Rohman, Aldi (2024) KONSISTENSI KONSTITUSIONALITAS PENERAPAN VERIFIKASI FAKTUAL PARTAI POLITIK CALON PESERTA PEMILU PASCA PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR 55/PUU-XVIII/2020 DITINJAU DARI UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945. S1 thesis, UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA.
Text (skripsi)
Aldi Rohman_1111190245_Fulltext.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) |
|
Text (skripsi)
Aldi Rohman_1111190245_01.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) |
|
Text (skripsi)
Aldi Rohman_1111190245_02.pdf Restricted to Registered users only Download (413kB) |
|
Text (skripsi)
Aldi Rohman_1111190245_03.pdf Restricted to Registered users only Download (373kB) |
|
Text (skripsi)
Aldi Rohman_1111190245_04.pdf Restricted to Registered users only Download (389kB) |
|
Text (skripsi)
Aldi Rohman_1111190245_05.pdf Restricted to Registered users only Download (49kB) |
|
Text (skripsi)
Aldi Rohman_1111190245_Ref.pdf Restricted to Registered users only Download (245kB) |
|
Text (skripsi)
Aldi Rohman_1111190245_Lamp.pdf Restricted to Registered users only Download (464kB) |
Abstract
The Constitutional Court Decision 55/PUUXVIII/2020 has presented a new interpretation and has consequences for the political party registration process for the 2024 elections, because it will be different from the practice in the 2019 elections due to the Constitutional Court's decision which is not consistent with previous decisions. Exempting parliamentary political parties (passing the 4% Parliamentary threshold) from factual verification has the potential to erode the party culture that is rooted in society into oligarchy. There are two problem identifications, namely, how is the Constitutional Consistency of the Constitutional Court Decision Number 55 / PUU-XVIII / 2020 related to the Factual Verification of Political Parties Candidates for Elections in terms of the 1945 Constitution of the Republic of Indonesia; and How are the implications of the Constitutional Court's Decision related to guarantees of legal certainty and equal treatment of Factual Verification of Political Parties as candidates for elections. The theories used in this research are the rule of law and judicial review. The method used in this research is normative juridical with the research specification is descriptive analytical and the data sources used are secondary data sources. The results of this study are first, the verdict is contradictory and inconsistent with previous jurisprudence as stated in Constitutional Court Decision Number 52/PUU-X/2012 and Constitutional Court Decision Number 53/PUU-XV/2017, dissenting opinion of the judge. Second, after the Constitutional Court Decision Number 55/PUU-XVIII/2020, it affects the verification of political parties for the 2024 general election, which eliminates factual verification for parliamentary political parties that have passed administrative verification so that factual verification is only applied to political parties that have not fulfilled factual verification and new political parties.
Item Type: | Thesis (S1) | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Contributors: |
|
|||||||||
Additional Information: | Putusan MK 55/PUUXVIII/2020 telah menghadirkan tafsir baru dan membawa konsekuensi pada proses pendaftaran partai politik untuk pemilu tahun 2024, karena akan berbeda dengan praktik pada Pemilu tahun 2019 lalu akibat putusan MK yang tidak konsisten dengan putusan-putusan sebelumnya. Membebaskan partai politik parlemen (lolos Parlementary threshold 4%) dari verifikasi faktual berpotensi mengikis budaya partai yang mengakar pada masyarakat menjadi oligarki. Terdapat dua identifikasi masalah yaitu, bagaimana Konsistensi Konstitusionalitas Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 55/PUU-XVIII/2020 terkait dengan Verifikasi Faktual Partai Politik Calon Peserta Pemilu ditinjau dari Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945; serta Bagaimana implikasi Putusan Mahkamah Konstitusi terkait jaminan kepastian hukum dan perlakuan sama terhadap Verifikasi Faktual Partai Politik calon peserta Pemilu. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah negara hukum dan pengujian undang-undang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis normatif dengan spesifikasi penelitian adalah deskriptif analitis dan sumber data yang digunakan adalah sumber data sekunder. Hasil penelitian ini pertama, amar putusan tersebut bersifat bertolak belakang dan tidak konsisten dengan yurisprudensi terdahulu sebagaimana tercantum dalam Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 52/PUU-X/2012 dan Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 53/PUU-XV/2017, dissenting opinion hakim. Kedua, pasca Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 55/PUU-XVIII/2020 berpengaruh pada verifikasi partai politik Pemilihan umum Tahun 2024 yang meniadakan verifikasi faktual bagi partai politik parlemen yang telah lolos verifikasi administrasi sehingga verifikasi faktual hanya diberlakukan pada partai politik yang belum memenuhi verifikasi faktual dan partai politik baru. | |||||||||
Uncontrolled Keywords: | Constitutional Court Decision, Political Party Verification, Elections Putusan Mahkamah Konstitusi, Verifikasi Partai Politik, Pemilu | |||||||||
Subjects: | K Law > K Law (General) K Law > KZ Law of Nations |
|||||||||
Divisions: | 01-Fakultas Hukum 01-Fakultas Hukum > 74201-Program Studi Ilmu Hukum |
|||||||||
Depositing User: | Mr Aldi Rohman | |||||||||
Date Deposited: | 10 Jun 2024 16:30 | |||||||||
Last Modified: | 10 Jun 2024 16:30 | |||||||||
URI: | http://eprints.untirta.ac.id/id/eprint/36066 |
Actions (login required)
View Item |