Search for collections on EPrints Repository UNTIRTA

EFEK PENGKAYAAN INULIN PADA Artemia sp. TERHADAP PERKEMBANGAN LARVA IKAN MAS SINYONYA (Cyprinus carpio)

RIDHA ALFAHMI AMIN, MUHAMAD (2024) EFEK PENGKAYAAN INULIN PADA Artemia sp. TERHADAP PERKEMBANGAN LARVA IKAN MAS SINYONYA (Cyprinus carpio). S1 thesis, UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA.

[img] Text
Muhamad Ridha Alfahmi Amin_4443190074_Fulltext.pdf
Restricted to Registered users only

Download (2MB)
[img] Text
Muhamad Ridha Alfahmi Amin_4443190074_CP.pdf
Restricted to Registered users only

Download (8MB)
[img] Text
Muhamad Ridha Alfahmi Amin_4443190074_01.pdf
Restricted to Registered users only

Download (508kB)
[img] Text
Muhamad Ridha Alfahmi Amin_4443190074_02.pdf
Restricted to Registered users only

Download (134kB)
[img] Text
Muhamad Ridha Alfahmi Amin_4443190074_03.pdf
Restricted to Registered users only

Download (263kB)
[img] Text
Muhamad Ridha Alfahmi Amin_4443190074_04.pdf
Restricted to Registered users only

Download (585kB)
[img] Text
Muhamad Ridha Alfahmi Amin_4443190074_05.pdf
Restricted to Registered users only

Download (30kB)
[img] Text
Muhamad Ridha Alfahmi Amin_4443190074_Ref.pdf
Restricted to Registered users only

Download (128kB)
[img] Text (SKRIPSI)
Muhamad Ridha Alfahmi Amin_4443190074_Lamp.pdf
Restricted to Registered users only

Download (801kB)

Abstract

Inulin is a prebiotic provides important benefits in the body because it can bind water from several important polysaccharides in retaining water in the stomach. The study aims to evaluate the effect of Artemia sp. enrichment using inulin with different doses on development of Sinyonya carp larvae. Sinyonya carp larvae in this study had an average initial length of 0,75±0,01 cm and an average initial weight of 0,07±0,001 g. Larvae were reared in an aquarium with a water volume of 15 L for 25 days. Artemia sp. the enrichment process using inulin was carried out twice a day for four h of enrichment. This study used four treatments of inulin administration with three replications, treatment A: Artemia sp. without enriched (control), B: Artemia sp. enriched with 0,05 g/L inulin, C: Artemia sp. enriched with 0,06 g/L inulin, D: Artemia sp. enriched with 0,07 g/L inulin. The result showed that treatment D had the best result in improving the growth and development of Sinyonya carp larvae. The results of histology testing showed that the highest number of villi was found in treatment D dose of 0,07 g/L with the number of villi from the fifth, 10th, 15th, and 20th maintenance days, namely (7, 11, 17, and 27). Then followed by treatment C dose of 0,06 g/L which is as many as (5, 9, 15, and 23). Treatment B dose of 0,05 g/L was (5, 8, 13, and 20) and treatment A dose of 0 g/L was the treatment with the least number of villi, namely (3, 8, 12, and 19). The use of inulin in the enrichment of Artemia sp. at a dose of 0,07 g/L resulted in the highest absolute growth of length 0,69 ± 0,02 cm, the highest absolute weight growth of 0,56 ± 0,05 g, the highest specific growth rate of length 2,76 ± 0,069%/day and the highest specific growth rate of weight 0,41 ± 0,046%/day.

