology. Recommendations include exploring the influence of psychological factors on numeracy literacy, using innovative teaching methods, and comparing students' numeracy literacy skills across various educational contexts.

Item Type: Thesis (Master)
Contributors:
ContributionContributorsNIP/NIM
Thesis advisorNINDIASARI, HEPSI197803212005012002
Thesis advisorYUHANA, YUYU196508141991031004
Additional Information: Kurikulum Merdeka Belajar merupakan respon terhadap dinamika dan persaingan di era society 5.0 yang semakin mempertegas pentingnya literasi dan numerasi siswa. Literasi numerasi tidak hanya penting dalam konteks akademis, tetapi juga esensial dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam era digital sekarang ini. Taksonomi SOLO membantu mengevaluasi tingkat pemahaman siswa, sementara Adversity Quotient (AQ) menunjukkan daya tahan dalam menghadapi kesulitan. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan kemampuan literasi numerasi siswa MTs dalam menyelesaikan soal tipe Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) domain geometri dan pengukuran berdasarkan taksonomi SOLO yang ditinjau dari Adversity Quotient (AQ). Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dengan metode pengumpulan data berupa tes tertulis dan wawancara. Analisis data pada penelitian menggunakan software QSR NVivo 12 Plus. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII MTs Negeri 2 Pandeglang. Subjek dibagi menjadi tiga kategori yaitu climber, camper, dan quitter. Subjek climber menunjukkan kemampuan numerasi tinggi pada level knowing, applying, dan reasoning. Mampu menangani berbagai tingkat kesulitan soal dan mengintegrasikan konsep matematika dalam berbagai konteks. Namun, pada level prestruktural, terdapat kesalahan dalam pemahaman konsep dasar. Pada level unistruktural dan multistruktural, mampu menangani beberapa aspek tugas dengan baik, meskipun belum sepenuhnya mengintegrasikannya. Pada level relational, menunjukkan kemampuan analitis tinggi dengan beberapa kesalahan penghitungan. Pada level extended abstract, mampu membuat generalisasi dan menghubungkan ide dalam konteks lebih luas. Subjek camper menunjukkan kemampuan yang baik pada level knowing dan applying, menggunakan strategi yang sesuai dan rumus matematika dengan jelas. Meskipun mampu mengaitkan materi sebelumnya tetapi masih kurang yakin dengan jawabannya. Pada level prestruktural, pemahaman terhadap soal kurang memadai. Pada level unistruktural, dapat mengidentifikasi satu aspek tugas dengan benar. Pada level multistruktural, dapat mengidentifikasi beberapa aspek soal tetapi belum mengintegrasikannya. Pada level relational, memberikan solusi terstruktur dan logis, namun belum mencapai prediksi tepat pada level extended abstract. Camper cenderung puas dengan pencapaian saat ini dan tanpa mencapai potensi maksimal. Subjek quitter hanya mampu menyelesaikan soal pada level knowing. Pada level prestruktural, sering memberikan jawaban tidak relevan atau tidak akurat. Pada level unistruktural, dapat memahami satu aspek dari materi tetapi gagal mengintegrasikan konsep secara komprehensif. Pada level multistruktural dan relational, tidak mampu menghubungkan berbagai konsep secara koheren, dan pada level extended abstract, tidak mampu membuat generalisasi atau abstraksi dari konsep yang dipelajari. Penelitian ini menemukan bahwa Climber memiliki kemampuan numerasi yang tinggi dan berada pada berbagai level taksonomi SOLO, camper menunjukkan kemampuan memadai tetapi perlu meningkatkan kepercayaan diri dan kemampuan mengaitkan konsep matematika dengan konteks lebih luas dan quitter memerlukan pendekatan pembelajaran yang fokus pada pemahaman konsep dasar serta peningkatan ketekunan dalam menyelesaikan masalah matematika. Saran dari penelitian ini meliputi agar siswa dapat meningkatkan ketelitian, daya juang dan kepercayaan diri, guru mulai memahamkan konsep numerasi secara mendalam dan mendukung siswa dalam mengembangkan kemampuan numerasinya, serta bagi peneliti lainnya dapat dilakukan penelitian lebih lanjut tentang faktor yang mempengaruhi literasi numerasi siswa dengan didukung oleh teknologi analisis data kualitatif. Rekomendasi yang dapat diberikan diantaranya eksplorasi pengaruh faktor psikologis terhadap literasi numerasi, menggunakan metode pembelajaran inovatif untuk meningkatkan literasi numerasi serta membandingkan kemampuan literasi numerasi siswa di berbagai konteks pendidikan.
Uncontrolled Keywords: Numeracy, Assessment, Geometry, Adversity Quotient, SOLO Taxonomy Numerasi, Asesmen, Geometri, Adversity Quotient, Taksonomi SOLO
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > BF Psychology
L Education > L Education (General)
L Education > LB Theory and practice of education > LB1603 Secondary Education. High schools
Divisions: 02-Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
08-Pascasarjana > 84102-Magister Pendidikan Matematika
Depositing User: Mrs Endah Isnaintri
Date Deposited: 12 Aug 2024 10:24
Last Modified: 12 Aug 2024 10:24
URI: http://eprints.untirta.ac.id/id/eprint/38890

Actions (login required)

View Item View Item