Search for collections on EPrints Repository UNTIRTA

PELIMPAHAN HAK HADHANAH BAGI ANAK YANG BELUM MUMAYYIZ KEPADA AYAH KANDUNG TERHADAP ISTRI YANG MENIKAH LAGI DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2019 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN DAN KOMPILASI HUKUM ISLAM (Studi Putusan Pengadilan Tinggi Agama Banten Perkara No. 98/Pdt.G/2022/PTA.Btn)

Nada Fitriani, Ratu (2024) PELIMPAHAN HAK HADHANAH BAGI ANAK YANG BELUM MUMAYYIZ KEPADA AYAH KANDUNG TERHADAP ISTRI YANG MENIKAH LAGI DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2019 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN DAN KOMPILASI HUKUM ISLAM (Studi Putusan Pengadilan Tinggi Agama Banten Perkara No. 98/Pdt.G/2022/PTA.Btn). S1 thesis, UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA.

[img] Text (SKRIPSI)
RATU NADA FITRIANI_1111200373_FULL TEXT.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB)
[img] Text
RATU NADA FITRIANI_1111200373_01.pdf
Restricted to Registered users only

Download (2MB)
[img] Text
RATU NADA FITRIANI_1111200373_02.pdf
Restricted to Registered users only

Download (472kB)
[img] Text
RATU NADA FITRIANI_1111200373_03.pdf
Restricted to Registered users only

Download (357kB)
[img] Text
RATU NADA FITRIANI_1111200373_04.pdf
Restricted to Registered users only

Download (453kB)
[img] Text
RATU NADA FITRIANI_1111200373_05.pdf
Restricted to Registered users only

Download (204kB)
[img] Text
RATU NADA FITRIANI_1111200373_REFF.pdf
Restricted to Registered users only

Download (539kB)
[img] Text
RATU NADA FITRIANI_1111200373_LAMP.pdf
Restricted to Registered users only

Download (201kB)

Abstract

The problem in this research is based on the provisions of Article 41 of the Marriage Law, as a result of the dissolution of a marriage due to divorce, either the mother or the father is still obliged to care for and educate their children. The next provision is contained in Article 105 of the Compilation of Islamic Law, in the event of a divorce, the maintenance of a child who is not yet mummayyiz (not yet 12 years old) according to Article 105 KHI is the right of the mother. Meanwhile, in the case of this research, the hadhanah right for a child who is not yet mummayyiz falls to the biological father. The identification of the problem in this research is how the delegation of hadhanah rights for children who have not yet mummayiz to biological fathers for wives who remarry is reviewed from Law Number 16 of 2019 concerning Amendments to Law Number 1 of 1974 concerning Marriage and the Compilation of Islamic Law and how the judge's considerations regarding the right to hadhanah for children who are not yet mummayiz to the biological father of a wife who remarries in Decision no. 98/Pdt.G/2022/PTA.Btn. This research uses the theory of legal certainty and justice and uses normative juridical methods and is analyzed qualitatively. The results of this research are in determining child custody by prioritizing the interests of the child's future, not just the interests of the parents. The conclusion in this research is that the judge in this case considered the facts revealed in the trial. In fact, in their daily lives, these two children are more often in the care of their father, and the children's ability to adapt is more difficult than adults, so for the welfare of the two children, it is better to maintain their current situation, namely remaining in their father's care. Even though it is regulated in Article 105 of the Compilation of Islamic Law that the care of children who are not yet mummayiz is under the care of their mother.

Item Type: Thesis (S1)
Contributors:
ContributionContributorsNIP/NIM
Thesis advisorTahir, Palmawati195902031986012002
Thesis advisorMuslih, Muhamad198809052020121002
Additional Information: Permasalahan dalam penelitian ini didasarkan pada ketentuan Pasal 41 Undang-Undang Perkawinan, akibat putusnya perkawinan karena perceraian baik ibu atau bapak tetap berkewajiban memelihara dan mendidik anak-anaknya. Ketentuan selanjutnya terdapat dalam Pasal 105 Kompilasi Hukum Islam, Jika terjadi perceraian, pemeliharaan anak yang belum mumayyiz (belum 12 tahun) menurut Pasal 105 KHI adalah hak ibunya Sedangkan dalam penelitian ini hak hadhanah untuk anak yang belum mummayiz jatuh kepada ayah kandungnya. Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pelimpahan hak hadhanah bagi anak yang belum mummayiz kepada ayah kandung terhadap istri yang menikah lagi ditinjau dari Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan dan Kompilasi Hukum Islam dan bagaimana pertimbangan hakim mengenai hak hadhanah bagi anak yang belum mummayiz kepada ayah kandung terhadap istri yang menikah lagi dalam Putusan No. 98/Pdt.G/2022/PTA.Btn. Penelitian ini menggunakan teori kepastian hukum dan keadilan serta menggunakan metode yuridis normatif dan dianalisis secara kualitatif. Hasil dalam penelitian ini adalah dalam menetapkan hak asuh anak dengan mengutamakan kepentingan masa depan anak bukan hanya kepentingan orang tua. Kesimpulan dalam penelitian ini bahwa hakim dalam hal ini mempertimbangkan fakta yang terungkap dalam persidangan. Faktanya, kedua anak tersebut dalam kesehariannya lebih sering dalam pengasuhan Terbanding selaku ayahnya kemudian kemampuan anak untuk beradaptasi lebih sulit dibandingkan dengan orang dewasa sehingga untuk kesejahteraan kedua anak tersebut lebih baik tetap mempertahankan keadaan saat ini yakni tetap berada dalam pengasuhan ayahnya. Meskipun telah diatur dalam Pasal 105 Kompilasi Hukum Islam bahwa pemeliharaan anak yang belum mummayiz berada dalam pengasuhan ibunya.
Uncontrolled Keywords: Delegation, Hadhanah, Mumayyiz Pelimpahan, Hadhanah, Mumayyiz
Subjects: K Law > K Law (General)
Divisions: 01-Fakultas Hukum
01-Fakultas Hukum > 74201-Program Studi Ilmu Hukum
Depositing User: Ratu Nada Fitriani
Date Deposited: 11 Jun 2024 09:58
Last Modified: 11 Jun 2024 09:58
URI: http://eprints.untirta.ac.id/id/eprint/36097

Actions (login required)

View Item View Item