Search for collections on EPrints Repository UNTIRTA

PERKEMBANGAN KESENIAN GAMBANG KROMONG SEBAGAI AKULTURASI BUDAYA TIONGHOA DAN BETAWI DI KECAMATAN TELUK NAGA TANGERANG 1967-2000

CAHYANI, DWI (2024) PERKEMBANGAN KESENIAN GAMBANG KROMONG SEBAGAI AKULTURASI BUDAYA TIONGHOA DAN BETAWI DI KECAMATAN TELUK NAGA TANGERANG 1967-2000. S1 thesis, UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA.

[img] Text
DWI CAHYANI_2288180026_ Fulltext.pdf
Restricted to Registered users only

Download (5MB)
[img] Text
DWI CAHYANI_2288180026_01.pdf
Restricted to Registered users only

Download (2MB)
[img] Text
DWI CAHYANI_2288180026_02.pdf
Restricted to Registered users only

Download (521kB)
[img] Text
DWI CAHYANI_2288180026_03.pdf
Restricted to Registered users only

Download (361kB)
[img] Text
DWI CAHYANI_2288180026_04.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB)
[img] Text
DWI CAHYANI_2288180026_05.pdf
Restricted to Registered users only

Download (191kB)
[img] Text
DWI CAHYANI_2288180026_ Lamp.pdf
Restricted to Registered users only

Download (3MB)
[img] Text
DWI CAHYANI_2288180026_ Reff.pdf
Restricted to Registered users only

Download (418kB)
[img] Text
DWI CAHYANI_2288180026_CP.pdf
Restricted to Registered users only

Download (37MB)

Abstract

The objectives of this research are: (1) Describe the initial development of the art of gambang Kromong in Teluknaga District, Tangerang Regency, (2) Describe the dynamics of Gambang Kromong as a performing art in 1967-2000, (3) Describe the acculturation values of Gambang Kromong. This research uses historical methods consisting of heuristics, criticism, interpretation and historiography. The theoretical approach used is acculturation from John W Berry. This research takes the boundaries of 1967 – 2000. In 1967 there was already the Gambang Kromong art group in the Tangerang area, more precisely in the Teluknaga sub-district area. This research will discuss the early developments in the birth of the Gambang Kromong art, the dynamics of Gambang Kromong as a performing art in 1967-2000 and the values of acculturation in the Gambang Kromong art, Teluknaga District. The results of the research reveal that the art of Gambang Kromong is an art that was formed during the era when the VOC occupied Indonesia, where landlords who had slaves or servants would have formed a group to entertain the landlord's guests. Chinese people use the Gambang Kromong not as entertainment but rather as a means of traditional Chinese ceremonies such as Ciao Tao and accompanying death processions. In 1967, this art had no influence from Law Number 14 of 1967 because art was enjoyed and could not be mixed with politics.

Item Type: Thesis (S1)
Contributors:
ContributionContributorsNIP/NIM
Thesis advisorFAUZAN, RIKZA198807112023211013
Thesis advisorRUSTAMANA, AGUS196510051989031021
Additional Information: Tujuan penelitian ini yaitu : (1) Mendeskripsikan Perkembangan awal lahirnya kesenian gambang kromong di Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang, (2) Mendeskripsikan Dinamika Gambang Kromong sebagai seni pertunjukan pada tahun 1967-2000, (3) Mendeskripsikan nilai-nilai akulturasi gambang kromong. Penelitian ini menggunakan metode historis yang terdiri dari heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Pendekatan teori yang digunakan adalah akulturasi menurut John W Berry. Penelitian ini mengambil batasan tahun 1967 – 2000, Pada tahun 1967 sudah adanya kelompok kesenian gambang kromong di daerah Tangerang lebih tepatnya di wilayah Kecamatan Teluknaga. Penelitian ini akan membahas terkait perkembangan awal lahirnya kesenian gambang kromong, Dinamika Gambang Kromong sebagai seni pertunjukan pada tahun 1967-2000 dan nilai-nilai akulturasi pada kesenian gambang kromong Kecamatan Teluknaga. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa kesenian gambang kromong merupakan kesenian yang terbentuk pada era VOC menduduki Indonesia, para tuan tanah yang memiliki budak atau pelayan pasti dijadikan kelompok untuk menghibur para tamu tuan tanah. Masyarakat tionghoa menggunakan gambang kromong bukan sebagai hiburan melainkankan dapat digunakan sebagai sarana upacara tradisi tionghoa seperti ciao tao dan mengiringi prosesi kematian. Kesenian ini pada tahun 1967 tidak adanya pengaruh dari undang-undang nomor 14 tahun 1967 dikarenakan kesenian itu dinikmati dan tidak bisa dicampurkan dengan politik.
Uncontrolled Keywords: Development, Gambang Kromong art, acculturation Perkembangan, kesenian gambang kromong, akulturasi
Subjects: C Auxiliary Sciences of History > C Auxiliary sciences of history (General)
G Geography. Anthropology. Recreation > G Geography (General)
Divisions: 02-Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
02-Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan > 87201-Jurusan Pendidikan Sejarah
Depositing User: Miss Dwi Cahyani
Date Deposited: 19 Mar 2024 14:39
Last Modified: 19 Mar 2024 14:39
URI: http://eprints.untirta.ac.id/id/eprint/33934

Actions (login required)

View Item View Item