Item Type: Thesis (S1)
Contributors:
ContributionContributorsNIP/NIM
Thesis advisorNOERKHAERIN PUTRA, ACHMAD198512022010121006
Thesis advisorANUGRAH AGUNG, LUKMAN198911042015041001
Additional Information: Ikan mas Sinyonya merupakan salah satu dari beberapa jenis ikan mas yang menjadi komoditas unggulan budidaya di Kabupaten Pandeglang. Dalam produksi ikan mas terdapat kendala. Salah satu kendala dalam produksi ikan mas yaitu tingkat kelangsungan hidup yang rendah dan pertumbuhan ikan yang relatif lambat. Hal ini diduga karena saluran pencernaan larva yang masih sangat sederhana sehingga belum mampu menyerap kandungan nutrisi dalam pakan secara maksimal, untuk itu diperlukan pakan yang bisa memenuhi kebutuhan nutrisi serta mudah dicerna oleh larva ikan mas. Untuk mengatasi masalah tersebut dapat dilakukan pengkayaan nutrisi Artemia sp. dengan menggunakan prebiotik inulin. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi efek pengkayaan Artemia sp. menggunakan inulin dengan dosis yang berbeda terhadap perkembangan larva ikan mas Sinyonya (Cyprinus carpio). Metode yang digunakan yaitu eksperimental yang telah dilaksanakan pada bulan Maret-April 2023. Metode yang digunakan yaitu eksperimen, rancangan yang digunakan yaitu rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 dosis perlakuan pemberian inulin dan 3 kali ulangan, yaitu pengkayaan inulin dosis 0 g/L, 0,05 g/L, 0,06 g/L, dan 0,07 g/L. Pemeliharaan ikan dilakukan di Laboratorium Budidaya Perairan, Program Studi Ilmu Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Ikan yang digunakan dalam penelitian ini adalah larva ikan mas Sinyonya umur 3 hari sebanyak 200 ekor dengan volume air 15 L per akuarium. Pemeliharaan dilakukan selama 25 hari dengan diberikan pakan secara at satiation atau sekenyangnya dengan frekuensi pemberian pakan sebanyak dua kali sehari yaitu pukul 09.00 dan 16.00 WIB. Parameter kualitas air yang diukur diantaranya suhu, pH, DO, dan ammonia. Hasil pengujian histologi mendapatkan hasil jumlah vili yang terbanyak yaitu terdapat perlakuan pada perlakuan D dosis 0,07 g/L dengan jumlah vili dari hari pemeliharaan ke 5, 10, 15, dan 20 yaitu (7, 11, 17, dan 27). Kemudian diikuti oleh perlakuan C dosis 0,06 g/L yaitu sebanyak (5, 9, 15, dan 23). Perlakuan B dosis 0,05 g/L sebanyak (5, 8, 13, dan 20) dan perlakuan A dosis 0 g/L menjadi perlakuan dengan jumlah vili paling sedikit yaitu sebanyak (3, 8, 12, dan 19). Hasil penelitian pengkayaan Artemia sp. menggunakan inulin pada pemeliharaan larva ikan mas Sinyonya secara signifikan (P<0,05) menghasilkan nilai pertumbuhan panjang mutlak, pertumbuhan bobot mutlak, laju pertumbuhan panjang spesifik, laju pertumbuhan bobot spesifik, dan tingkat kelangsungan hidup yang lebih baik dibandingkan dengan perlakuan tanpa pengkayaan inulin. iv Nilai pertumbuhan panjang mutlak paling tinggi terdapat pada perlakuan D dengan nilai 0,69 cm, kemudian diikuti secara berturut-turut oleh perlakuan C dan B dengan nilai 0,66 cm dan 0,65 cm. dan nilai paling kecil yaitu terdapat pada perlakuan A dengan nilai sebesar 0,57 cm. untuk nilai pertumbuhan bobot mutlak nilai yang paling tinggi didapat pada perlakuan D yaitu dengan nilai 0,56 g yang diikuti perlakuan C dan B dengan nilai masing-masing 0,46 g dan 0,39 g, perlakuan dengan nilai terkecil pada perlakuan A yaitu dengan nilai 0,33 g. Nilai laju pertumbuhan panjang spesifik tertinggi terdapat pada perlakuan D dosis inulin 0,07 g/L dengan nilai 2,76%/hari, kemudian diikuti perlakuan C dosis inulin 0,06 g/L dengan nilai 2,69%/hari, kemudian perlakuan B dosis inulin 0,05 g/L dengan nilai 2,65%/hari, dan nilai terkecil terdapat pada perlakuan A tanpa pengkayaan (0 g) dengan nilai 2,27%/hari. Nilai laju pertumbuhan bobot spesifik pada perlakuan D dengan dosis pengkayaan inulin 0,07 g/L mendapatkan nilai paling tinggi yaitu sebesar 0,41%/hari, kemudian diikuti perlakuan C dosis pengkayaan inulin 0,06 g/L dengan nilai 0,27%/hari, kemudian perlakuan B dosis pengkayaan inulin 0,05 g/L dengan nilai 0,24%/hari dan terakhir nilai terkecil terdapat pada perlakuan A tanpa pengkayaan inulin sebesar 0,13%/hari. Pada penelitian yang dilakukan selama 25 hari, nilai tingkat kelangsungan hidup yang paling baik terdapat pada perlakuan C dengan nilai sebesar 54,67%, kemudian diikuti perlakuan B dan D dengan nilai masing-masing sebesar 44,33% dan 42,33%. Perlakuan A tanpa pengkayaan inulin mendapatkan nilai terendah yaitu sebesar 34,44%. Hasil pengukuran bukaan mulut larva ikan mas Sinyonya pada semua perlakuan mendapatkan nilai bukaan mulut yang berbeda sesuai dengan perubahan morfologi tubuh dan bertambahnya umur. Bukaan mulut larva hari ke-0 semua perlakuan sama yaitu di angka 0,623 µm. Pada hari ke-5 nilai bukaan mulut larva terbesar terdapat pada perlakuan D yaitu 0,830 µm, diikuti perlakuan C dengan nilai 0,756 µm, perlakuan B 0,738 µm, dan terakhir perlakuan A 0,712 µm. pada larva hari ke-10 nilai bukaan mulut terbesar terdapat pada perlakuan D yaitu 0,919 µm, diikuti perlakuan C 0,907 µm, perlakuan B 0,892 µm, dan terakhir perlakuan A 0,882 µm. pada hari ke-15 nilai bukaan mulut larva terbesar terdapat pada perlakuan D yaitu 1,694 µm, diikuti perlakuan C 1,606 µm, perlakuan B 1,514 µm, dan terakhir perlakuan A 1,467 µm. Kemudian pada larva hari ke-20 nilai bukaan mulut terbesar terdapat pada perlakuan D yaitu 1,928 µm, diikuti perlakuan C 1,900 µm, perlakuan B 1,790 µm, dan terakhir perlakuan A 1,767 µm.
Uncontrolled Keywords: Artemia sp., Inulin, Larvae, Sinyonya carp Artemia sp., Inulin, Larva ikan mas Sinyonya
Subjects: Communication > Public Relations Science
Communication > Science Journalism
Divisions: 04-Fakultas Pertanian
04-Fakultas Pertanian > 54244-Program Studi Ilmu Perikanan
Depositing User: Mr Muhamad Ridha Alfahmi Amin
Date Deposited: 18 Mar 2024 11:04
Last Modified: 18 Mar 2024 11:04
URI: http://eprints.untirta.ac.id/id/eprint/34032

Actions (login required)

View Item View Item