KHAERUN NISA, SATYA (2024) PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA TERHADAP PELAKU PENIPUAN DENGAN MODUS JASA TITIP TIKET KONSER NCT DREAM MELALUI MEDIA SOSIAL TWITTER (STUDI PADA WILAYAH HUKUM KEPOLISIAN SEKTOR PAGEDANGAN). S1 thesis, UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA.
Text (SKRIPSI)
SATYA KHAERUN NISA_1111200127_FULL TEXT.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) |
|
Text
SATYA KHAERUN NISA_1111200127_01.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) |
|
Text
SATYA KHAERUN NISA_1111200127_02.pdf Restricted to Registered users only Download (599kB) |
|
Text
SATYA KHAERUN NISA_1111200127_03.pdf Restricted to Registered users only Download (500kB) |
|
Text
SATYA KHAERUN NISA_1111200127_04.pdf Restricted to Registered users only Download (529kB) |
|
Text
SATYA KHAERUN NISA_1111200127_05.pdf Restricted to Registered users only Download (338kB) |
|
Text
SATYA KHAERUN NISA_1111200127_REF.pdf Restricted to Registered users only Download (553kB) |
|
Text
SATYA KHAERUN NISA_1111200127_LAMP.pdf Restricted to Registered users only Download (731kB) |
Abstract
The increasingly rapid development of technology makes everything feel easier, for example the existence of social media (Twitter) which is an example of this progress which is often used by k-popers as a medium to buy all goods related to their idols. The ease of using technology makes it possible for someone to carry out fraud in a sophisticated form and convince the victim. An example is the case of NCT Dream concert ticket fraud using the entrustment service via Twitter social media. This research was conducted to find out what criminal responsibility there is for perpetrators of NCT Dream concert ticket fraud using the entrustment service mode and to find out what the criminal sanctions are for perpetrators of criminal cases of NCT Dream concert ticket fraud using the entrustment service mode. The research method used is a normative juridical method, namely by examining library legal materials or secondary data, namely data that refers to legal norms in statutory regulations, legal theories and using primary data as supporting data, namely conducting field research by means of interviews with the parties concerned. The results of this research are that the perpetrator can be held accountable for his actions based on Article 28 paragraph (1) of the ITE Law because the fraud was carried out online, namely through social media as a means of promotion and transaction. Even though the article does not explain specifically, perpetrators can still use it as a form of criminal responsibility because the context of the ITE Law is to protect consumers. And, regarding criminal sanctions against perpetrators of fraud using the method of entrusting NCT Dream concert tickets via social media, the police together with the prosecutor applied Article 378 of the Criminal Code with a maximum criminal sanction of 4 (four) years in prison where the perpetrator should be subject to a heavier sentence under Article 45 paragraph (1) of the ITE Law with a maximum criminal sanction of 6 (six) years in prison and a maximum fine of 1 (one) billion rupiah.
Item Type: | Thesis (S1) | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Contributors: |
|
|||||||||
Additional Information: | Perkembangan teknologi yang semakin pesat tersebut membuat segala hal menjadi terasa mudah, misal adanya sosial media (Twitter) yang merupakan contoh dari kemajuan tersebut yang sering digunakan k-popers sebagai media untuk membeli segala barang yang berhubungan dengan idolanya. Kemudahan menggunakan teknologi itu sangat memungkinkan bagi seseorang untuk melakukan penipuan dalam bentuk yang canggih dan meyakinkan korban. Sebagai contoh adalah kasus penipuan tiket konser NCT Dream dengan modus jasa titip melalui media sosial twitter. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana pertanggungjawaban pidana terhadap pelaku penipuan tiket konser NCT Dream dengan modus jasa titip dan mengetahui bagaimana sanski pidana terhadap pelaku tindak pidana kasus penipuan tiket konser NCT Dream dengan modus jasa titip. Metode penelitian yang digunakan adalah metode yuridis normatif yaitu dengan cara meneliti bahan hukum pustaka atau data sekunder yaitu data-data yang mengacu kepada norma hukum dalam peraturan perundang- undangan, teori-teori hukum dan menggunakan data primer sebagai data pendukung yaitu melakukan penelitian lapangan dengan cara wawancara pada pihak-pihak yang bersangkutan. Adapun hasil dari penelitian ini adalah dapat pelaku dapat mempertanggungjawabkan perbuatannya berdasarkan Pasal 28 ayat (1) UU ITE karena penipuannya dilakukan secara online yakni melalui media sosial sebagai sarana promosi hingga transaksi. Walaupun, pasal tersebut tidak menjelaskan secara spesifik, namun tetap dapat digunakan pelaku sebagai bentuk pertanggungjawaban pidananya karena konteks dalam UU ITE tersebut adalah untuk melindungi konsumen. Dan, mengenai sanksi pidana terhadap pelaku penipuan dengan modus jasa titip tiket konser NCT Dream melalui media sosial, polisi bersama dengan jaksa menerapkan Pasal 378 KUHP dengan sanksi pidananya paling lama 4 (empat) tahun penjara dimana seharusnya pelaku dapat terjerat hukuman yang lebih berat dengan Pasal 45 ayat (1) UU ITE dengan sanksi pidananya paling lama 6 (enam) tahun penjara dan denda paling banyak 1 (satu) miliar rupiah. | |||||||||
Uncontrolled Keywords: | Criminal responsibility, Fraud, Criminal Sanctions. Pertanggungjawaban Pidana, Penipuan, Sanksi Pidana. | |||||||||
Subjects: | K Law > K Law (General) | |||||||||
Divisions: | 01-Fakultas Hukum 01-Fakultas Hukum > 74201-Program Studi Ilmu Hukum |
|||||||||
Depositing User: | Unnamed user with email [email protected] | |||||||||
Date Deposited: | 22 Mar 2024 11:40 | |||||||||
Last Modified: | 22 Mar 2024 11:40 | |||||||||
URI: | http://eprints.untirta.ac.id/id/eprint/34319 |
Actions (login required)
View Item |